”Ia membuat segala
sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka.
Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal
sampai akhir”. ( Pkh 3:11)
Allah
telah menempatkan dalam hati manusia suatu keinginan mendalam akan sesuatu yang
lebih daripada hal duniawi. Umat manusia ingin hidup selama-lamanya dan
menemukan nilai kekal di dalam dunia dan kegiatan-kegiatan hidup ini. Oleh
karena itu, hal-hal materiel, kegiatan-kegiatan sekular, dan semua kesenangan
dunia ini tidak akan pernah memuaskan sepenuhnya. Allah mempunyai rencana kekal yang mencakup semua maksud dan kegiatan
setiap orang di muka bumi. Kita harus mempersembahkan diri kepada Allah sebagai
persembahan kudus, membiarkan Roh Kudus melaksanakan rencana Allah bagi kita,
dan berhati-hati agar kita tidak ke luar dari kehendak Allah sehingga
kehilangan waktu dan maksud yang ditetapkan-Nya bagi hidup kita. Apa yang seharusnya kita
lakukan agar waktu-Nya Tuhan berada dalam kehidupan kita, cara hidup yang
seperti apakah yang menjadi standar Allah. Seperti halnya saat kita misal
membuka suatu rekening tabungan di salah satu bank tentunya kita harus
mengikuti standar ketentuan yang diberlakukan dan bukan pihak bank yang
mengikuti kemauan kita namun kita yang mengikuti kemauan mereka. Contoh lainnya
apabila kita bekerja disuatu perusahaan tentunya kita wajib mengikuti standar
peraturan yang ada di perusahaan tersebut hingga pada waktunya akan menjadi
suatu bahan penilaian bagi jenjang karir kita, pertanyaannya apakah perusahaan
yang mengikuti kemauan kita ataukah kita yang wajib mengikuti standar mereka?.
Orang
percaya seharusnya mempunyai keinginan tulus-ikhlas untuk menyenangkan hati
Allah dalam kasih, pengabdian, pujian dan kekudusan, serta mempersembahkan
tubuh untuk pelayanan. Keinginan terbesar kita seharusnya hidup kudus dan
berkenan kepada Allah
(Rm. 12:1). Ini menuntut memisahkan diri dari
dunia dan makin mendekati Allah (Rm 12:2). Kita harus hidup bagi Allah,
menyembah Dia, menaati Dia, bersama dengan Dia menentang dosa dan membela
kebenaran, menolak dan membenci kejahatan, melakukan pekerjaan baik untuk orang
lain, meniru Kristus, mengikut Dia, melayani Dia, hidup sesuai dengan Roh dan
dipenuhi oleh Roh. Kita harus mempersembahkan tubuh kita kepada Allah sebagai
sudah mati kepada dosa dan sebagai rumah Roh Kudus. Kita harus sadar bahwa sistem dunia ini
jahat adanya (Kis 2:40; Gal 1:4) dan di bawah pemerintahan Iblis (Yoh
12:31; 1Yoh 5:19). Kita harus bersikap tegas terhadap segala cara yang
berlaku dan populer dari roh dunia sambil memberitakan kebenaran kekal dan
standar kebenaran Firman Allah demi Kristus (1Kor 1:17-24). Kita harus
membenci kejahatan, mengasihi yang benar (Rm 12:9; 1Yoh 2:15-17) dan menolak
untuk berserah pada aneka macam keduniawian di sekitar gereja, seperti
keserakahan, mementingkan diri, pemikiran humanistik, siasat-siasat politik,
iri hati, kebencian, dendam, kecemaran, bahasa yang tidak senonoh, hiburan
duniawi, pakaian yang tidak sopan, kedursilaan, narkotika, minuman keras dan
persekutuan dengan orang duniawi. Pikiran kita harus diselaraskan dengan cara
Allah (1Kor 2:16; Flp 2:5) dengan membaca serta merenungkan Firman-Nya (Mzm
119:11,148; Yoh 8:31-32; 15:7). Rencana dan cita-cita kita harus ditentukan
oleh kebenaran sorgawi dan abadi, bukan oleh zaman yang jahat, sekular, dan
sementara.
“Aku melihat
bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada bergembira dalam
pekerjaannya, sebab itu adalah bahagiannya. Karena siapa akan memperlihatkan
kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?” (Pkh 3:22). Bersukacitalah dalam mengerjakan sesuatu dan niatkan
semuanya untuk Tuhan kita Yesus Kristus, tak perlu berharap akan upah duniawi
ini dalam mengerjakan sesuatu. Ikhlas dalam niat semua di lakukan hanya
untuk-Nya upah duniawi itu hanyalah sebuah sebab dari akibat kita mengerjakan
segala sesuatu dengan benar. Dan lakukan apapun menurut standar Allah jangan
pernah melakukan hal yang bertentangan dengan standar Tuhan sebab kita tidak
akan luput dari “hukuman-Nya”, percayalah bahwa apa yang ada di alam semesta
ini adalalah milik Allah. Bos yang sebenarnya adalah Allah jadi lakukanlah
semua itu untuk Allah dan penuhi kekudusan dalam mengerjakannya. Maka kelak
pada waktunya kita akan memetik hasil panen yang belimpah-limpah dan terpenuhi
segala berkat dari-Nya, percalah bahwa Allah tidak melihat akan hasil akhir
namun Ia lebih menilai saat kita merespon dan memproses hal tersebut.
0 komentar:
Post a Comment