.“Sesudah
itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih
anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab
itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan
disediakan." (Kej. 22:10, 14)
Iman ialah sikap yang di dalamnya seseorang melepaskan andalan pada segala
usahanya sendiri untuk mendapat keselamatan, entah itu kebajikan, kebaikan
susila atau apa saja, kemudian sepenuhnya mengandalkan Yesus Kristus, dan
mengharap hanya dari Dia segala sesuatu yang dimaksud oleh ‘keselamatan’. Sewaktu kepala penjara di
Filipi bertanya, ‘Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat supaya aku selamat?’ Dijawab oleh
Paulus dan Silas tanpa ragu-ragu, ‘Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan
engkau akan selamat’ (Kis 16:30). Setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yg kekal (Yoh 3:16) (Yoh 3:16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal). Iman ialah
satu-satunya jalan, melalui mana manusia beroleh keselamatan. Kita dapat
belajar dari pengkisahan yang tersurat dalam Alkitab dalam hal ini mari kita
belajar tentang iman ini dari seorang pribadi yang bernama Abraham.
Kej 22:10 Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya,
{Nas: Kej 22:10 Alkitab menyatakan bahwa Abraham "dibenarkan karena
perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas
mezbah" (Yak 2:21). Iman Abraham dinyatakan dalam ketaatan yang tulus
kepada Allah (lihat Kej 15:6). Hidup tersembunyi dari iman sejati yang
menyelamatkan sudah pasti akan menjadi kehidupan yang dinyatakan dalam ketaatan
(lihat Rm 1:5; Rm 2:7(Rm 1:5 Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul
untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya. Rm 2:7
yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari
kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, )} lalu mengambil pisau† {Kej 22:6 Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya
ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau.
Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.} untuk menyembelih anaknya.† { Kej 22:3; Kej 18:19; Kej 18:19 (Kej
22:3 Keesokan harinya pagi-pagi
bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang
bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untukkorban bakaran
itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Kej 18:19 Sebab Aku telah memilih dia, supaya
diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup
menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukankebenaran dan keadilan,
dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya
kepadanya.")}
Kej 22:14 Dan Abraham menamai {Kel 17:15; Hak
6:24 (Kel 17:15 Lalu Musa mendirikan sebuah mezbah dan
menamainya: "Tuhanlah panji-panjiku!" Hak 6:24 Lalu Gideon
mendirikan mezbah di sana bagi TUHAN dan menamainya: TUHAN itu keselamatan.
Mezbah itu masih ada sampai sekarang di Ofra, kota orang Abiezer.)} tempat itu: "TUHAN† {Yes 30:29 (Yes 30:29 Kamu akan menyanyikan suatu nyanyian seperti padawaktu malam ketika
orang menguduskan diri untuk perayaan, dan kamu akan bersuka hati seperti pada
waktu orang berjalan diiringi suling hendak naik ke gunung TUHAN, ke Gunung Batu
Israel.)} menyediakan";
*{Nas: Kej 22:14 (Kej 22:14 Dan
Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai
sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan." )}
Dari ujian Abraham kita belajar bahwa:
1. Allah kadang-kadang menguji iman anak-anak-Nya (1Ptr
1:6-7; Ibr 11:35) dan ujian harus dianggap sebagai suatu kehormatan di dalam
kerajaan Allah (1Ptr 4:12-14)
2.
Allah
dapat dipercayai untuk menyediakan kehadiran, kasih karunia, dan segala yang
diperlukan bagi setiap situasi yang sesuai dengan kehendak-Nya (Mzm 46:1-3;
2Kor 9:8; 12:9; Ef 3:20)
3.
Allah
sering melaksanakan maksud penebusan-Nya melalui kehancuran sebuah visi; yaitu,
Dia mungkin membiarkan hal-hal terjadi dalam kehidupan kita yang tampaknya
menghancurkan harapan dan cita-cita kita (Kej 17:15-17; 22:1-12; 37:5-7,28; Mrk
14:43-50; 15:25,37)
4. iman
teruji, Allah meneguhkan, menguatkan, menegakkan, dan memberikan upah kepada
orang percaya itu (Kej 22:16-18; 1Ptr 5:10)
5.
Cara
menemukan kehidupan sejati di dalam Allah ialah melalui kesediaan untuk
mengorbankan segala sesuatu yang diminta oleh-Nya (Mat 10:37-39; 16:24-25; Yoh 12:25)
6.
Setelah
suatu ujian penderitaan dan iman, hasil dari semua perlakuan Tuhan terhadap
orang percaya ialah "maha penyayang dan penuh belas kasihan" (Yak
5:11)
0 komentar:
Post a Comment