“Orang Israel melakukan apa
yang jahat di mata TUHAN, mereka melupakan TUHAN, Allah mereka, dan beribadah
kepada para Baal dan para Asyera”. (Hak. 3:7)
Kitab Hakim-Hakim mencatat bahwa Israel mengalami enam
siklus kemurtadan, perbudakan, berseru kepada Allah, pembebasan oleh Allah, dan
kemudian terjatuh kembali (lihat Hak 2:10).
Peristiwa-peristiwa sejarah ini mengungkap beberapa
kebenaran mendasar:
1) Kecenderungan alami umat Allah, bahkan setelah
mengalami kebangunan dan pemulihan, adalah kemerosotan rohani kembali. Hanya
iman yang sungguh-sungguh, rasa bersyukur yang tulus, usaha yang tekun untuk
mencari wajah Allah, dan penolakan terus-menerus terhadap cara hidup fasik
masyarakat kafir akan memungkinkan umat Allah memelihara kasih, visi, dan
kemurnian mereka yang semula.
2) Sejarah keselamatan mengungkapkan umat yang enggan
untuk belajar dan mengambil manfaat dari kemerosotan rohani dan dampak yang
menyedihkan dari angkatan orang percaya sebelumnya.
3) Pemberontakan dan ketidakpercayaan bukan hal sepele;
keduanya merupakan penghinaan terhadap Allah yang benar dan akan mendatangkan
hukuman-Nya. Ketika umat Allah merendahkan atau berkompromi dalam hal
standar-standar mereka yang berasal dari Allah, mereka akan kehilangan
berkat-berkat yang dijanjikan dan kehadiran-Nya sebagai Bapa.
4) Allah adalah Allah yang bermurah hati, selalu siap
untuk menanggapi seruan pertobatan umat-Nya. Dia senantiasa memungkinkan
terjadinya suatu permulaan baru oleh kasih karunia melalui iman kepada-Nya.
0 komentar:
Post a Comment