“10 Hai anakku, jikalau orang berdosa hendak
membujuk engkau, janganlah engkau menurut; 11
jikalau mereka berkata: "Marilah ikut kami, biarlah kita menghadang
darah, biarlah kita mengintai orang yang tidak bersalah, dengan tidak
semena-mena;” (Ams 1:10-11)
Dalam kehidupan ini tekanan hidup bukan saja berasal dari faktor ekonomi
namun juga merambah kepada tantangan dalam pergaulan hidup, bagaimana kini
telah dibukakannya pintu “kesemarakan” kehidupan pelbagai sarana pemuas
penglihatan, pendengaran dan emosi semakin banyak beredar bahkan tersodorkan
langsung kedalam rumah. Namun dalam ayat di atas penekanannya mengajarkan
kepada setiap kita bagaimana dalam bergaul dengan sesama kita dan harus
bagaimana memilih “teman”. Dalam hal pergaualan banyak di antara kita terjebak
pada suatu bujukan halus dari “teman karib” untuk mengikuti kehidupan dalam
dosa, kadangkala kita tak kuasa menolak karena perasaan tidak enak. Tuhan
menginginkan kita tegas untuk dapat menolak godaan dan berbalik kepada Allah serta jalan-Nya dengan menggalang hubungan yang dekat dengan-Nya sebagai
Tuhan mereka, dengan kesediaan berdiri sendiri, jika memang perlu, dalam
komitmen mereka kepada jalan-jalan Allah yang benar (Ams 1:15-16), dan
dengan menyadari bahwa jalan kompromi dan kesenangan berdosa menuntun kepada
sakit hati, kesukaran, malapetaka, dan kebinasaan (Ams 1:27).
Kita dapat belajar dari Pencobaan Yesus oleh Iblis yang mana adalah usaha untuk membelokkan Yesus
dari jalan ketaatan yang sempurna kepada kehendak Allah. Perhatikanlah bahwa
dalam setiap pencobaan Yesus tunduk kepada kekuasaan Firman Allah dan bukan kepada
keinginan Iblis (Mat 4:4,7,10). Ingatlah Iblis merupakan musuh terbesar kita.
Sebagai orang Kristen, kita harus sadar bahwa kita terlibat dalam peperangan
rohani melawan kuasa-kuasa kejahatan yang tidak nampak namun sangat nyata (Ef
6:12). Tanpa Roh Kudus dan Firman Allah yang digunakan secara tepat,
orang Kristen tidak mungkin mengalahkan dosa dan pencobaan. Senatiasa baca firman Tuhan dan renungkan, ingatlah
terus dalam hati kita bahkan saat di pembaringan, intinya dimanapun kita ingat
selalu akan Tuhan dan firman-Nya. Sadarilah bahwa melalui Firman Allah
kita mempunyai kuasa untuk melawan setiap ajakan dari Iblis, Sadari dan taati dorongan Roh Kudus untuk mematuhi Firman Allah.
Allah
telah menetapkan standar-standar mutlak mengenai benar dan salah;
mengabaikannya berarti mendatangkan akibat-akibat yang menyedihkan dalam hidup
kita. Salah satu kebenaran besar yang dapat kita pelajari ialah bahwa kita
memang akan menuai apa yang kita taburkan (Gal 6:7-9). Harga yang
nantinya harus kita bayar bagi dosa kita ialah penderitaan, kesusahan, dan
celaka (Ams 1:27). Kekaguman
yang penuh hormat pada kuasa, keagungan, dan kekudusan Allah menghasilkan di
dalam diri kita suatu ketakutan kudus untuk melanggar kehendak-Nya yang
ternyatakan; kehormatan semacam ini perlu sekali untuk memperoleh hati
berhikmat. (Ams 1:7) “Takut akan TUHAN adalah
permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan”.
0 komentar:
Post a Comment