“Sebab karena kasih karunia kamu
diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu
bukan hasil pekerjaanmu: Janganlah ada orang yang memegahkan diri”(Ef. 2:8-9).
Suatu hari aku melihat anakku sedang
bermain game bersama temannya yang tak lain adalah anak tetangga sebelah,
begitu asyiknya mereka bermain penuh semangat untuk menunjukkan kehebatan
masing-masing karakter yang dipilih dengan kemampuan kecepatan tangan mereka
dalam memijit tuts joystik. Aroma kompetisi tergambar disana tak satu pihak pun
mau mengalah keduanya saling menunjukkan kemampuan hingga batas waktu yang
telah di tentukan. Dan hingga batas akhir itu tiba tampak bahwa keduanya
mempunyai kemampuan yang hampir sama namun akhirnya anak tetangga kami pun
kalah, ia tertunduk lemas dan berkata,”apa yang harus aku lakukan agar
menang?”.
Itulah pertanyaan yang kini sering di
ajukan banyak orang dalam hal bisnis, pekerjaan, pertemanan maupun relasi dalam
hubungan keluarga dan sebagainya. Dalam banyak hal pertanyaan tersebut sah-sah
saja di ajukan, untuk menumbuhkan persaingan yang normal dalam kompetisi yang
benar, dan hal itu memang diperlukan dalam hidup agar semangat kita tetap
menyala. Namun, akan menjadi masalah jika hal itu diterapkan dalam kehidupan
iman. Iman bukan tentang menandingi saudara-saudari kita di dalam Kristus,
melainkan jadi siapa kita dalam Kristus, apa yang telah kita pelajari dan akan
kita pelajari serta bertumbuhkah kita secara rohani.
0 komentar:
Post a Comment