“Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap
dalam dada orang bodoh.”( Pkh 7:9)
Terjadi suatu pertekaran
dalam rumah tangga, masing-masing saling menyerang dan mempertahankan
argumentasi ketololan pikiran keduanya, inilah isinya:
Suami : Tidakkah kamu tahu aku capai bekerja
seharian!
Istri : Aku pun sama lelah! Lihat aku sedari
pagi buta, mulai dari mempersiapkan sarapan untuk kalian dan tak hentinya
membereskan rumah. Tidakkah kamu lihat rumah ini bersih dan rapi?
Suami : Aku pun turut membantu dengan menyapu dan
mencuci piring, bahkan aku membersihkan kamar. Tapi adakah kamu menghargai hasil pekerjaan aku?
Istri : Aku pun tidak meminta kamu untuk
membantu aku dalam pekerjaan rumah, cukup kamu kerja saja dan menghasilkan uang
yang banyak untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga kita. Kamu ini lelaki macam
apa tidak sama seperti tetangga kita, lihat bagaimana ia dapat memberikan
kelebihan dan kecukupan untuk keluarganya. Padahal pendidikannya lebih rendah
dari kamu! Dasar kamu ini nggak bisa cari duit!
Suami : Ma, sebetulnya apa yang kamu bicarakan? Aku
nggak paham apa yang kamu utarakan, mengapa masalah tetangga kamu bawa-bawa, apa hubungannya?
Isteri : Ada hubungannya, sebab mereka hidup lebih
nikmat. Istrinya tak perlu mengerjakan pekerjaan rumah karena ada pembantu. Dan
kebutuhannya terpenuhi bahkan aku lihat sangat lebih. Kamu apa? Apa yang sudah
kamu berikan selama ini? Cuma penderitaan dan kesusahan dan lihat tetangga kita
padahal pendidikannya tidak melebihi kamu tapi ia pintar cari duit, sedang kamu
apa?
Suami : Puji Tuhan, aku merasa bahagia jika ada
saudara kita yang hidupnya berkecukupan. Namun tolong jangan samakan aku dengan
dia, mungkin ia mempunyai tambahan penghasilan yang lebih baik, sedangkan aku
belum mendapatkan kesempatan dari Tuhan untuk memperoleh penghasilan yang
lebih. Namun alangkah bijaknya apabila kita mensyukuri segala nikmat yang telah ia berikan.
Istri : Ah kamu ini sok alim! Pada dasarnya kamu
memang bodoh saja tak dapat mencari uang dengan benar, coba cari dengan benar
pasti dapat besar penghasilannya! Kamu ini memang suami yang nggak dapat
memberikan duit yang banyak!
Suami : Ya sudah, aku nggak mau bahas ini lagi aku
hendak istirahat, terimakasih udah membereskan rumah dan merawat kami, Tuhan
Memberkati.
Istri : sassstagsfcfdfca.....ia masih nyerocos
bak mercon....
0 komentar:
Post a Comment