Depresi
Akhir-akhir
ini di media cetak maupun elektronik marak kejadian “bunuh diri” penyebab hal
ini beragam ada yang di karenakan faktor ekonomi, kehidupan rumah tangga dan
banyak lainnya, namun sebetulnya yang mendorong terjadinya aksi tersebut adalah
suatu depresi yang tak dapat di tahan lagi oleh jiwa dan tubuh ini dan fakator
terjadinya hal itu di karenakan tipisnya iman seseorang. Pada beberapa kasus, depresi dapat berlangsung
berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Yakni sejak mereka tidak dapat menikmati
segala sesuatu dalam hidup ini. Mereka kehilangan minat terhadap pekerjaan,
bahkan banyak yang mengundurkan diri. Mereka resah, mudah marah, dan merasa tak
berharga. Mereka bimbang antara menyalahkan dan memaafkan diri sendiri. Mereka
membicarakan rasa bersalah yang mereka alami, mudah
lelah, tidak dapat tidur dengan nyenyak, serta sering mengeluh sakit dan nyeri.
Tak mengherankan bila penelitian medis menunjukkan bahwa orang-orang yang
depresi lebih mudah terkena serangan jantung, kanker, dan radang sendi daripada
orang-orang lainnya. Ketegangan yang berlangsung terus-menerus akan mengganggu
fungsi-fungsi alami tubuh. Sebenarnya depresi itu
cenderung muncul sebagai masalah rohani daripada psikologis, obat yang paling mujarab
menolong adalah kembali kepada Allah dan dengan sungguh-sungguh mencari
wajah-Nya dan yakin mereka pasti disembuhkan dan
sukacita, damai sejahtera dari Allah berlimpah serta tercurah. Ada beberapa langkah yang dapat mengatasi depresi yaitu:
Menerima
Pengampunan Allah
Menyadari
Pemeliharaan Allah
Mengakui
Hak Istimewa Allah
Menerima
Apa yang Telah Allah Sediakan.
Doa saya, kiranya Tuhan Yesus menggunakan tulisan ini untuk
memimpin orang-orang yang menderita agar keluar dari keputusasaan yang mendalam
menuju sukacita dan kemenangan sebagai orang Kristiani.
MENERIMA PENGAMPUNAN ALLAH
Saya anjurkan Anda untuk
memulai peperangan terhadap depresi dengan cara menerima pengampunan Allah.
Dengan menerima pengampunan berarti Anda membuat satu keputusan terpenting
untuk pulih dari depresi. Anda tahu, setiap kesalahan, baik yang meliputi
dosa-dosa khusus di masa lampau atau sekadar perasaan berdosa, merupakan aspek
dasar munculnya depresi. Seseorang yang digayuti rasa bersalah akan mendapati
dirinya berada dalam situasi yang menyedihkan. Orang ini tidak dapat mencintai
dirinya sendiri dan orang lain, serta berpikir bahwa tak seorang pun mencintai
dirinya. Ia tenggelam dalam lautan kesedihan yang semakin dalam. Itu sebabnya,
orang ini perlu keluar dari depresi dengan menerima pengampunan dan pembebasan
dari Allah. Bagi orang yang belum percaya, hal ini berarti pertama-tama ia
harus menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat. Meskipun ada perasaan,
seperti rasa bersalah, perasaan ini perlu diredam untuk mencegah munculnya rasa
bersalah yang sesungguhnya. Jadi, seseorang yang belum pernah diselamatkan
perlu mengaku dosa dan menerima Kristus sebagai Juru Selamatnya. Alkitab
mengungkapkan: Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita
mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya
kejahatan kita sekalian (Yesaya 53:6). Dan Paulus menulis
kepada jemaat di Efesus: Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus
yang dalam
Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala
berkat rohani didalam surga… Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan
kasih karunia-Nya (Efesus 1:3,7).
Tuhan Yesus, Anak Allah yang
kekal, lahir sebagai manusia sejati di Betlehem untuk menggantikan kita melalui
hidup-Nya yang sempurna, kematian-Nya yang penuh pengurbanan, dan
kebangkitan-Nya yang mulia. Dia mati untuk membayar dosa-dosa kita, sehingga
barang siapa yang percaya kepada-Nya tidak saja terbebas dari rasa bersalah, tetapi
juga dari rasa tak berharga dan terasing dari Allah. Berkat yang menakjubkan,
baik secara emosi maupun rohani, menanti mereka yang menerima Tuhan Yesus dan
mengalami pengampunan dosa secara nyata. Namun, sebagian orang Kristiani masih mengalami siksaan rasa bersalah yang
mengerikan. Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda percaya kepada Kristus?
Tahukah Anda apa yang diajarkan Kitab Suci tentang pengampunan Allah?. Dan terkadang kenyataan hidup
senantiasa berbanding terbalik dengan harapan kita, namun ketahuilah di balik
setiap kejadian yang Tuhan ijinkan terjadi semua adalah kebaikan untuk
kehidupan kita. Percayailah
Allah melalui firman-Nya saat ini juga, seperti saat Anda menerima Tuhan Yesus
sebagai Juru Selamat dan mengalami pengampunan dosa. Akuilah setiap dosa yang
merusak dan meresahkan Anda, dan terimalah pentahiran yang dijanjikan: Jika
kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan
mengampuni segala dosa dan menyucikan kita dari segala kejahatan (1Yohanes
1:9). Allah senang jika Anda datang kepada-Nya dan mengaku dosa dengan
sungguh-sungguh. Dia bersedia mengampuni Anda. Jadi, percayalah pada
firman-Nya, dan akui dosa Anda di hadapan-Nya. Jangan mengingkari setiap
kesalahan yang telah Anda perbuat. Selanjutnya, terimalah pengampunan dan
penghapusan yang utuh atas kesalahan Anda. Langkah ini penting bagi Anda agar
dapat bangkit dari jurang depresi menuju puncak kedamaian dan keyakinan.
MENYADARI PEMELIHARAAN ALLAH
Perlu disadari bahwa Allah
memiliki tujuan bagi hidup Anda. Dia memiliki rencana kekekalan bagi Anda.
Namun, masih banyak orang merasa tidak puas. Mereka mengeluhkan penampilan,
perangai, kemampuan, dan lingkungan mereka. Mereka membesar-besarkan hal-hal
negatif dan mengabaikan hal-hal positif. Mungkin sebagian orang tampaknya
mendapat kesusahan melebihi kekuatan mereka, yang sering disebut "nasib
buruk". Anda mungkin cacat, kesepian, mengidap penyakit kronis, atau
miskin. Namun coba renungkan! Sadarilah pemeliharaan-Nya dan kenyataan bahwa
Dia memiliki rencana khusus bagi setiap orang. Kesadaran ini akan memberi
kedamaian pikiran dan sukacita di hati, bahkan saat segala sesuatu tampak
buruk. Ketika seorang kristiani mulai mengeluh karena ia membenci dirinya
sendiri, baik penampilan, kepribadian, maupun hal-hal lain yang berada di luar
kendalinya, berarti ia melawan Allah. Sebagai ciptaan-Nya, kita sebagai orang
percaya perlu menyadari bahwa Tuhanlah yang menciptakan kita. Dia tahu benar
setiap kelemahan dan keterbatasan kita. Dia tidak menuntut kita lebih dari
kasih karunia yang disediakan-Nya bagi kita. Karena itu, sadarilah pemeliharaan
Allah dalam hidup kita. Dan, bersyukurlah atas relung khusus dalam hidup Anda,
yang hanya dapat diisi oleh Anda sendiri. Dalam 1Kor 12 Rasul Paulus
menggunakan analogi tubuh manusia untuk menjelaskan fungsi setiap individu
sebagai anggota gereja, yakni tubuh Kristus. Setiap orang itu penting. Tentu
saja ada orang yang menduduki tempat lebih terhormat dibandingkan yang lain.
Namun, pada dasarnya setiap orang itu berguna.
MENGAKUI HAK ISTIMEWA ALLAH
Sangat penting bagi Anda untuk
mengenal bahwa Allah memiliki hak mutlak dan penuh untuk membentuk Anda sesuai
dengan kehendak-Nya. Hal ini diungkapkan dengan jelas dalam Roma 9:14-23, “14
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil?
Mustahil! 15 Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan
menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan
bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." 16 Jadi hal itu tidak
tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati
Allah. 17 Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: "Itulah sebabnya Aku
membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasa-Ku di dalam engkau,
dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi." 18 Jadi Ia
menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Ia menegarkan hati
siapa yang dikehendaki-Nya. 19 Sekarang kamu akan berkata kepadaku: "Jika
demikian, apa lagi yang masih disalahkan-Nya? Sebab siapa yang menentang
kehendak-Nya?" 20 Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah?
Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: "Mengapakah
engkau membentuk aku demikian?" 21 Apakah tukang periuk tidak mempunyai
hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk
dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan
yang biasa? 22 Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan
kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda
kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan — 23 justru
untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya atas benda-benda belas kasihan-Nya yang
telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan,” (Rm 9:14-23). Ketika tergoda untuk mengeluhkan situasi di sekitar Anda;
atau ketika Anda menyesali diri karena apa pun yang menyangkut Anda tampak
salah; atau ketika Anda bersedih karena merasa kehidupan orang lain lebih baik,
ingatlah selalu kata-kata Paulus dalam Roma 9:20 “Siapakah
kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata
kepada yang membentuknya: "Mengapakah engkau membentuk aku demikian?"
Allah berhak membentuk kita
sesuai dengan kehendak-Nya. Sebagai ciptaan-Nya, kita harus menerima apa yang
terbaik menurut-Nya. Sebenarnya, kita harus bersukacita saat Dia menggunakan
hak istimewa-Nya sebagai sang Pencipta, dan yakin bahwa jalan-Nya sempurna.
Tatkala
Abraham memohon pengampunan Tuhan bagi penduduk kota
Sodom dan
Gomora, ia berkata: Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?
(Kejadian 18:25). Dan Musa, dalam nyanyian yang tertulis dalam Ulangan
32:4, mengungkapkan: Allah adalah Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya
sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada
kecurangan, adil dan benar Dia. Ya, kita berada dalam tangan
Pribadi yang "adil dan benar". Tatkala kita mengakui hak istimewa
Allah (bahwa Dia memiliki hak yang penuh untuk membentuk kita sesuai dengan
kehendak-Nya), dan bukannya meratapi apa yang terjadi di sekitar kita, kita
akan mulai bersukacita dalam hikmat dan kuasa Allah. Kita akan tahu bahwa
tidaklah sulit untuk berserah pada kehendak-Nya yang sempurna. Langkah ini
merupakan salah satu langkah penting untuk keluar dari depresi.
MENERIMA APA YANG TELAH ALLAH SEDIAKAN
Setelah menerima pengampunan
Allah, menyadari pemeliharaan Allah, dan mengakui hak istimewa
Allah, Anda perlu terus melakukan hal yang baik. Namun, Anda tidak akan
pernah mampu melakukannya bila bersandar pada kekuatan sendiri. Banyak yang
telah mencoba namun gagal. Hal ini disebabkan oleh cara yang salah. Karena itu,
ingatlah, untuk memperoleh hidup yang penuh kemenangan dan terhindar dari
kekalahan depresi rohani, Anda harus mengambil manfaat dari apa yang telah Allah
sediakan. Renungkanlah segala sesuatu yang telah Allah lakukan bagi Anda!
Jika Anda seorang kristiani, Dia telah memberi hidup baru melalui keajaiban kelahiran
baru. Dia telah menempatkan Roh Kudus-Nya dalam diri Anda. Dia telah memberikan
kebenaran-Nya bagi kita. Dia telah menjadikan Anda warga kerajaan surga dan
memperkenalkan Anda kepada seluruh anggota keluarga-Nya. Dia memberkati Anda
dengan memberikan gereja dan persekutuan dengan orang-orang percaya lainnya.
Dia berjanji akan mencukupi kebutuhan Anda. Dan Dia mengundang Anda masuk ke
dalam takhta kemuliaan-Nya saat Anda membutuhkan pertolongan. Oleh karena itu,
kenali dan gunakanlah apa yang telah Allah sediakan dengan limpah. Lakukan apa
yang benar, dengan kekuatan dan pertolongan-Nya. Jika Anda melakukannya, Anda
akan terhindar dari keputusasaan saat gagal melakukan kehendak Allah.
Saya akan uraikan hal ini
secara praktis. Jika terlibat pertengkaran dengan seseorang, temui orang itu
dan mintalah maaf. Jika Anda malas ke gereja, cobalah untuk mulai hadir
kembali. (Pastikanlah bahwa gereja yang Anda pilih adalah gereja yang bersandar
pada firman Tuhan dan menempatkan Yesus Kristus sebagai Tuhan.) Jika Anda
terlalu mementingkan diri sendiri, maka usahakanlah untuk mulai memerhatikan
orang lain dengan tulus berdasarkan kasih karunia Allah. Carilah seseorang yang
memang membutuhkan sahabat. Tinggalkan sikap Anda yang sekarang dan jadilah
penolong. Pasti ada sesuatu yang dapat Anda lakukan. Sekali Anda melakukan
kehendak Allah, dengan kekuatan dan kemampuan dari-Nya, Anda akan berada di
jalan yang benar. Anda akan terbebas dari kehampaan dan keputusasaan hidup yang
selama ini dijalani dengan sikap mementingkan diri sendiri, bukan untuk Allah
ataupun sesama. Kita semua pasti pernah mengalami tekanan hidup sehingga kita
bersedih. Segala sesuatu tampak tak benar, serbasalah, buruk, dan tanpa
pengharapan. Berdasarkan pengalamannya, pemazmur pernah berseru, "Mengapa
engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku?
Berharaplah kepada Allah!" (Mazmur 42:1-2).
Nasihat yang baik bagi kita
semua! Dalam Kisah Para Rasul diungkapkan tentang pengalaman hidup Rasul Paulus
saat ia menjadi tawanan, di dalam kapal yang bertolak ke Roma. Badai dahsyat
mengancam kapal dan seluruh awaknya terhempas ke dasar lautan. Suatu malam,
malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Paulus dan meyakinkannya bahwa tak
seorang pun dari awak kapal itu akan binasa. Paulus percaya pada pesan itu dan
berkata kepada para awak kapal lainnya, "Sebab itu tabahkanlah hatimu,
saudara-saudara! Karena aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi
sama seperti yang dinyatakan kepadaku" (Kis 27:25). Meskipun Anda
takut dan putus asa, Anda akan menemukan alasan untuk bersukacita saat
memandang Bapa surgawi. Seperti dinyatakan pemazmur, "Berharaplah kepada
Allah!" Ungkapkan seperti yang diucapkan Rasul Paulus, "Saya percaya,
ya Allah." Ya, tatkala Anda tertekan, ingatlah untuk memandang ke atas!
Kekhawatiran
Tekanan hidup kerap kali
datang secara tiba-tiba. Persaingan, kesulitan keuangan, kebutuhan keluarga
yang makin meningkat, tragedi, bujuk rayu iblis, dan masih banyak lagi hal yang
makin lama makin rumit. Semakin banyak orang harus berjuang menjaga kestabilan
emosi. Hal ini terjadi pada semua kelompok umur. Bahkan, orang-orang percaya
pun sering menyerah saat mengalami ujian hidup yang beruntun dan situasi
membingungkan yang mewarnai hidup mereka sehari-hari. Mereka harus banyak
menghadapai masalah-masalah emosional.
Namun, apakah itu berarti kita
harus terkurung oleh tekanan di sekeliling kita? Haruskah kita menjadi korban
dari masyarakat yang terus melaju dan penuh tuntutan ini? Saya katakan,
"Tentu tidak!" Kita yang telah lahir baru memiliki Roh Allah dalam
diri kita. Kita memiliki pengharapan yang hidup, sauh bagi jiwa. Kita juga
memiliki Alkitab, firman Allah, yang memberi petunjuk dan dorongan dalam
menghadapi ujian dan cobaan hidup. Doa saya, kiranya Anda melihat sumber
kekuatan yang telah Allah sediakan bagi setiap orang percaya, sehingga Anda
dapat belajar menerima kekuatan tersebut dan mengatasi setiap permasalahan yang
Anda hadapi. Para ahli mengatakan bahwa asal
mula kekhawatiran bukanlah dari luar, melainkan dari dalam. Kekhawatiran tidak
berkaitan dengan pekerjaan, jadwal, komitmen Anda, atau orang lain.
Kekhawatiran berkaitan dengan cara Anda menanggapi tekanan dari luar yang dapat
menimbulkan kecemasan. jika Anda menganalisanya dengan cermat, Anda akan tahu
bahwa kekhawatiran merupakan masalah dari dalam. Untuk itulah dibutuhkan
tanggung jawab Anda untuk mengendalikannya. Berdasarkan hal ini, saya ingin
membantu Anda agar terhindar dari dampak kehawatiran.
PERCAYALAH KEPADA ALLAH
Seseorang yang mampu mengatasi
kekhawatiran biasanya adalah orang yang selalu mencoba memecahkan sendiri
setiap masalahnya. Orang ini berusaha keras memenuhi tuntutan hidup dengan
kekuatan dan hikmatnya sendiri. Namun, orang yang bijak belajar menaruh keyakinannya
kepada Allah. Saya senang dengan ungkapan Mazmur 43:5. Di tengah
tekanan, pemazmur berkata: Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa
engkau gelisah didalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur
lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku! Perhatikan tiga kata yang
muncul di tengah ayat ini: "Berharaplah kepada Allah!"
Pemazmur percaya kepada Allah, dan tidak bersandar pada diri sendiri. Orang
yang meminta pertolongan Allah berarti sudah mengambil langkah utama untuk
mengatasi kecemasan.
INGATLAH UNTUK BERDOA
Rasul Paulus menasihati kita
dengan bijak: Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara
hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus
(Filipi 4:6,7). Saya tahu terkadang Anda enggan berdoa.
Sesungguhnya, dalam keadaan tertekan, sering terlintas dalam benak Anda,
"Apa sih gunanya berdoa? Doa sama sekali tidak berarti." Namun, kerap
kali ketika Anda merasa jemu berdoa, Anda justru sangat membutuhkannya. Tuhan
senantiasa menjawab jerit tangis anak-anak-Nya. Doa tidak saja mengubah
segala sesuatu, tetapi juga mengubah manusia. Ada sesuatu yang terjadi pada saat Anda
berbicara kepada Bapa surgawi yang memberi kesegaran bagi roh dan memupus
kecemasan. Pada saat Anda mencurahkan segala ketakutan dan mengarahkan
perhatian kepada Tuhan, maka akan mulai terlihat bahwa sewaktu menjalin
hubungan dengan kekuatan-Nya yang besar, hikmat dan kasih-Nya yang tak
terbatas, Anda akan menemukan bahwa hal-hal tersebut tidak seburuk dugaan Anda.
Roh Kudus akan memberikan ketenangan bagi jiwa Anda. Ketegangan yang ada dalam
diri Anda akan menurun. Tentu saja, Anda akan merasa lebih baik saat berbicara
dengan Allah.
HIDUPLAH UNTUK HARI INI
Dalam Khotbah di Bukit Yesus
berkata, Sebab itu janganlah kamu khawatir akan hari besok, karena hari
besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk
sehari ( Matius 6:34).Genggaman tangan kita penuh dengan
persoalan hari ini. Lalu, mengapa kesukaran hari esok juga harus ditanggung
hari ini? Ada
benarnya juga bahwa banyak hal yang kita khawatirkan acap kali tak pernah
terjadi. Betapa bodohnya kita mengkhawatirkan apa yang tak pernah terjadi!. Pada masa awal pertobatan
begitu banyak hal pahit yang harus di lalui bagaimana kami harus hidup bagaikan
“musafir” karena kini fasilitas tempat tinggal sudah tidak ada lagi begitupula
dengan fasilitas pendukung lainnya. Kami berpikir bahwa kehidupan
ini bakal lebih berat lagi dan pastilah hidup hari-hari kami akan mengalami
kesukaran luarbiasa dan kami taktahu harus tinggal dimana?. Puji Tuhan Ia pun memberi kami tempat tinggal walaupun harus mengontrak
dan saya pun diberinya pekerjaan walaupun tidak permanen dan pekerjaanitu harus
saya tinggalkan juga karena hal itu sangat bertentangan dengan keyakinan saya
kepada Tuhan bahwa kita hidup harus benar jangan mendapatkan sesuatu dari suap,
karena tempat saya bekerja untuk mendapatkan proyek melakukan praktek tersebut
maka saya pun mengikuti apa yang Allah kehendaki. Walaupun pada akhirnya saya
dan istri kini menjadi khawatir akan apa yang kami makan, pakai bahkan untuk
membayar kontrakan rumah, batin kami menjerit, hati ini dilingkupi rasa
khawatir karena saya tak punya pekerjaan tetap dan hanya serabutan saja. Namun kami yakinkan bahwa Allah senantiasa memelihara anak-anak-Nya dan Ia
tidak lengah dalam pemeliharaan-Nya, mengapakah kami harus khawatir akan apa
yang belum pasti terjadi di hari esok? Apakah kita yang mempunyai jalan
kehidupan? Apakah kita yang mempunyai rencana dalam hidup? Nasihat yang baik! Daripada mencemaskan hal-hal di depan,
lebih baik kita melakukan apa yang dapat dilakukan saat ini. Jika kita
memaksakan diri membawa seluruh beban hari esok ke dalam kehidupan hari ini,
maka hampir dapat dipastikan kita akan jatuh karena beban yang terlalu berat.
Yesus berkata, "Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari" (Matius
6:34). Betapa bodohnya kita membawa kesulitan hari esok untuk hari ini!
INGATLAH KEMBALI KESETIAAN ALLAH
Nabi Yeremia menyatakan: Tak
berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu
baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! (Ratapan 3:22,23). Selaku orang percaya yakinlah
akan kesetiaan Allah bagaimana Ia penuh kasih setia akan janji-Nya,
bandingkanlah dengan bos anda yang mana banyak mengecewakan akan janjinya
dengan kata lain jai Allah pasti digenapi namun intinya kembali pribadi
masing-masing percayakah kita akan kesetiaan-Nya? Dan tetapkah kita di jalan
Allah walaupun menurut mata jasmani kita hari-hari kita jauh dari pengharapan?. Janganlah kita memandang suatu perbuatan Allah hanya dengan yang dilihat
oleh mata kita namun lihatlah secara keseluruhan dari pelbagi nikmat yang Allah
limpahkan kepada kita dan jangan sekali-kali kita membatasi rezeki/berkat Tuhan
adalah hal-hal yang bersifat materi.
Suatu
saat dimana seperti biasanya setiap hari jum’at malam sekitar pukul 23 tepat di
Gereja kami mengadakan pelayanan memberi makan kepada kaum tunawisma, kami
melakukan secara rutin dan kami lakukan dengan sukacita dan kasih kepada Allah. Karena memberikan kesempatan kepada setiap kami untuk berbagi akan kasih
karunia Allah kepada sesama kami yang kurang beruntung dalam hidupnya. Ketika sedang membagikan makanan di satu titik di kota kami, secara nyata
Tuhan Allah memberikan pengajaran kepada setiap kami yaitu dengan cara Ia
memperlihatkan seorang tunawisma yang dengan tenangnya minum dari air yang
tergenang alias “comberan”, salah satu rekan sekerja kami mendekati bapak
tersebut dan menasehatinya agar jangan minum dari air yang kotor dan ia pun
memberikan air mineral untuk di minum bapak tunawisma itu. Saya melihat kejadian itu memuji akan kebesaran Allah dan benarlah Allah
adalah Gembala yang baik, Ia menyediakan segala kebutuhan kita dan memberikan
pemeliharaan serta Ia maha adil. Saya lihat tunawisma itu
badannya tetap sehat padahal mereka tidur seharian di tempat terbuka yang pasti
kedinginan dan jauh dari hidup sehat dan higeinis menurut ukuran mata manusia,
tetapi Tuhan Allah begitu kasih dalam pemeliharaan-Nya Ia berikan kesehatan
yang luarbiasa kepada tunawisma itu. Saya mengucap syukur kepada
Tuhan Yesus dimana hari lepas hari saya dan keluarga boleh Tuhan ijinkan dengan
limpahan pengetahuan dan hikmat-Nya, sungguh Tuhan Engkau dasyat dan luarbiasa.
SADARILAH KEHADIRAN ALLAH
Renungkanlah
dan resapi dua ayat yang menguatkan ini dengan
saksama! Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman:
"Aku sekali-kali tidak akan
membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan
engkau." Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata:"Tuhan adalah
Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia
terhadap aku?" (Ibrani 13:5,6). Kesadaran akan kehadiran Allah
merupakan penawar paling manjur untuk mengobati kekhawatiran. Kita dapat
memegang jaminan yang diberikan pada ayat 5, yakni saat Allah berkata,
"Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak
akan meninggalkan engkau," sehingga kita dapat berkata, "Aku tidak
akan takut." Saya yakin Dia selalu hadir untuk memberikan penghiburan,
menopang, dan menguatkan kita di jalan, di rumah, di ruang tunggu
rumah sakit, dan di mana pun kita berada. Ya,
kehadiran Allah dapat melakukan perkara yang ajaib!
PERCAYALAH KEPADA ALLAH UNTUK SETIAP KEBUTUHAN
Pada Khotbah di Bukit, Tuhan
Yesus secara langsung menyinggung masalah kekhawatiran. Dia berkata: Sebab
itu janganlah kamu khawatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan?
Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu
dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang
di surga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu
Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu (Matius 6:31-33). Jika Allah sanggup memelihara
burung di udara dan bunga bakung di ladang, tidakkah Dia akan lebih memelihara
anak-anak-Nya? Sekali kita memahami dan sungguh-sungguh memercayai pemeliharaan
Allah, kita sudah dapat mulai memerangi kekhawatiran. Segala sesuatu yang telah
Allah sediakan bagi kita bukan sekadar makanan dan pakaian. Dia sanggup
menyediakan setiap kebutuhan kita. Misalnya, renungkan janji Allah dalam Filipi
4:19. Rasul Paulus menulis, Allahku akan memenuhi segala keperluanmu
menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. Dengan
berpegang pada janji itu, orang percaya seharusnya tidak membiarkan dirinya
menjadi korban kekhawatiran akan pemenuhan kebutuhan hidup. Tentu saja Filipi
4:19 tidak bermaksud mengatakan bahwa Allah akan memenuhi seluruh keinginan
kita. Namun, kita dapat meyakini bahwa setiap kebutuhan kita akan
dipenuhi "menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus"
Tentu saja, sumber itu tidak pernah mengalami kekurangan!
Kemalangan
Orang
terkadang saat di kehidupannya terjadi suatu kemalangan senantiasa mengeluh dan
seakan-akan bahwa penderitaan yang sedang terjadi adalah penderitaan yang hebat
dan besar bahkan kita tidak menyadari bahwa Allah dalam menguji kehidupan
Anak-anak-Nya tidak melebihi dari batas kemampuan anak-anak-Nya. Bahkan melalui pengujian itu Allah membukakan mata hati kita agar melihat
bahwa begitu besar potensi yang ada pada diri kita yang tak nampak keluar,
semua kemampuan itu terkubur karena kita terlena berada di zona aman dalam
kehidupan kita. Tuhan inggin kita menjadi besar dan keluar
sebagai lebih dari pemenang, coba kita lihat kumban dan semut mereka mahkluk
yang kecil dan lemah menurut ukuran dan dilihat dari mata manusia, coba kita
pelajari lebih dalam akan kehidupan mereka kita pasti akan terkagum-kagum
betapa dalam kenyataannya mereka dapat mengangkut beban melebihi berkali-kali
dari berat tubuh mereka. Itulah yang Allah kehendaki
kepada anak-anak-Nya dengan ujian kehidupan Allah sangat menginkan kita menjadi
yang terbesar sesuai dengan rencana umum-Nya bagi manusia dan terlebih rencana
khususnya bagi kita anak-anak-Nya.
Contoh klasik terkenal tentang
penderitaan manusia didapati dalam pengalaman Ayub. Tatkala Ayub kehilangan
harta benda dan anak-anak serta tertimpa penyakit parah, ia diperintah istrinya
untuk, "Kutukilah Allahmu dan matilah!" Namun, ia tahu itu hanya akan
memperberat penderitaannya. Ayub tidak hanya mendapat saran buruk dari
istrinya, ia juga dikecewakan oleh teman-temannya saat ia membutuhkan dukungan
mereka. Di kemudian hari, ia menyebut mereka "Penghibur yang buruk".
Mereka menuduh Ayub berdosa, sehingga kondisi tragis yang ia alami itu adalah
hukuman Allah bagi setiap dosanya. Namun kita tahu itu tidak benar. Penderitaan
Ayub bukan murka Allah. Menurut Alkitab, Ayub adalah orang yang: … saleh dan
jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (Ayub
1:1).
Dan Ayub pun pernah mengucapkan kata kata yang
gegabah manakala
ia di uji namun ia jujur untuk mengakui kekeliruannya dan memohonkan ampunan
kepada Tuhan. Meskipun demikian, saat ia
mengalami ujian, ia sanggup berkata: Meski Dia mengambil nyawaku sekalipun,
aku tetap percaya pada-Nya (Ayub 13:15). Bahkan, ia
mengungkapkan keyakinannya: Karena
Ia tahu jalan hidupku;
seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas (Ayub 23:10).
Kini, kita yang telah menemukan keselamatan lewat iman kepada Kristus, memiliki
tambahan pengetahuan tentang Allah, maksud-maksud-Nya, dan metode yang Dia
gunakan. Jika Ayub masih dapat mengalami kedamaian setelah kehilangan harta
benda dan anak-anak, menderita sakit parah, dan frustasi karena salah paham
dengan teman-temannya, maka seharusnya kita lebih tangguh menghadapi setiap
situasi. Kita pasti mampu!
BERDOA DENGAN PENUH KETAATAN
Pertama-tama, bila Anda
mengenal Kristus sebagai Juru Selamat dan dihadapkan pada suatu masa yang
sulit, datanglah kepada Tuhan dalam doa dengan penuh ketaatan dan kerendahan
hati. Tatkala Anda berdoa meminta kesembuhan atau kelepasan dari situasi buruk,
pastikan bahwa Anda melakukannya dengan berserah penuh pada apa yang Allah
pandang terbaik bagi Anda. Berdoa saat menghadapi masalah merupakan reaksi
normal, meskipun minat rohani seseorang hanya setengah-setengah atau sama
sekali tak ada. Seruan kepada Allah ketika putus asa sama dengan jeritan minta
tolong dari orang yang akan tenggelam. Orang kristiani yang dewasa rohani tidak
hanya akan mengharapkan kesembuhan atau memohon perubahan drastis saat
mengalami masalah. Orang ini akan menyertakan kalimat berikut dalam doanya,
"Jadilah kehendak-Mu." Terkadang Allah tidak mengabulkan apa yang
kita minta. Mungkin Dia punya rencana yang lebih baik. Dia membuat penderitaan
kita terus berlanjut agar kita semakin dekat dengan-Nya. Atau, Dia memakai kita
sebagai alat untuk menunjukkan kemuliaan dan anugerah-Nya melalui kesusahan dan
penderitaan yang terjadi. Ya, kita harus yakin Allah akan memulihkan kita, atau
Dia akan campur tangan dalam situasi sulit bila memang itu yang terbaik. Namun,
kita tidak selalu mengalami demikian.
Surat-surat penggembalaan
dalam Alkitab menyebutkan adanya orang-orang kristiani yang tidak dipulihkan
keadaannya oleh Allah. Saya teringat pada Rasul Paulus. Dalam 2Kor 12 ia
berbicara tentang "duri dalam daging". Mungkin itu semacam penyakit jasmani,
dan bukan masalah rohani seperti halnya hawa nafsu. Sebab, bila berkaitan
dengan hawa nafsu, ia tidak akan pernah berkata, "Sebab itu terlebih suka
aku bermegah atas kelemahanku" (2Kor 12:9). Yang dimaksud Paulus
dengan "duri dalam daging" tidaklah berkaitan dengan hal rohani.
Ungkapan itu lebih merujuk pada ketidakmampuannya melepaskan diri dari penyakit
jasmani. Meski tiga kali ia meminta Tuhan mengangkat penderitaannya, Allah
tidak melakukannya. Sebaliknya, Dia hendak memakai penyakit itu untuk menyatakan
kemuliaan-Nya. Orang lain dalam Kitab Suci yang mengalami masalah jasmani
adalah Trofimus. Dalam 2Tim 4:20 Paulus menyebutkan bahwa ia
meninggalkan Trofimus dalam keadaan sakit di Miletus. Tampaknya Paulus menganggap sakit
ini merupakan kehendak Allah bagi Trofimus, karenanya ia tidak memohonkan
kesembuhan yang ajaib. Timotius menderita gangguan pencernaan dan penyakit
lainnya. Namun, Paulus tidak mengungkapkan mengenai usaha Timotius untuk
mendapatkan mukjizat penyembuhan atau bahwa hal itu merupakan ujian atas
imannya. Sebaliknya ia memberi nasihat kepada anak rohaninya: Janganlah lagi
minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung
pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah (1Tim 5:23).
Sekalipun ada banyak contoh, ada saja orang percaya yang berpikir semua
penyakit pasti disembuhkan asal iman mereka cukup kuat. Menurut Anda, apakah
Paulus tidak sembuh karena imannya terlalu lemah? Apakah Trofimus dan Timotius
tidak sembuh karena kurangnya rasa percaya mereka berdua kepada Allah? Tentu
tidak! Allah memiliki rencana lain bagi mereka.
Yang harus kita lakukan saat
mengalami situasi sulit adalah memohon dalam doa, dengan penuh kerendahan hati,
"Tuhan, biarlah kehendak-Mu yang terjadi." Dan kita akan diteguhkan
bahwa sekalipun Allah tidak memenuhi keinginan kita, seperti yang dialami para
orang kudus yang menderita, kita tetap disertai oleh-Nya. Paulus mengalami
tekanan karena "duri dalam daging". Timotius mengalami gangguan
pencernaan dan banyak kelemahan lainnya. Dan Trofimus, rekan pelayanan Paulus,
sedang sakit ketika Paulus terakhir kali bertemu dengannya.
MILIKILAH KEYAKINAN DI DALAM ALLAH
Daripada menganggap bahwa
penderitaan yang Anda alami adalah tanda Allah tidak mengasihi Anda, lebih baik
anggaplah hal itu sebagai tanda kemurahan-Nya. Karena Tuhan menghajar orang
yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesaliorang yang diakui-Nya sebagai anak. Jika
kamu harus menanggungganjaran, Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di
manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? (Ibrani 12:6,7).
Jangan pernah berpikir Anda sedang dilupakan Allah. Pandanglah diri Anda
sebagai salah satu dari anak-anak yang dikasihi-Nya. Saat Anda berdoa memohon
kelepasan dari kesusahan dan penderitaan, lebih baik Anda memohon agar kehendak
Tuhan saja yang terjadi daripada mengharapkan kesembuhan atau kelepasan yang
ajaib. Dan yakinlah bahwa Allah akan melakukan yang terbaik. Bersandarlah pada
janji-Nya berikut ini: Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam
segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi
Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma
8:28).
Mungkin Anda tidak mengerti
apa yang sedang terjadi. Segala sesuatu tampak buruk. Namun, ingatlah, Tuhan
tahu apa yang dilakukan-Nya. Suatu saat, dengan sudut pandang yang baru Anda
akan bersyukur kepada Allah atas setiap hal yang terjadi, termasuk yang
menyakitkan dan menyedihkan. Demikian pula dengan orang kristiani yang terkena
cahaya Juru Selamat. Keserupaan dengan Kristus akan tampak dalam diri orang
yang peka. Namun, "pencahayaan" ini harus diikuti proses pertumbuhan.
Gambar Kristus yang terpatri di hati kita oleh iman, harus diperlihatkan agar
orang tahu kita makin menyerupai-Nya. Paulus menulis: Dan kita semua mencerminkan
kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan
itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi
serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar (2Kor
3:18). Bagi orang percaya, perubahan ini kerap kali termasuk pengalaman
"ruang gelap." Petrus memberi tahu kita: … karena barang siapa
telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa,
supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia,
tetapi menurut kehendak Allah (1Petrus 4:1,2).
BERTUMBUHLAH DALAM IMAN
Setelah berdoa dengan berserah
dan percaya bahwa Allah sanggup melakukan yang terbaik, Anda perlu bertumbuh
dalam iman saat mengalami penderitaan. Tuhan ingin Anda memercayai-Nya secara
mutlak. Iman akan bertumbuh bila Anda mempelajari Alkitab, menaati perintah di
dalamnya, dan menerima kebenaran agung yang mengungkap tentang Tuhan dan
janji-janji-Nya. Sumber kepastian dan keyakinan yang besar berasal dari
pemahaman terhadap jati diri Allah yang sesungguhnya. Kita harus tetap meyakini
kuasa, hikmat, dan kasih Allah yang tak terbatas, meski apa yang terjadi dalam
hidup ini tampak bertolak belakang. Saya teringat pada Maria dan Marta serta
saudara mereka yang sakit. Anda tentu ingat bahwa penulis Alkitab mengatakan
bahwa Tuhan Yesus tetap tinggal dua hari lagi di tempat Dia berada setelah
mendengar tentang sakit yang diderita Lazarus. Oleh karenanya, saya dapat
membayangkan kedua saudara perempuannya berkata, "Di manakah Yesus?"
"Mengapa Dia belum juga datang?" "Dia sibuk dengan orang
lain." "Mereka lebih mendapatkan perhatian-Nya." "Dia sudah
tidak meme dulikan kita lagi."
Betapa kelirunya pemikiran
seperti itu! Yohanes 11 ayat 5 mengatakan Yesus sangat mengasihi Maria
dan saudara-saudaranya. Lalu, mengapa ayat 6 mencatat bahwa setelah mendengar
Lazarus sakit, Dia "tetap tinggal selama dua hari di tempat di mana saat
itu Dia berada"? Yesus baru datang setelah 4 hari kematian Lazarus. Yesus
menunda kcdatangan-Nya bukan karena Dia tidak mengasihi Maria dan Marta. Apa
yang Dia kerjakan dan kapan waktu yang tepat untuk hal itu, diatur oleh tujuan
yang melebihi per:’.ingnya kebutuhan orang yang dikasihi-Nya. Di ayat 4 Yesus
berkata, "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan
kemuliaan Allah." Menurut ayat 45, banyak orang "yang menyaksikan
sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya". Yesus tahu apa
yang dilakukan-Nya. Dan saya yakin ketika semua itu berlalu, Maria dan Marta —
serta Lazarus — tidak menyesali apa yang sudah terjadi. Marilah kita percaya
penuh pada Allah. Ingatlah bahwa Dia tidak perlu memandang segala sesuatu
seperti kita. Juga tidak perlu bertindak seperti yang kita kehendaki. Nabi
Yesaya menulis tentang Allah: Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan
jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit
dari bumi demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari
rancanganmu (Yesaya 55:8,9). Namun, Anda tidak dapat melayani
Allah jika tidak terlebih dahulu menerima Yesus sebagai Juru Selamat pribadi.
Dalam kasih-Nya yang agung, Allah telah menyediakan jalan keselamatan bagi
manusia, termasuk Anda. Dia mengutus Anak-Nya, Yesus Kristus, datang ke dunia
ini. Yesus datang dalam wujud manusia, memenuhi hukum dengan sempurna, dan mati
disalibkan di Kalvari untuk menebus dosa-dosa kita. Ya, Yesus mati bagi Anda.
Tidakkah Anda percaya kepada-Nya dan bahwa keselamatan hanya disediakan
oleh-Nya? Akuilah bahwa Anda adalah orang berdosa dan Anda tidak sanggup
menyelamatkan diri sendiri, lalu terimalah Dia, sebagai Juru Selamat Anda.
Alkitab berkata: Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia
telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes
3:16).
=======TUHAN YESUS
MEMBERKATI=======
By : Arsy Imanuel ( Infirised : Originally published in English under the title How to Get
Up … When You’re Down!)
Saya sangat diberkati dengan Firman Tuhan diatas. Dan saya meng amini akan terlepas dari beban hidup saya
ReplyDelete