“Aku
berkata dalam hati: "Mari, aku hendak menguji kegirangan! Nikmatilah
kesenangan! Tetapi lihat, juga itupun sia-sia." (Pkh 2:1).
Nikmatilah segala hasil jerih payah kita, bersenang-senanglah dari apa yang
telah kita capai karena hakekatnya semua juga berasal dari Tuhan. Namun
tanyakan kepada batin ini apakah semua hasil kerja keras kita telah
memberikan kebahagiaan yang sebenarnya?
Sebenarnya semua kegiatan dalam hidup dapat memuaskan hanya apabila
orang itu memiliki hubungan pribadi dengan Allah. Karena hanya Dia yang
memungkinkan kita menemui kenikmatan dalam hidup ini. Allah memberikan hikmat,
pengetahuan, dan sukacita sejati kepada mereka di dalam iman berkenan
kepada-Nya. Jadi kita harus memandang hidup ini sebagai pemberian dari Allah
dan mengharapkan bahwa Ia akan melaksanakan maksud-Nya bagi kita.
Kasih
karunia Allah sedang bekerja di dalam anak-anak-Nya untuk menghasilkan di dalam
mereka baik keinginan maupun kuasa untuk melakukan kehendak-Nya. Akan tetapi,
pekerjaan Allah bukan berarti paksaan atau kasih karunia yang mendesak.
Pekerjaan kasih karunia di dalam kita (Flp 1:6; 1Tes 5:24; 2Tim 4:18; Tit
3:5-7) selalu bergantung pada KESETIAAN dan KERJA SAMA kita (Flp
2:12,14-16). Paulus menasihatkan orang Kristen untuk menganggap semua pekerjaan
sebagai suatu pelayanan kepada Tuhan. Kita harus bekerja seakan-akan Kristus
adalah majikan kita, dengan mengetahui bahwa semua pekerjaan yang diperbuat
"untuk Tuhan" kelak akan mendapat upahnya (Kol 3:24; bd. Ef
6:6-8).
0 komentar:
Post a Comment