“Pada
suatu hari Yonatan bin Saul berkata kepada bujang pembawa senjatanya:
"Mari kita menyeberang ke dekat pasukan pengawal orang Filistin yang di
sebelah sana." Tetapi tidak diberitahukannya hal itu kepada ayahnya”. (1Sam. 14:1)
“Pa lihat beras sudah habis, gas dan minyak goreng kosong
juga”, teriak seorang ibu,
“Iya ma, mau
gimana lagi keuangan kita menipis, tapi jangan kuatir Tuhan pasti mencukupi”,
kata sang ayah.
“Tapi pa gimana kita makan? Kan nggak cukup dengan yakin dan percaya, buktinya kamu seharian jalan untuk usaha
danditambah berdoa namun tetap saja kita kekurangan bahkan hasilnya nihil!”
sungut istrinya.
“Bukan aku nggak berusaha dan tidak keras dalam berdoa tapi ingatlah ma, kita hidup bukan
untuk roti saja tapi kita hidup dari firman Allah. Coba kamu pikir apakah Tuhan
itu membiarkan kita dan ia tidak curahkan berkat kepada kita? Ingatlah sayang,
rezeki ataupun berkat bukan hanya yang bersifat materi yang fana dan mudah
susut dan habis. Coba kita lihat pada jasmani kita apakah Tuhan senantiasa
memberikan kesehatan yang luarbiasa baik kepada kita? Coba apabila tubuh kita
sakit-sakitan apa yang akan terjadi ditengah-tengah Tuhan sedang ijinkan kita
dalam kesusahan, Tuhan sayang dan percaya kepada kita ma, oleh karenanya Ia
memberikan pengajaran yang luar biasa akan kebenaran tentang Dia”.
“Iya sih pa! Tapi apa tidak boleh jika kita berseru
menjerit karena himpitan ini?”,
“Bolehlah ma, malah kita memang seharusnya hanya berseru
kepada-Nya saja, namun tentunya bukan dengan bersungut-sungut tetapi dengan
iman bahwa Ia setia dan apapun yang terjadi semua adalah baik dan yang terbaik
yang Tuhan berikan untuk kita”.
Dialog seperti itu pasti pernah terjadi dalam kehidupan
kita dengan pelbagai keadaan dan situasi yang berbeda, namun tetap prinsipnya
sama yaitu berseru! Namun kebanyakan berseru dengan bersungut-sungut kepada
Tuhan.
1Sam 14:1 pasal ini
menekankan bahwa orang Israel telah berhasil mengalahkan orang Filistin hanya
karena Allah ada di pihak mereka. Mereka patah semangat, kalah jumlah, dan
persenjataannya kurang memadai (1Sam13:19-22), tanpa harapan sama sekali untuk
menang, namun mereka menang karena "Tuhan menyelamatkan orang Israel pada
hari itu" (1Sam 14:23). Ketika situasi tampaknya menentang kita dan sumber
daya tampak kurang memadai, selaku anak-anak Allah kita memiliki hak untuk
berseru kepada-Nya mohon pertolongan di saat kita memerlukannya (Ibr 4:16). Ia
telah berjanji untuk menjadi "penolong dalam kesesakan" (Mzm 46:1)
dan menyalurkan kasih karunia bagi seluruh kebutuhan kita (2Kor 12:9).
0 komentar:
Post a Comment