“Orang
Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, mereka melupakan TUHAN, Allah
mereka, dan beribadah kepada para Baal dan para Asyera”. (Hak. 3:7)
Keponakan kami baru berumur 6 tahun sedang asyik bermain
dengan dua ekor kura-kura peliharaannya, begitu asyiknya hingga ia tertawa
geli. Mendengar tawanya yang lepas membuat rasa penasaran menjerat hati, maka
aku lihat apa yang sedang terjadi? Ternyata keponakan kami sedang menertawakan
salah satu kura-kuranya yang bandel menaiki salah satu temanya namun selalu
terjatuh. Aku perhatikan dan benarlah apa yang ada dalam pikir bahwa kura-kura
tersebut jatuh pada hal yang sama, teringat pepatah “janganlah kamu terjatuh pada lubang yang sama” sungguh suatu
pelajaran bagi kehidupan.
Kitab Hakim-Hakim mencatat bahwa Israel mengalami enam
siklus kemurtadan, perbudakan, berseru kepada Allah, pembebasan oleh Allah, dan
kemudian terjatuh kembali (lihat Hak 2:10). Peristiwa-peristiwa sejarah ini
mengungkap beberapa kebenaran mendasar:
1) Kecenderungan alami umat Allah, bahkan setelah
mengalami kebangunan dan pemulihan, adalah kemerosotan rohani kembali. Hanya
iman yang sungguh-sungguh, rasa bersyukur yang tulus, usaha yang tekun untuk
mencari wajah Allah, dan penolakan terus-menerus terhadap cara hidup fasik
masyarakat kafir akan memungkinkan umat Allah memelihara kasih, visi, dan kemurnian
mereka yang semula.
2) Sejarah keselamatan mengungkapkan umat yang enggan
untuk belajar dan mengambil manfaat dari kemerosotan rohani dan dampak yang
menyedihkan dari angkatan orang percaya sebelumnya.
3) Pemberontakan dan ketidakpercayaan bukan hal sepele;
keduanya merupakan penghinaan terhadap Allah yang benar dan akan mendatangkan
hukuman-Nya. Ketika umat Allah merendahkan atau berkompromi dalam hal
standar-standar mereka yang berasal dari Allah, mereka akan kehilangan
berkat-berkat yang dijanjikan dan kehadiran-Nya sebagai Bapa.
4) Allah adalah
Allah yang bermurah hati, selalu siap untuk menanggapi seruan pertobatan
umat-Nya. Dia senantiasa memungkinkan terjadinya suatu permulaan baru oleh
kasih karunia melalui iman kepada-Nya.
0 komentar:
Post a Comment