“Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak
menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya” . ( Ams 3:27).
Seorang kaya
yang merupakan saudagar besar tengah mencoba mobil ferari terbarunya. Ia begitu
bangga dengan “mainan “ barunya, padahal sudah banyak koleksi “mainan” di
garasinya. Namun yang ini adalah berbeda karena spesial limited dan hanya terbatas sekali
pembuatannya. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi namun ditengah ia
melaju, tiba-tiba pintu mobilnya seperti terkena lemparan benda keras. Ia pun
menghentikan laju kendaraannya dan betapa kagetnya ia, sebab pintu
mobilnya telah “penyok” tak karuan. Lantas ia mencari sumber petaka tersebut,
ia berteriak ”Siapa yang
telah melempar bata ini? Keluar dan perlihatkan wajahmu” bentaknya dengan nada
menantang.
Dari balik
pepohonan dengan tubuh gemetaran keluarlah sesosok anak kecil yang kurus, dan
ia berkata
“Ampun tuan, mohon maaf karena telah
mencelakakan mobil tuan, karena hanya itu yang dapat aku lakukan agar mobil
tuan berhenti”.
Orang kaya
tersebut dengan geram berkata,
”Tidakkah kamu
kasihan kepada orangtuamu! Lihatlah mobilku menjadi rusak dan untuk
memperbaikinya pasti akan menghabiskan uang ayahmu!”.
“Tuan aku tak
peduli harus menganti ongkos perbaikan mobil tuan, apapun aku akan hadapi.
Namun aku hanya meminta tolong kepada tuan untuk menolong kakakku yang terjatuh
dari kursi roda dan terjerambab ke saluran air itu. Tanganku tak kuat untuk
menariknya, aku mohon tuan tolonglah dan setelah itu baru kita selesaikan
masalah mobil tuan”.
Orang kaya itu
hatinya tersentuh dan ia pun lantas menolong kakak anak itu, ia bersihkan luka-lukanya dengan sapu
tangannya dan ia pun mengambil kotak P3K yang ada di mobilnya lantas mengobati
luka-luka itu. Selanjutnya orang kaya itu mengajak mereka ke pinggir jalan dan
kebetulan lewat seorang tukang es krim maka orang kaya itu menghentikannya dan
membeli beberapa es krim. Setelah mereka menghabiskan es krim itu, si anak yang
telah melempar batu bata pun berkata,
“Tuan,
terimakasih atas semua budi dan pertolongan anda. Sesuai dengan ucapan aku tadi
maka kini aku siap untuk menyelesaikan persoalan mengenai mobil tuan yang telah
rusak itu”.
Orang kaya itu pun menjawab, “Nak, pulanglah
dan jagalah kakakmu dengan baik, aku tidak akan menuntut engkau”.
Anak itu
mengucapkan terimakasih dan membawa kakaknya menyelusuri perkampungan untuk
kembali ke rumah mereka. Orang kaya itu mendapatkan pelajaran yang berharga di
hari ini ia begitu kagum akan komitmen anak itu akan perkataannya, ia begitu
kagum akan kasih anak itu kepada kakaknya yang tidak berdaya. Sejak saat itu
hidupnya berubah untuk senantiasa melihat kehidupan ini dengan hati nurani dan
membuka tangannya lebar-lebar untuk menolong sesama.
0 komentar:
Post a Comment