"Aku
akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan
sukarela, sebab murkaku telah surut daripada mereka." Hos
14:5.
LATAR
BELAKANG HOSEA
Selama masa
penumpahan darah, revolusi dan perpecahan bangsa Israel dari 745 Sebelum
Masehi, Hosea, sang nabi, berkhotbah di Israel. Amos, seorang pemberita firman
Tuhan dari desa, memperingatkan Israel akan penghakiman yang akan datang.
Meskipun bangsa Israel menikmati kedamaian dan kemakmuran saat Amos
memberitakan Firman Tuhan, banyak hal yang berubah dalam waktu yang sangat
singkat. Dalam waktu kurang dari tiga tahun dari waktu Amos mulai berkotbah di
Bethel, bangsa Israel sudah menjadi budak dari Raja Assiria yang baru yang
menyerang tanah Israel dengan balatentara yang besar. Selama beberapa bulan,
ada pembunuhan dan revolusi di seluruh negeri.
Rakyat Israel tidak
mau mendengarkan Amos. Kini Hosea dipanggil untuk menyampaikan pesan Allah
kepada umat yang hanya mempunyai kepedulian yang sedikit terhadap hal-hal
rohani.
Kejahatan dan
kematian ada dimana-mana disekeliling Hosea. Keadaan sosial sangat buruk. Para
pemerintah menjadi contoh-contoh yang tidak baik bagi rakyat. Pengadilan sangat
buruk. Para hakim mendapatkan penghasilan dari hasil suap. Amos memperhatikan
orang-orang kaya yang hidup dalam kenyamanan. Hosea melihat bahwa orang-orang
tersebut sudah dikeraskan hatinya oleh keadaan sekeliling mereka.
Kehidupan keluarga
dari banyak orang telah hancur. Pernikahan tidak dihargai. Kemabukan merupakan
hal yang biasa. Kekayaan dari hanya sedikit orang membuat orang miskin dan
orang kaya saling membenci. Disamping keadaan sosial, kehidupan beragama rakyat
saat itu sangatlah buruk. Para pendeta gagal untuk memimpin umat mengetahui
firman Tuhan. Dalam beberapa hal, para pendeta bahkan memimpin orang- orang
untuk berbuat dosa. Penyembahan berhala dan penyembahan dewa-dewa disekeliling
bangsa Israel membuat hati Allah meratap.
Ingat bahwa Hosea memberitakan
firman Tuhan kepada umat yang sudah menjadi pilihan Allah selama beberapa
tahun. Mereka bersalah karena menolak kasih dari Seseorang yang sudah sangat
mengasihi mereka. Nabi Hosea, yang hatinya sangat prihatin, dipilih untuk
berbicara kepada umat yang berdosa ini.
HOSEA-ORANG
PILIHAN ALLAH
Hosea jatuh cinta dan
menikah dengan Gomer, anak Diblaim ketika dia masih muda. Dia sangat
mengasihinya sehingga berjanji untuk terus bersama-samanya sampai akhir
hayatnya. Hosea menceritakan hancur hatinya di pasal pertama dari bukunya.
Gomer tidak setia dan tidak layak untuk menerima cinta Hosea untuknya. Dia
menjadi terbelenggu kehidupan dosa dan kebejatan moral. Dia menjadi seorang
pelacur setelah kelahiran anak pertama mereka. Kepedihan yang dalam yang
menimpa hati suaminya yang murni sulit untuk dimengerti. Dia tetap mengasihi
Gomer, bahkan setelah dia menjadi tidak setia. Setelah beberapa tahun dalam
kesengsaraan, dia meninggalkan rumah untuk menjual diri sebagai seorang budak
pada kekasih palsunya yang menjanjikan lebih banyak hal kepadanya. Hosea sangat
mengasihi istrinya sehingga dia membeli dia dari pasar budak dan memulihkan dia
menjadi istrinya kembali. Kasihnya sangat kuat sehingga perbuatan terburuk dari
istrinya tidak dapat menghancurkannya. Hosea sangat menderita, tapi dalam
setiap setiap kepedihan akan penderitaannya, dia menjadi tahu dengan lebih
jelas kasih Allah yang sejati.
Karena itu, kita
belajar bahwa Hosea, sang Nabi, adalah orang dengan kasih dan kesetiaan yang
besar.
HOSEA-MISINYA
Jika penekanan yang
penting dalam kotbah Amos adalah peringatan akan penghakiman, maka penekanan
yang penting dalam kotbah Hosea adalah panggilan kasih. Istri Hosea
menghancurkan hatinya, tapi tetap mungkin baginya untuk memberikan gambaran
hati Allah pada dunia. Hosea dikirim untuk mendekati orang- orang yang keras
hati dan menerima kasih Allah.
BEBERAPA
PELAJARAN YANG PERLU DIINGAT DARI HOSEA
1. Tuhan menginginkan
kasih kita yang sempurna. Tuhan tidak akan menerima
ibadah kita jika kita mencoba untuk membagi kasih kita dengan hal yang lain.
Sama seperti dosa Gomer yang menghancurkan pernikahannya dengan Hosea, demikian
juga ketidaksetiaan akan menjauhkan kita dari Allah. Ketika seseorang berhenti
mengasihi Allah dan berbalik untuk mengikuti sesuatu yang lain, dia bersalah
karena dosa yang sangat fatal.
2. Dosa menghancurkan
kemampuan seseorang untuk membuat suatu keputusan yang baik. Anggur
dan air anggur menghilangkan daya pikir. Hos 4:11. Dosa itu
seperti sebuah penyakit. Hal ini dapat ditularkan dari seseorang kepada orang
yang lain. Dosa mencuri kekuatan untuk berpikir dengan jernih dari banyak
orang.
3. Kasih Allah adalah
kekal. Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir
Kupanggil anak-Ku itu. Makin Kupanggil mereka, makin pergi mereka itu dari
hadapan-Ku; mereka mempersembahkan korban kepada para Baal, dan membakar korban
kepada patung- patung. Padahal Akulah yang mengajar Efraim berjalan dan
mengangkat mereka di tangan-Ku, tetapi mereka tidak mau insaf, bahwa Aku
menyembuhkan mereka. Hos 11:1-3.
Hosea menggambarkan Allah sebagai seseorang yang begitu dalam
kasih-Nya sehingga Dia tidak pernah berhenti mendapatkan umat-Nya. Kasih-Nya
tidak pernah gagal. Hosea sangat kagum ketika menangkap sekilas kelembutan
kasih Allah Hos 11:1-3. Tangan yang penuh kasih menuntun anak-anak yang
lemah melewati padang belantara. Kasih Allah, seperti kasih seorang ayah, dapat
dilihat setiap langkah dari keseluruhan kasih itu. Kasih tersebut tidak berubah
meskipun ada ketidaksetiaan dari umat Israel. Tetapi, Dia tidak akan memaksakan
kasih-Nya pada orang-orang. Orang-orang yang berdosa mungkin menolak Dia dan
menolak untuk kembali pada kasih-Nya. Kasih-Nya dapat ditolak.
Dalam hati Allah, ada kasih untuk orang berdosa dan kebencian pada
dosa dan sikapnya yang tidak menghargai Allah.
4. Pertobatan yang
murni penting untuk mendapatkan pengampunan. Mari,
kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan
menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita. Hos 6:1. Juga bacalah Hos 14:1-3.
Pesan yang diberikan Hosea untuk umatnya adalah mereka harus
berbalik dari dosa-dosa mereka dan kembali pada Allah. Pengalaman Hosea dengan
Gomer, istrinya yang tidak setia, adalah contoh yang jelas antara Allah dengan
umat- Nya. Israel adalah seperti mempelai perempuan Allah sendiri. Allah sangat
mengasihi Israel. Dia menantikan dengan sabar akan kembalinya. Allah akan
mengampuni Israel. Demikian juga pada hari ini, setiap orang harus bertobat
dari dosa mereka. Setiap orang harus berbalik dari dosa mereka dan kembali pada
Allah dalam iman. Ketika hal ini terjadi, orang dapat menerima pengampunan dan
pengudusan dari dosa. Kasih Allah yang kekal dapat dikenal oleh orang tersebut.
0 komentar:
Post a Comment