Kalau
aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! Dan engkau tidak
memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat
itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati
dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya
dari padamu." Yeh 3:18.
LATAR
BELAKANG YEHEZKIEL
Dari tahun 598-587
Sebelum Masehi umat Israel hidup dalam masalah yang berkepanjangan. Kota
Yerusalem diduduki oleh tentara musuh dalam dua peristiwa pada masa itu. Setiap
kali kota tersebut diduduki, beberapa orang yang terbaik dipenjara dan dibuang
sebagai tawanan di tanah yang asing. Yehezkiel dibawa dengan 10.000 tawanan
yang lain ke Babilonia.
Akhir dari kerajaan
Yehuda adalah pada tahun 587 Sebelum Masehi, ketika Raja Babilonia menumpas
pemberontakan kecil dan membawa semua orang yang tersisa untuk bergabung dengan
semua tawanan di seberang sungai Kebar. Saat itu adalah masa yang kelam bagi
Yerusalem. Tembok kota diruntuhkan, rumah-rumah dibakar, Bait Allah dihancurkan,
dan rakyat dibawa dalam perbudakan.
Nubuat nabi Yeremia
dinyatakan lewat hukuman atas orang-orang berdosa yang penuh pemberontakan.
Di Babilonia,
kondisinya sangatlah buruk. Daniel dan anak-anak laki-laki Yahudi yang lain
dibawa ke Babilonia pada tahun 605 Sebelum Masehi. Yehezkiel dan para pemimpin
dibawa ke Babilonia pada tahun 598 Sebelum Masehi.
Yehezkiel mulai
melayani sebagai nabi pada tahun 593 Sebelum Masehi.
YEHEZKIEL-ORANG
PILIHAN ALLAH
Selama masa mudanya,
kotbah Yeremia mempengaruhi Yehezkiel. Yehezkiel adalah seorang yang
berpendidikan.
Allah memanggil dia
sebagai nabi bagi para tawanan yang terasing di Babilonia. Pada pasal 1 dan
2 diceritakan akan visi dan panggilannya untuk melayani. Allah yang
menampakkan diri kepadanya, dapat pergi kemana saja, memiliki semua kuasa,
dapat melihat segala sesuatu, dan penguasa semesta alam.
Dalam Yeh 3:1-3,
Yehezkiel menerima perintah untuk "makan gulungan ini"
kemudian maju sebagai nabi Allah. Dia memberitahukan pada kita bahwa dia datang
kepada para tawanan di seberang sungai Kebar dengan roh kesedihan. Dia tidak
langsung mulai berkotbah namun menunggu selama tujuh hari. Demikianlah aku
datang kepada orang-orang buangan yang tinggal di tepi sungai Kebardi Tel-Abib
dan di sana aku duduk tertegun di tengah-tengah mereka selama tujuh hari.
Yeh 3:15. Selama hari-hari itu, kemarahan dan kesedihannya berlalu dan dia
bisa mengerti isi hati umatnya. Inilah satu alasan mengapa dia menjadi gembala
dan pengkotbah yang efektif. Dia adalah orang pilihan Allah untuk pekerjaan
itu. Wahyu pengutusan untuk Yehezkiel cukup jelas. Dia hendak menghancurkan
harapan sia-sia untuk bisa kembali lebih awal ke Yerusalem. Dia akan
menjelaskan maksud dari menjadi tawanan. Dia akan mendorong rakyat dengan pengharapan
untuk masa depan. Dia akan melayani sebagai pengawas selama hari- hari yang
gelap di pembuangan. Tuhan memakai dia dengan cara yang luar biasa untuk
memberitakan pesan-pesan-Nya diantara para tawanan di Babilonia.
BEBERAPA
PELAJARAN YANG PERLU DIINGAT DARI YEHEZKIEL
1. Allah lebih besar
dari seluruh alam semesta. Kitab Yehezkiel mempunyai
banyak kebenaran yang luar biasa. Kita bisa melihat dengan jelas bahwa Allah
mempunyai kuasa yang mutlak. Dia dinyatakan dalam penglihatan yang didapat Yehezkiel
dengan seluruh kemuliaan dan keagungan- Nya. Dia adalah yang Maha Kuasa. Tidak
ada yang lain yang seperti Dia.
Pada saat yang sama, penderitaan umat-Nya sungguh-sungguh membuat
Allah prihatin. Dia adalah Allah yang Maha Kuasa dan Maha Kasih.
2. Anugerah Allah
adalah jawaban atas kebutuhan manusia akan keselamatan. Aku
akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka;
juga aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan
mereka hati yang taat, supaya mereka hidup menurut segala ketetapan- Ku dan
peraturan-peraturan-Ku dengan setia; maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku
akan menjadi Allah mereka. Yeh 11:19-20.
Allah sendiri dapat memberikan roh yang baru dalam diri setiap
orang. Hanya Allah yang bisa membuang hati yang membatu. Roh Kudus mampu datang
untuk menuliskan kehendak Ilahi di hati manusia.
3. Saksi-saksi Allah
mempunyai tanggung jawab yang besar. Bacalah Yeh 3:16-21.
Betapa besar tanggung jawab yang Allah letakkan atas pengawas-pengawas yang
dipilih-Nya! Yehezkiel tahu bahwa Allah sudah memerintahkan dia untuk menjadi
seorang saksi. Dia berfirman kepada umat-Nya, "dan engkau tidak
memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat
itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati
dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya
dari padamu." Bagaimana kita bisa bersikap acuh dan malas dalam terang
firman-firman ini?
Yehezkiel mengulangi pemikiran yang sama ini dalam Yeh 33:1-9.
Sangat jelas bagi dia bahwa dia akan bertanggung jawab untuk memberikan
peringatan yang penuh kasih pada umatnya. Hal ini juga nyata pada masa sekarang
ini.
4. Setiap orang
bertanggung jawab atas dosanya sendiri. Yeh
18:1-32. "Ada apa dengan kamu, sehingga kamu mengucapkan
kata-kata sindiran ini di tanah Israel: Ayah-ayah makan buah mentah dan gigi
anak-anaknya menjadi ngilu? Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan
ALLAH, kamu tidak akan mengucapkan kata sindiran ini lagi di Israel. Sungguh,
semua jiwa Aku punya! Baik jiwa ayah maupun jiwa anak Aku punya! Dan orang yang
berbuat dosa, itu yang harus mati." Yeh 18:2-4.
"… Bertobatlah dan berpalinglah dari segala durhakamu, supaya
itu jangan bagimu menjadi batu sandungan, yang menjatuhkan kamu ke dalam
kesalahan. Buangkanlah dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku
dan perbaharuilah hatimu dan rohmu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?
Sebab Aku tidak berkenan terhadap kematian seseorang yang harus ditanggungnya,
demikianlah firman Tuhan Allah. Oleh sebab itu, bertobatlah, supaya kamu
hidup!" Yeh 18:30-32.
Agama bersifat pribadi. Iman juga mesti bersifat pribadi.
Yehezkiel mengajarkan dalam ayat-ayat ini tentang tanggung jawab dari setiap
individu. Keselamatan seorang manusia tidak ditentukan oleh pilihan ayahnya.
Sang kakek ayat 5-9 benar dan akan hidup, sang anak laki-laki ayat
10-13 memilih untuk menjadi jahat dan akan mati. Sang cucu ayat 14-17
benar dan akan hidup.
5. Allah mampu untuk
memberikan kehidupan yang baru. Yeh 37:1-14. Lalu
Ia berfirman kepadaku: Hai anak manusia, dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan
kembali?"…. Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu sehingga kamu hidup
kembali" Yeh 37:3 dan Yeh 37:14.
Suatu kebangunan rohani adalah sesuatu yang mungkin. Sang nabi
memberikan kabar baik bahwa Israel mempunyai pengharapan. Bahkan tulang-tulang
yang kering, tanpa darah dan daging, dapat hidup dengan kuasa Allah. Kedatangan
Roh Allah membawa kehidupan. Masih ada kebutuhan untuk kebenaran luar biasa
yang sama dalam dunia yang penuh dengan kematian hari ini. Indonesia
membutuhkan kuasa dari Roh Kudus untuk menyapu bersih keadaan itu dan membawa
kebangunan rohani yang sejati. Ribuan jiwa akan mati tanpa Yesus. Kiranya Allah
memakai kita untuk menyampaikan pesan tentang hidup yang kekal dalam Yesus
Kristus.
Nice.. Terima kasih untuk ulasannya. Tuhan berkati
ReplyDelete