“Maka Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka” (Kejadian
1:27).
Malam telah larut jalanan
begitu sepi kendaraan yang lalu lalang pun teramat jarang, di tepi jalan aku
menanti angkutan umum yang akan membawa aku ketempat tujuan yaitu rumahku.
Malam ini aku bekerja overtime karena jobnya harus selesai malam ini, lama aku
menanti angkutan akhirnya tiba juga angkutan yang di tunggu. Di dalamnya sudah
ada penumpang dua orang yang telah berumur dan asyik sekali mereka mengobrol,
inti dari perbincangan mereka adalah tentang hidup mereka yang telah lama tak
kunjung berubah padahal telah bekerja begitu kerasnya dan mereka membandingkan
kehidupan mereka dengan para pejabat yang pintar-pintar dan kekayaannya
berlimpah. Akhirnya mereka menarik kesimpulan bahwa hidup mereka telah di
takdirkan untuk susah dan kekurangan mereka adalah sebuah nasib dari kehidupan.
Akupun tertarik untuk mengikuti perbincangan mereka dan mengajukan satu
pertanyaan kepada mereka,
“Maaf pak, apakah benar bahwa
kemiskinan itu merupakan takdir dari Tuhan?” kataku.
Jawab salahsatunya “benar dik! Sebab itu kita
harus sabar dalam menjalaninya”,
aku pun menimpali “Maaf pak
bukannya di kitab suci di surah Ar’Rad dikatakan bahwa Allah tidak akan merubah
keadaan suatu kaum apabila mereka tidak merubah apa yang ada pada diri
mereka?”,
Jawab mereka”Memang Allah akan merubah nasib kita tapi semua juga sudah
menjadi Qodha dan Qodhar bagi manusia yang tertulis dalam kitab kehidupan yang
digenapi saat dibumi”.
“Benar pak semua perjalanan
hidup ditulis pada kitab kehidupan namun hakekatnya Allah telah menetapkan kepada
manusia untuk menjadi “penguasa” atau wakil Allah dalam mengurus taman bumi ini
maka itu Allah memilih manusia untuk menjadi Imam dan raja di bumi, jadi
ketetapan-Nya manusia sebagai Khalifah-Nya dan takdirnya mereka terlahir
sebagai apakah mereka?” lanjut aku “Tuhan menetapkan segala sesuatu adalah
penuh kebaikan bagi manusia tidak ada satupun Tuhan mengingini manusia dalam
kesusahan hidup. Namun Tuhan akan merubah keadaan manusia itu sendiri apabila
mereka berbalik kepada-Nya dan mengikuti jalan, hidup dan kebenaran-Nya”.
“Intinya Tuhan ijinkan segala
sesuatu yang terlihat “buruk” dalam mata manusia semua itu adalah ujian
keimanan bagi setiap kita, jadi pak kemiskinan itu bukan suatu takdir yang
ditetapkan bagi manusia. Dan satu lagi pejabat atau siapapun yang terlihat
hidup mewah serta mungkin “berbuat curang” dimata kita biarlah Tuhan yang
mengahkimi karena kita bukan untuk menghakimi namun kita hidup harus menjadi
terang bagi kehidupan serta menjadi garam bagi dunia ini, dan tentunya di surah
Al-Fajr tersirat, maka perhatikanlah makananmu yang maknanya perhatikan
asal dari mana makanan itu kita peroleh. Apakah didapatkan dari yang benar
ataukah dari cara yang tidak di berkati oleh Tuhan.”. Keduanya mengangguk-angguk, dalam hati aku
berharap mereka mendapatkan pengertian akan kebenaran jalan-Nya, sebelum
mengakhiri perbincangan aku sampaikan pernohonan maaf ku apabila
perbincangannya kurang berkenan dan aku sampaikan tetap setia dan taat
kepada-Nya.
Sesampainya di rumah setelah
bersih-bersih seluruh badanku, aku renungkan perbincangan tadi karena yakin
Allah sedang mengajari aku lewat kedua orang tersebut dan teringatlah aku akan
Kitab Ulangan 11:26 dimana Tuhan berkata tentang kehidupan untuk kita yang mana
kehidupan itu adalah keberuntungan. Di Kejadian jelas sekali bahwa Allah
menciptakan kita menurut gambar dan rupa-Nya, dan menjadikan manusia itu
berkuasa di bumi ini. Adakah Allah menjadikan manusia untuk menjadi lemah dan
hidup dalam kemiskinan? Sebab Allah melihat bahwa semua yang di ciptakan-Nya
melalui Firman-Nya adalah baik, adakah Tuhan itu menjadikan kita lemah?. Kita
selaku orang Kristen tidak boleh percaya akan nasib, lebih baik dalam hidup ini
kita banyak belajar tentang Allah, Tuhan kita :
v
Belajar
mengasihi Tuhan agar memperoleh hidup
v
Belajar
memegang perintah-Nya
v
Belajar
mendengar suara-Nya
v
Belajar
untuk setia kepada-Nya
v
Belajar
untuk hanya bergantung kepada-Nya
Boleh jadi Allah belum
memberikan kekayaan dikarenakan belum tiba waktunya, ataukah Allah belum
mempercayai diri kita untuk menjadi kaya. Coba introfeksi ke dalam diri kita,
bila doa kita yang berharap akan berkat kaya belum terwujud ujilah diri kita
tentang hal itu. Apakah kita apabila mempunyai uang sudah dipergunakan untuk
hal yang benar? Bagaimana dengan persepuluhan, persembahan dan apakah kita
telah murah hati? Atau malah saat kita punya uang kita melupakan Tuhan dan
malah asyik dengan memperturut keinginan kita. Dan apabila doa kesembuhan belum
terjawab lakukanlah introfeksi ke dalam juga seperti hal diatas dan bila semua
telah kita renungkan yakinlah, Tuhan sayang kepada kita dan berbahagialah sebab
lewat penyakit kita boleh jadi, Tuhan hendak menunjukkan kemuliaan-Nya, haleluya! Engkau
Tuhan yang baik.
0 komentar:
Post a Comment