KERIPIK SINGKONG YANG BIKIN HOKI


Siapa yang tak kenal dengan camilan yang satu ini, tua, muda, baik dari golongan mengah kebawah maupun golongan menengah keatas, hampir semua menyukainya. Baik sebagai teman “ngopi” maupun menemani saat santai baik bersama teman maupun keluarga.

Yudi (50 thn) seorang warga di kampung Bungur RT 02/05, Desa Tajur Halang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawabarat. Tak pernah membayangkan jikalau usaha kecil-kecilan yang ia rintis pada tahun 2008 kini berkembang pesat hingga beromset jutaan rupiah.

Sebelum menemukan “hoki” di usahanya, ia sempat jatuh bangun dalam pelbagai usaha yang pernah dijalaninya. Dari kegemaran ia dan keluarganya yang “mengemil” keripik singkong buatan sendiri, terpikirkan olehnya untuk mencoba membuka usaha keripik singkong. Berkat keahliannya dalam meramu rasa keripik singkong, lelaki paruh baya ini sampai pada gerbang kesuksesan. Kendati ditengah persaingan ketat pasar keripik singkong, khususnya di Jabotabek, ia mampu bertahan bahkan terus melebarkan sayapnya.

Pangsa pasar yang ia bidik adalah menegah ke bawah. Namun tak jarang pembelimya dari kalangan menegah ke atas. Meski begitu keripik singkong buatannya dibeli pemilik pabrik keripik singkong “Kingkong”. Mereka membeli keripik singkong yang sudah jadi, kemudian diolah lalu dikemas sendiri.

Kebanyakan keripik singkong milik Yudi, dipasarkan ke pasar trdisional dan supermarket dengan harga yang variatif, tergantung dari berat keripik singkong. Keripik singkong buatan Yudi sangat digemari di pasaran dan mampu mengungguli keripik singkong yang lainnya, dengan harga lebih mahal sekalipun. Hal ini adalah suatu pertanda, soal harga lebih mahal bukan tolok ukur satu-satunya. Namun, faktor kualitas dari produk itulah yang menjadi standar mutu,begitulah Yudi mengatakan.

Yudi mengungkapkan, keripik singkong yang dipasarkannya menggunakan singkong dari jenis “Manggu” yang dibelinya dengan harga Rp. 1200-1500 per kilogramnya, dari petani manggu di Sukabumi-Jawabarat. Menurutnya kualitas singkong manggu adalah yang terbaik untuk dijadikan keripik singkong. Karena jenis tersebut enak dan rasanya lezat, singkong ini berkarakteristik permukaan yang agak kasar dengan warna lebih putih ketimbang singkong pada umumnya. Namun kelemahannya, singkong jenis ini tak bisa bertahan lama. Sehingga suplai bahan bakunya harus disesuaikan dengan kapasitas produksi.

Untuk menjaga citarasa, Yudi masih mempertahankan pengolahan dengan cara-cara tradisional. Dia sengaja menghindari penggunaan mesin meskipun dengan mesin, pemotongan singkong bisa memproduksi keripik lebih banyak. Yudi lebih suka merajang singkong setipis-tipis dengan menggunakan tenaga-tenaga terampil. Dari mulai pemilihan singkong, pengupasan, penggorengan hingga pengemasan, ia mengandalkan karyawannya yang kini berjumlah 35 orang. Walaupun digoreng dengan cara tradisional, dalam setiap hari, Yudi mampu memproduksi 500 kg singkong untuk diolah menjadi 300 kg keripik. Ia menjual keripik tersebut dalam kemasan 125 gram dengan kemasan yang berstandar SNI dan khusus makanan, harga satu kemasannya adalah Rp. 3.000. Tiap hari hasil produksinya ludes tak bersisa. Omset keripik singkong olahannya mencapai Rp. 7.200.000,-/hari.

Yudi merasa tak gentar menghadapi persaingan, ia justru merasakan bahwa persainagan itu sangat diperlukan agar kita jangan pernah lengah dan untuk terus menjaga kualitas, serta kita tak pernah berpuasa diri. Juga terus berinovasi dalam produk dan penjualan dan yang terutama terus memberikan perhatian kepada kepuasan konsumen. Dan lanjutnya, rezeki masing-masing sudah ada yang mengatur tinggal kita berusaha dan menemukan keunggulan dalam diri yang sudah ditetepkan oleh-Nya.

Sumber : Metro Bogor Post, selasa 17 September 2013 














NIKMATILAH HIDUP



Kita semua tahu seperti apa rasanya ketakutan. Ketakutan sangat menyiksa dan menghalangi kemajuan kita. Ketakutan dapat membuat kita gemetar, berkeringat, merasa lemah, dan menyebabkan kita lari dari hal-hal yang seharusnya kita hadapi. Semua orang tak kecuali pernah merasakan ketakutan, baik dari problem kehidupan sehari-hari dari hal-hal kecil maupun yang besar. Ketakutan itu sendiri tidak berasal dari Allah, itu adalah alat iblis untuk mencegah kita agar tidak menjalani hidup yang indah yang Tuhan inginkan bagi kita, “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban” (2Tim. 1:7). Allah ingin agar kita hidup dalam iman. Iman adalah menyandarkan seluruh kepribadian kita kepada Allah dengan kepercayaan mutlak dan keyakinan akan kuasa, kebijaksanaan, dan kebaikan-Nya. Ini adalah bukti dari segala sesuatu.

Iman bekerja di dunia roh. Mungkin kita terbiasa mempercayai apa yang bisa kita lihat dan rasakan, tetapi sebagai anak Allah kita perlu terbiasa untuk hidup di dunia yang tidak bisa kita lihat (dunia roh). Kita tidak bisa melihat Allah karena Dia adalah Roh, tetapi kita percaya teguh kepada-Nya. Kita jarang melihat malaikat, tetapi firman Allah berkata mereka ada disekitar kita untuk melindungi kita. Dengan melepaskan iman kita kepada Allah dan firman-Nya, kita bisa menjangkau dunia roh dan mengeluarkan segala sesuatu yang Tuhan inginkan agar kita nikmati, namun tidak terlihat.

Ketahuilah iblis sangat senang manarik perhatian kita kepada keadaan dan berusaha membuat kita takut akan masa depan kita. Mereka bersama pasukannya senantiasa “menghembuskan” nafas-nafas ketakutan dan kecemasan, hingga akhirnya kita menyerah dan mengikuti keinginan mereka dan terjatuh dalam pencobaan yang mereka lakukan. Ibarat “jebakan Batman”  mereka senantiasa membuat jebakan yang halus sekali dan memperdaya kita dengan gambaran-gambaran yang membuat kita menyimpang dari kehendak-Nya tanpa kita sadari, namun dengan iman yang kokoh kita dapat membentengi serangan-serangan mereka. Sebaliknya, Allah ingin agar kita percaya kepada-Nya dan yakin bahwa Dia lebih besar dari keadaan apa pun atau ancaman-ancaman dari iblis.

Alkitab penuh dengan teladan-teladan besar dari para pria maupun wanita yang mengalami keadaan yang berat sekali, dan akibatnya ketakutan memenuhi hati mereka, tetapi mereka memutuskan untuk menaruh iman kepada Allah, dan mereka mengalami kebebasan hidup dalam ketakutan. Sekalipun kita kini telah menjadi seorang Kristen, kita mungkin masih saja menjalani hidup yang tersiksa oleh segala macam ketakutan kecuali kita memutuskan hidup dengan iman. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman” (Rom 1:17).

Keberanian bukanlah tidak adanya rasa takut, tetapi keberanian akan bertindak di hadapan rasa takut. Ketika Allah berkata kepada hamba-hamba-Nya untuk tidak takut, Dia tidak melarang mereka untuk merasa takut, tetapi Dia memberitahu mereka untuk taat kepada-Nya tanpa menghiraukan apa pun yang mereka rasakan. Allah tahu bahwa roh ketakutan akan selalu berusaha mencegah kita agar tidak membuat kemajuan dalam perjalanan kita bersama Dia. Itulah sebabnya Dia memberitahu kita berulang kali di dalam Firman-Nya bahwa Dia selalu bersama kita, dan karena itu kita tidak perlu tunduk kepada rasa takut. “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau” (Ul. 31:6).    

Hanya iman yang bisa membuat Allah senang, oleh sebab itu, sangatlah penting bagi orang percaya baru di dalam Kristus untuk belajar tentang iman dan mulai berjalan di dalam iman itu. mengembangkan iman yang kuat dilakukan seperti mengembangkan otot-otot yang kuat. Kita harus melatih iman kita sedikit demi sedikit dan setiap kali kita melakukannya, iman kita semakin kuat. “Ia berkata kepada mereka: “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, - maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu” (Mat. 17:20).

Mungkin selama ini kita telah hidup dalam ketakutan itu tetapi sekarang saatnya untuk menggantikan ketakutan itu dengan iman kepada Allah. Memang akan membutuhkan waktu dalam menjalaninya, tetapi intinya janganlah kita berkecil hati dan jangan pernah menyerah. Segala sesuatu di dunia ini berjalan menurut hukum pertumbuhan bertahap, sedikit demi sedikit segala sesuatu akan berubah jika kita tetap melakukan apa yang Tuhan katakan kepada kita.

“Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyai dalam segala kelimpahan” (Yoh. 10:10). Yesus mati agar kita menikmati hidup, itu tidak berarti bahwa kita akan mendapatkan segala sesuatu seperti yang kita inginkan dan tidak pernah mengalami kesulitan apa pun. Itu berarti bahwa melalui hubungan kita dengan Allah, kita bisa bangkit dari kesedihan di dunia dan berbagi kebangkitan hidup yang dijalani oleh, bersama, dan bagi Allah melalui kuasa Roh Kudus. Allah adalah hidup sejati kita, di dalam Dia kita hidup dan bergerak dan mengalami kemanusiaan kita. Dengan belajar menyukai Allah akan membebaskan kita sehingga kita bisa menikmati setiap hari dalam hidup kita. nikmatilah persekutuan dengan Dia, Allah peduli akan segala sesuatu yang membuat kita prihatin, dan Alkitab berkata bahwa Allah akan menyempurnakan hal yang membuat kita prihatin. Dia selalu bekerja dalam hidup kita, sambil membawa kita kepada kehendak-Nya secara lebih utuh.

Janganlah memiliki rasa takut yang keliru terhadap Allah, tetapi seharusnya milikilah rasa takut karena hormat terhadap-Nya, yang berarti kita harus menghormati Dia dan bersungguh-sungguh dengan apa yang dikatakan-Nya. Kita seharusnya tidak pernah takut bahwa Allah akan murka setiap kali kita gagal untuk menjadi sempurna, Allah berbelas kasih dan Dia lambat akan murka. Dia sungguh sabar, dan Dia mengetahui kerangka kita dan mengerti segala kelemahan dan kerapuhan kita.

Hidup yang kita miliki saat ini mungkin bukan hidup yang kita inginkan pada akhirnya, tetapi hanya hidup ini yang kita miliki saat ini, maka kita perlu menikmatinya. Carilah hal-hal yang baik di dalamnya, tekankan hal-hal yang positif dan belajarlah untuk melihat segala kebaikan di dalam segala sesuatu. Sukailah keluarga dan teman-teman kita, jangan memilih-milih mereka dan jangan terus menyibukkan diri dengan berusaha mengubah mereka, berdoalah bagi mereka dan biarkan Tuhan yang melakukan perubahan itu. sukailah pekerjaan kita, dan nikmatilah hidup sehari-hari yang biasa-biasa saja. Hal ini mungkin jika kita mau percaya kepada Allah dan memutuskan untuk bersikap baik. Arahkan pandangan kita kepada Allah dan bukan pada segala sesuatu yang tidak beres dengan kita, hidup kita, keluarga kita dan dunia. Allah memiliki rencana yang indah bagi kita dan Dia telah mulai mengerjakannya, kita bisa bersuka cita sebelumnya dan berharap hal-hal baik akan terjadi. Kebanyakan orang hidup seperti yang mereka yakini bahwa mereka bisa menikmati hidup selama ada masalah, tetapi pemikiran itu keliru. Janganlah tinggal dalam kesalahan atau penyesalan akan masa lalu, teruslah berpikir tentang masa depan yang cerah yang kita miliki melalui Yesus Kristus. Kita bisa menikmati apa pun yang kita putuskan untuk dinikmati. Kita bisa merasakan nikmatnya duduk dalam kemacetan lalulintas jika kita mau. Intinya nikmati hidup dalam kebersamaan dengan-Nya namun hal itu memerlukan sikap kita untuk turut berperan aktif dalam melaksanakan semua itu dengan sikap hati yang lunak dan menerima Yesus yang memegang semua kendali dan memimpin semua segi kehidupan kita.

Allah tidak berharap agar kita jadi sempurna hari ini. sebenarnya, Dia telah mengetahui bahwa kita tidak akan pernah sempurna seutuhnya selama kita hidup di bumi. Namun, Dia berharap agar kita terus melangkah maju. Kita harus bangun setiap hari dan dengan tulus berbuat yang terbaik untuk melayani Tuhan dalam segala asfek kehdupan kita. Kita harus mengakui semua kegagalan kita dan meminta ampunan atas dosa-dosa kita, dan mau berbalik dari dosa-dosa itu. Jika kita mau melakukan ini, Allah akan melakukan selebihnya. Dia akan terus bekerja bersama kita melalui Roh Kudus-Nya, Dia akan mengajari kita, mengubah kita, dan memakai kita. Sukailah Allah, sukailah diri sendiri dan nikmatilah hidup yang Yesus berikan lewat kematian-Nya. 



CARA JITU HITUNG MODAL USAHA


Judul                : Cara Jitu Hitung Modal Usaha
Penulis              : Wulan Ayodya
Penerbit            : PT. Elex Media Komputindo
Tahun terbit      : 2010
Tebal                : 158 halaman
Jenis buku        : Enterpreunership

Sekilas tentang penulis
Wulan Ayodya lahir di Jakarta 1973. Berbagai pengalaman usaha kecil sudah pernah dilakoni walaupun pada akhirnya memilih focus pada bidang pendidikan dan pelatihan usaha kecil menengah (UKM). Bergabung dengan beberapa pakar dan praktisi dibidangnya untuk mengembangkan misi memajukan UKM di Indonesia.

E-mail              : ukmku.mandiri@yahoo.com atau manajemen@ukmku.com
Website            : www.ukmku.com

Isi buku
Buku yang berisi tentang bagaimana memulai sebuah usaha, dimana pada awal seseorang hendak memulai usaha seringkali hal pertama yang menjadi kendala adalah mengenai permodalan. Dan hal yang sering terjadi adalah karena ketiadaan modal atau kekurangan modal untuk membuka atau memulai sebuah usaha.

Banyak orang mengira bahwa dengan meminjam modal usaha baik melalui bank pemerintah, umum atau BPR  adalah satu-satunya menuju pemenuhan akan kebutuhan modal usaha. namun, meminjam modal usaha kepada pihak lain jika tanpa pengetahuan dan perhitungan yang tepat dan matang. Alih-alih mendapatkan keuntungan malah yang terjadi mengalami kerugian, bahkan banyak pula yang mengalami kehancuran oleh sebab perhitungan yang kurang matang.

Dalam memulai sebuah usaha, pertimbangan yang matang mutlak dibutuhkan. Jangan pernah terbawa oleh perasaan yang berlebihan ataupun terbujuk oleh “marketing” yang tidak bertanggung jawab. Dalam buku ini dibahas dengan bahsa yang mudah dimengerti oleh kita, dimana dalam buku ini persoalan dalam menghitung modal usaha dirinci dngan ringkas dan di tambahkan dengan metode-metode tata cara perhitungan yang tidak bikin “ngejilemet” bagi kita yang tak paham akan bidang akuntansi, manajemen maupun keuangan. Ditambahkan pula dengan contoh-contoh dan tip serta trik dalam sebuah pengajuan pinjaman kredit usaha dengan cara yang sederhana.

Penulis sendiri mengelola sebuah website yang berhubungan dengan cara-cara berwirausaha serta memilki sekolah atau kursus tentang usaha kecil menegah. Apabila kita kurang memahami dan ingin menambah wawasan dalam bidang kewirausahaan dapat menghubungi penulis di website: www.ukmku.com dijamin akan puas dan pengetahuan kita akan dunia usaha semakin bertambah, sekarang bagaimana tergantung dari kita akankah memulai sebuah usaha? namun sebelum memuali usaha yang sesuai dengan passion atau keinginan kita, lebih baik baca dahulu buku ini sebagai pedoman dasar. Selamat berwirausaha. 

THOMAS ALVA EDISON


Thomas Alva Edison lahir di ohio pada tahun 1847, dalam bidang akademis ia merupakan murid yang kurang dan gurnya pun menganggap ia seorang yang bodoh. Sehingga ia akhirnya dikeluarkan dari sekolahnya. Thomas sebenarnya bukanlah orang yang bodoh dalam bidang akdemis ia memang terlihat kurang namun sesungguhnya minat terbesar yang ada pada diri seorang Thomas adalah penelitian dan pengembangan. Ia merupakan seorang visioner dan mampu mengaplikasikan ide-ide atau gagasan cemerlang yang ada di benaknya. Keuletan dan kegigihan dalam mewujudkan sebuah impian patut kita tiru.


Selain seorang ilmuwan Edison juga adalah seorang pengusaha dimana ia mendirikan empat belas perusahaan di Amerika yang salah satunya adalah Gneral Eletrik, perusahaan yang bermula dari memproduksi lampu pijar dan pensuplai listrik namun pada perkembangannya telah merambah pada sector lain, seperti teknologi tepat guna. Edison sendiri telah mematenkan lebih dari 1000 penemuannya, hasil penelitian besarnya meliputi lampu bohlam, gramafon, kamera bergerak dan dinamo.


Pada tahun 1879 Thomas Alva Edison berhasil menciptakan lampu pijar, yang menjadikan namnya dikenang sepanjang masa. Sebetulnya Edison bukanlah orang pertama yang menciptakan system penerangan listrik, beberapa tahun sebelumnya lampu yang bersinarkan arus listrik digunakan di Paris sebagai penerang jalan. Tetapi lampu pijar Edison telah mengalami suatu proses yang menjadikannya lebih sederhana dan praktis untuk pemakaian rumah tangga.  Penyempurnaan sistem pembagian tenaga listrik yang dikembangkanganya memungkinkan adanya penerangan di rumah-rumah. Oleh sebab itu pada tahun 1882 setelah pengembangan dan melalui riset yang teruji, perusahaannya memulai memproduksi listrik untuk rumah-rumah di New York. Dan tak lama kemudian akhirnya menyebar ke seluruh dunia.


Selain itu Edison juga telah memberikan sumbangan yang luarbiasa untuk perkembangan kamera perfilman serta proyektor. Sebagai seoarng ilmuwan yang visioner ia pun telah membuat penyempurnaan penting di bidang perteleponan dimana karbon transmitter ciptaannya telah meningkatkan kejelasan pendengaran. Lewat tangan dinginnya ia telah menyempurnakan pelbagai bidang, seperti telegram dan mesin tik.


Keuletan seorang Thomas Alva Edison benar-benar teruji dimana dalam proses terciptanya lampu pijar ia telah mengalami kegagalan sebanyak 999 kali yang berarti baru yang ke 1000 kali ia dapat berhasil. Namun ia tidak mudah menyerah dan dari setiap kegagalan yang didapati olehnya ia mengatakan bahwa ia telah berhasil menemukan jalannya namun belum memperoleh jalan yang sesungguhnya. Andai saja pada masa ke 999 ia menyerah pastilah kita tidak akan mengenal yang namanya lampu pijar. Dari seorang Thomas Alva Edison kita dapat belajar banyak mengenai bagaimana kita mewujudkan mimpi-mimpi kita dengan semangat pantang menyerah. Dan selau berusaha untuk menjadi seorang yang visioner, darinya pula kita dapat belajar bagaimana ia dapat menyempurnakan hasil temuan orang lain. Hal ini dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, cobalah terapkan system ATM (Amati Tiru Modifikasi) sebab di dunia ini tidak ada yang baru semua adalah sudah ada sejak zaman dahulu hanya bedanya adalah oleh sebab perkembangan maka hal-hal temuan yang lalu semakin hari semakin berkembang kea rah sempurna. Sebagai contoh, kita dapat lihat bagaimana berkembangnya mobil-mobil zaman sekarang jika dibandingkan dengan tempo dulu.


Referensi          : www.forumindonesia.blogspot.com

KAHLIL GIBRAN


Kahlil Gibran lahir pada tanggal 6 Januari 1883 di Beshari, Lebanon. Beshari sendiri merupakan daerah yang kerap disinggahi badai, gempa serta petir. Tak heran bila sejak kecil, mata Gibran sudah terbiasa menangkap fenomena-fenomena alam tersebut. Inilah yang nantinya banyak mempengaruhi tulisan-tulisannya tentang alam.

Pada usia 10 tahun, bersama ibu dan kedua adik perempuannya, Gibran pindah ke Boston, Amerika Serikat. Tak heran bila kemudian Gibran kecil mengalami kejutan budaya, seperti yang banyak dialami oleh para imigran lain yang berhamburan datang ke Amerika Serikat pada akhir abad ke-19. Keceriaan Gibran di bangku sekolah umum di Boston, diisi dengan masa akulturasinya maka bahasa dan gayanya dibentuk oleh corak kehidupan Amerika. Namun, proses Amerikanisasi Gibran hanya berlangsung selama tiga tahun karena setelah itu dia kembali ke Bairut, di mana dia belajar di Madrasah Al-Hikmat (School of Wisdom) sejak tahun 1898 sampai 1901.

Selama awal masa remaja, visinya tentang tanah kelahiran dan masa depannya mulai terbentuk. Tirani kerajaan Ottoman, sifat munafik organisasi gereja, dan peran kaum wanita Asia Barat yang sekadar sebagai pengabdi, mengilhami cara pandangnya yang kemudian dituangkan ke dalam karya-karyanya yang berbahasa Arab. Pada usia 19 tahun Gibran akhirnya kembali meninggalkan tanah kelahirannya dan kembali kenegeri paman Sam, Amerika. Walaupun telah meninggalkan negeri yang telah melahirkannya, kota Lebanon tak pernah lepas dari ingatannya dan menjadi inspirasi dalam karyanya. Di kota Boston ia memulai karyanya dalam menulis, pengalaman dua budaya yang ia alami telah menjadikannya kaya akan kulutur budaya dan ia dengan bebas mengekspresikan dalam setiap tulisan yang dibuat.

Gibran menulis drama pertamanya di Paris dari tahun 1901 hingga 1902. Tatkala itu usianya menginjak 20 tahun. Karya pertamanya, "Spirits Rebellious" ditulis di Boston dan diterbitkan di New York, yang berisi empat cerita kontemporer sebagai sindiran keras yang meyerang orang-orang korup yang dilihatnya. Akibatnya, Gibran menerima hukuman berupa pengucilan dari gereja Maronite. Akan tetapi, sindiran-sindiran Gibran itu tiba-tiba dianggap sebagai harapan dan suara pembebasan bagi kaum tertindas di Asia Barat.

Masa-masa pembentukan diri selama di Paris cerai-berai ketika Gibran menerima kabar dari Konsulat Jendral Turki, bahwa sebuah tragedi telah menghancurkan keluarganya. Adik perempuannya yang paling muda berumur 15 tahun, Sultana, meninggal karena TBC.

Gibran segera kembali ke Boston. Kakaknya, Peter, seorang pelayan toko yang menjadi tumpuan hidup saudara-saudara dan ibunya juga meninggal karena TBC. Ibu yang memuja dan dipujanya, Kamilah, juga telah meninggal dunia karena tumor ganas. Hanya adiknya, Marianna, yang masih tersisa, dan ia dihantui trauma penyakit dan kemiskinan keluarganya. Kematian anggota keluarga yang sangat dicintainya itu terjadi antara bulan Maret dan Juni tahun 1903. Gibran dan adiknya lantas harus menyangga sebuah keluarga yang tidak lengkap ini dan berusaha keras untuk menjaga kelangsungan hidupnya.

Di tahun-tahun awal kehidupan mereka berdua, adiknya membiayai penerbitan karya-karya Gibran dengan biaya yang diperoleh dari hasil menjahit di Miss Teahan"s Gowns. Berkat usaha dan kerja keras adiknya itu, Gibran dapat meneruskan karier keseniman dan kesasteraannya yang relatif masih awal. Pada tahun 1908 Gibran kembali ke Paris, disini dia hidup senang karena secara rutin menerima cukup uang dari Mary Haskell, seorang wanita kepala sekolah yang berusia 10 tahun lebih tua namun dikenal memiliki hubungan khusus dengannya sejak masih tinggal di Boston. Di Paris inilah pada tahun 1909 sampai 1910, dia belajar di School of Beaux Arts dan selanjutnya bersekolah di Julian Academy.

Setelah selesai studinya ia kembali ke Boston, Amerika dan ia mendirikan sebuah studio di West Cedar Street di bagian kota Beacon Hill, Ia juga mengambil alih pembiayaan keluarganya. Pada tahun 1911 Gibran pindah ke kota New York. Di New York Gibran bekerja di apartemen studionya di 51 West Tenth Street, sebuah bangunan yang sengaja didirikan untuk tempat ia melukis dan menulis.

Sebelum tahun 1912 "Broken Wings" telah diterbitkan dalam Bahasa Arab. Buku ini bercerita tentang cinta Selma Karami kepada seorang muridnya. Namun, Selma terpaksa menjadi tunangan kemenakannya sendiri sebelum akhirnya menikah dengan suami yang merupakan seorang uskup yang oportunis. Karya Gibran ini sering dianggap sebagai otobiografinya.

Pengaruh dari buku karya Gibran ini terasa sangat besar di dunia Arab karena di sini untuk pertama kalinya, wanita-wanita Arab yang dinomorduakan mempunyai kesempatan untuk berbicara bahwa mereka adalah istri yang memiliki hak untuk memprotes struktur kekuasaan yang diatur dalam perkawinan. Gibran sangat produktif dan hidupnya mengalami banyak perbedaan pada tahun-tahun berikutnya. Selain menulis dalam bahasa Arab, dia juga terus menyempurnakan penguasaan bahasa Inggrisnya dan mengembangkan kesenimanannya.

Ketika Gibran dewasa, pandangannya mengenai dunia Timur meredup. Pierre Loti, seorang novelis Perancis, yang sangat terpikat dengan dunia Timur pernah berkata pada Gibran, kalau hal ini sangat mengenaskan! Disadari atau tidak, Gibran memang telah belajar untuk mengagumi kehebatan Barat.

Sebelum tahun 1918, Gibran sudah siap meluncurkan karya pertamanya dalam bahasa Inggris, "The Madman", "His Parables and Poems". Persahabatan yang erat antara Mary tergambar dalam "The Madman". Setelah "The Madman", buku Gibran yang berbahasa Inggris adalah "Twenty Drawing", 1919; "The Forerunne", 1920; dan "Sang Nabi" pada tahun 1923, karya-karya itu adalah suatu cara agar dirinya memahami dunia sebagai orang dewasa dan sebagai seorang siswa sekolah di Lebanon, ditulis dalam bahasa Arab, namun tidak dipublikasikan dan kemudian dikembangkan lagi untuk ditulis ulang dalam bahasa Inggris pada tahun 1918-1922.

Sebelum terbitnya "Sang Nabi", hubungan dekat antara Mary dan Gibran mulai tidak jelas. Mary dilamar Florance Minis, seorang pengusaha kaya dari Georgia. Ia menawarkan pada Mary sebuah kehidupan mewah dan mendesaknya agar melepaskan tanggung jawab pendidikannya. Walau hubungan Mary dan Gibran pada mulanya diwarnai dengan berbagai pertimbangan dan diskusi mengenai kemungkinan pernikahan mereka, namun pada dasarnya prinsip-prinsip Mary selama ini banyak yang berbeda dengan Gibran. Ketidaksabaran mereka dalam membina hubungan dekat dan penolakan mereka terhadap ikatan perkawinan dengan jelas telah merasuk ke dalam hubungan tersebut. Dan hal ini telah membuat hubungan diantara keduanya hancur yang menyebabkan Mary menerima Florance Minis.

Selepas permasalahan hubungan yang hancur dengan Mary yang membuat kepedihan di hatinya, namun Gibran tak berhenti untuk berkarya namun pengalaman pahit itu malah menjadikannya semakin produktif dalam berkarya. Pada tahun 1920 Gibran mendirikan sebuah asosiasi penulis Arab yang dinamakan Arrabithah Al Alamia (Ikatan Penulis). Tujuan ikatan ini merombak kesusastraan Arab yang stagnan. Seiring dengan naiknya reputasi Gibran, ia memiliki banyak pengagum. Salah satunya adalah Barbara Young. Ia mengenal Gibran setelah membaca "Sang Nabi". Barbara Young sendiri merupakan pemilik sebuah toko buku yang sebelumnya menjadi guru bahasa Inggris. Selama 8 tahun tinggal di New York, Barbara Young ikut aktif dalam kegiatan studio Gibran.

Gibran menyelesaikan "Sand and Foam" tahun 1926, dan "Jesus the Son of Man" pada tahun 1928. Ia juga membacakan naskah drama tulisannya, "Lazarus" pada tanggal 6 Januari 1929. Setelah itu Gibran menyelesaikan "The Earth Gods" pada tahun 1931. Karyanya yang lain "The Wanderer", yang selama ini ada di tangan Mary, diterbitkan tanpa nama pada tahun 1932, setelah kematiannya.

Pada tanggal 10 April 1931 jam 11.00 malam, Gibran meninggal dunia. Tubuhnya memang telah lama digerogoti sirosis hati dan TBC, tapi selama ini ia menolak untuk dirawat di rumah sakit. Pada pagi hari terakhir itu, dia dibawa ke St. Vincent"s Hospital di Greenwich Village. Hari berikutnya Marianna mengirim telegram ke Mary di Savannah untuk mengabarkan kematian penyair ini. Meskipun harus merawat suaminya yang saat itu juga menderita sakit, Mary tetap menyempatkan diri untuk melayat Gibran.

Jenazah Gibran kemudian dikebumikan tanggal 21 Agustus di Ma Sarkis, sebuah biara Carmelite di mana Gibran pernah melakukan ibadah. Sepeninggal Gibran, Barbara Younglah yang mengetahui seluk-beluk studio, warisan dan tanah peninggalan Gibran. Juga secarik kertas yang bertuliskan, "Di dalam hatiku masih ada sedikit keinginan untuk membantu dunia Timur, karena ia telah banyak sekali membantuku."

Sumber rangkuman       : 10 Kisah Hidup Penulis Dunia, Katta Solo, 2005
*************

Pearl S. Buck


Pearl Comfort Sydenstricker lahir pada 26 Juni 1892 di Hillsboro, West Virginia. Orang tuanya, Absalom dan Caroline Sydenstricker, adalah sepasang misionaris Southern Presbyterian yang ditempatkan di China. Pearl adalah anak keempat dari 7 bersaudara, pada usianya yang baru menginjak tiga bulan ia dibawa ke China. Dimana dinegeri ini ia menghabiskan empat puluh tahun pertama dalam hidupnya.

Ia dan keluarganya tinggal di kota Chinkiang (Zhenjiang), di Provinsi Kiangsu (Jiangsu). Saat itu, kota tersebut hanyalah kota kecil yang berada di pertemuan antara Sungai Yangtze dan Kanal Besar. Ayahnya yang mana adalah seorang misioneris seringkali harus meninggalkan keluarga dan menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mengembara di pedesaan dan pelosok-pelosok demi sebuah misi mempertobatkan orang. Sementara itu ibunya melayani para wanita setempat di sebuah klinik kecil yang didirikan olehnya. 

Sedari kecil, Pearl dapat berbahasa Inggris dan China, Ia diajarkan oleh ibunya dan seorang guru guru lokal bernama Tuan Kung. Namun pada tahun 1900, ketika terjadi pemberontakan Boxer, Caroline dan anak-anaknya mengungsi ke Shanghai.  Di sana, mereka menghabiskan bulan-bulan yang menegangkan karena harus menunggu kabar mengenai Absalom, ayahnya. Setelah ayahnya kembali, mereka pada tahun itu pula, memutuskan kembali ke Amerika Serikat untuk cuti.

Pada tahun 1910, Pearl masuk ke sekolah khusus perempuan di Lynchburg, Virginia, bernama Randolph-Macon Woman's College. Dari sana, ia lulus pada tahun 1914. Meskipun ia berencana untuk tinggal di Amerika Serikat, ia kembali ke China tak lama setelah lulus karena mendapat kabar bahwa ibunya sakit keras. Pada tahun 1915, ia bertemu dengan seorang lulusan dari Univeristas Cornell, seorang ekonom agrikultur bernama John Lossing Buck. Dan keeduanya pun menikah pada tahun 1917 serta pindah ke Nanhsuchou (Nanxuzhou, sebuah desa di Provinsi Anhwei. Dan mendirikan suatu komunitas yang terdiri dari orang-orang yang miskin, di dalam komunitas inilah cikal bakal untaian kisah yang terdapat dalam novelnya nanti, yaitu "The Good Earth".


Pearl melahirkan anak pertamanya pada tahun 1921 dan diberi nama Carol, namun anaknya menderita penyakit Phenylketonuria. Sebuah penyakit gangguan pada metabolisme yang menyebabkan tubuh penderitanya tidak bisa memecah protein. Jika tidak segera ditangani, gangguan ini dapat menyebabkan kerusakan saraf yang berujung pada keterbelakangan mental. Tak lama setelah itu, Pearl juga harus menjalani histerektomi karena tumor yang ditemukan di uterusnya. Pada tahun 1925, Lossing mengadopsi seorang bayi perempuan yang diberi nama Janice. Pernikahan antara Pearl dan John tidak berlangsung bahagia, tetapi mereka tetap bertahan selama 18 tahun.

Dari tahun 1920 sampai 1933, Pearl dan Lossing tinggal di Nanking (Nanjing), dan bekerja sebagai pengajar di kampus Universitas Nanjing. Pada tahun 1921, berita duka datang kepadanya dimana ibunya yang amat ia sayangi dan menjadi motivasi utama dalam hidupnya meninggal dunia dan tak lama kemudian ayahnya pun tinggal bersamanya.

Kesulitan dan pergumulan yang di hadapi Peal dalam kehidupan mengalami puncaknya manakala di tahun 1927 terjadi suatu tragedi berdarah yang di sebut dengan “insiden Nanking”. Tragedi tersebut memicu sebuah pertempuran yang kacau balau, dimana melibatkan dua pasukan bersenjata anatara Pasukan Nasional Chiang Kai-Shek dengan Pasukan Komunis dan kelompok-kelompok militer lainnya. Imbasnya sejumlah pendatang dari Barat terbunuh, keluarga Buck hidup dalam persembunyian dengan perasaan yang mencekam. Mereka pun mendapatkan pertolongan dan diselamatkan oleh kapal perang Amerika. Mereka pun dipindahkan ke kota Shanghai, keluarga ini memutuskan untuk berlayar menuju Unzen, Jepang. Dan mereka tinggal di sana selama beberapa tahun, akan tetapi karena kecintaan kepada kota Nanking, mereka memutuskan untuk kembali kesana meskipun keadaannya belum aman.

Pada tahun 1920, Pearl mulai menerbitkan cerita-cerita dan esainya ke beberapa majalah seperti; seperti "Nation", "The Chinese Recorder", "Asia", dan "Atlantic Monthly". Dan untuk pertamkalinya ia menerbitkan sebuah Novel yang berjudul, "East Wind, West Wind" diterbitkan oleh John Day Company pada tahun 1930. Penerbit di John Day Company, Richard Walsh, akhirnya menjadi suami Pearl pada tahun 1935.

Pada tahun 1931, John Day menerbitkan novel kedua karya Pearl, "The Good Earth". Novel ini menjadi buku yang sangat lari pada periode tahun 1931-1932. Dari karyanya ini Pearl mendapatkan penghargaan Pulitzer serta Howell Medal pada tahun 1935. Berangkat dari novel itu pula pihak MGM pada tahun 1937 mengangkatnya ke layar lebar dengan judul yang sama. Pada tahun 1938, Pearl memenangkan hadiah Nobel dalam bidang literature. Setidaknya telah 70 buku yang telah ia buat di sepanjang hidupnya, yang terdiri dari novel, kumpulan cerita pendek, biografi, autobiografi, puisi, naskah drama, buku-buku terjemahan dari bahasa china dan cerita anak.   

Pada tahun 1934, karena keadaan politik negeri china yang kurang kondusif dan utamanya karena ingin lebih dekat dengan suami dan Carol anaknya diman pada saat itu Carol di tempatkan di sebuah institusi mental di New Jersey. Pearl memutuskan untuk menetap di Amerika Serikat dan  mereka membeli sebuah peternakan bernama Green Hills Far di Bucks County, Pennsylvania. Ia dan Richard mengadopsi 6 anak lagi pada tahun berikutnya. Sekarang, peternakan itu menjadi suaka sejarah dan dikunjungi setidaknya 15.000 pengunjung setiap tahunnya.

Di Amerka ia aktif dalam memperjuangkan HAM dan pemberdayaan kaum wanita, ia pun menerbitkan menerbitkan esainya di jurnal "Crisis". Jurnal yang diterbitkan oleh NAACP (National Association for the Advancement of Colored People), dan "Opportunity", majalah yang diterbitkan oleh organisasi Urban League. Selain itu, Pearl juga menjadi pengurus yayasan bagi Howard University selama 20 tahun, sejak awal 1940.

Karena kecintaannya yang begitu mnedalam terhadap anak-anak, terutama terhadap anak-anak asia dan ras campuran, pada tahun 1949, Pearl mendirikan sebuah agensi yang bernama Welcome House yang mengurusi masalah pengadopsian. Agensi ini adalah suatu wujud nyata dari kepedulian seorang Pearl, terhadap suatu peraturan yang tidak memperbolehkan pengadopsian terhadap anak-anak Asia maupun ras campuran, membuatnya mendirikan sebuah agen adopsi bernama Welcome House. Agensi ini telah membantu lebih dari 5.000 anak mendapatkan orang tua asuh. Pada tahun 1964, Pearl juga mendirikan Pearl S Buck Foundation guna memberikan pertolongan bagi anak-anak Amerasian yang tidak dapat diadopsi. Yayasan ini memberikan tunjangan bagi ribuan anak-anak di banyak negara Asia, dua bulan sebelum ulang tahunya, tepatnya pada bulan maret 1973. Pearl tutup usia sebelum ulang tahunnya yang ke-81 dan jenazahnya dimakamkan di Green Hills Farm.

Sumber tulisan ; www.pelitaku.sabda.org

ARISTOTELES


Aristoteles dilahirkan di kota Stagira, Macedonia, 384 SM. Ayahnya seorang ahli fisika kenamaan. Pada umur tujuh belas tahun Aristoteles pergi ke Athena belajar di Akademi Plato. Dia menetap di sana selama dua puluh tahun hingga tak lama Plato meninggal dunia. Dari ayahnya, Aristoteles mungkin memperoleh dorongan minat di bidang biologi dan “pengetahuan praktis”. Di bawah asuhan Plato dia menanamkan minat dalam hal spekulasi filosofis.

Pada tahun 342 SM Aristoteles pulang kembali ke Macedonia, menjadi guru seorang anak raja umur tiga belas tahun yang kemudian dalam sejarah terkenal dengan Alexander Yang Agung. Aristoteles mendidik  Alexander muda dalam beberapa tahun. Di tahun 335 SM, sesudah Alexander naik tahta kerajaan, Aristoteles kembali ke Athena dan di situ dibukanya sekolahnya sendiri, Lyceum. Dia berada di Athena dua belas tahun, satu masa yang berbarengan dengan karier penaklukan militer Alexander. Alexander tidak minta nasehat kepada bekas gurunya, tetapi dia berbaik hati menyediakan dana buat Aristoteles untuk melakukan penyelidikan-penyelidikan. Mungkin ini merupakan contoh pertama dalam sejarah seorang ilmuwan menerima jumlah dana besar dari pemerintah untuk maksud-maksud penyelidikan dan sekaligus merupakan yang terakhir dalam abad-abad berikutnya.

Walau begitu, pertaliannya dengan Alexander mengandung pelbagai bahaya. Aristoteles menolak secara prinsipil cara kediktatoran Alexander dan tatkala si penakluk Alexander menghukum mati sepupu Aristoteles dengan tuduhan menghianat, Alexander punya pikiran pula membunuh Aristoteles. Di satu pihak Aristoteles kelewat demokratis di mata Alexander, dia juga punya hubungan erat dengan Alexander dan dipercaya oleh orang-orang Athena. Tatkala Alexander mati tahun 323 SM golongan anti-Macedonia memegang tampuk kekuasaan di Athena dan Aristoteles pun didakwa kurang ajar kepada dewa. Aristoteles, teringat nasib yang menimpa Socrates 76 tahun sebelumnya, lari meninggalkan kota sambil berkata dia tidak akan diberi kesempatan kedua kali kepada orang-orang Athena berbuat dosa terhadap para filosof. Aristoteles meninggal di pembuangan beberapa bulan kemudian di tahun 322 SM pada umur enam puluh dua tahun.

Hasil murni karya Aristoteles jumlahnya mencengangkan. Empat puluh tujuh karyanya masih tetap bertahan. Daftar kuno mencatat tidak kurang dari seratus tujuh puluh buku hasil ciptaannya. Bahkan bukan sekedar banyaknya jumlah judul buku saja yang mengagumkan, melainkan luas daya jangkauan peradaban yang menjadi bahan renungannya juga tak kurang-kurang hebatnya. Kerja ilmiahnya betul-betul merupakan ensiklopedi ilmu untuk jamannya. Aristoteles menulis tentang astronomi, zoologi, embryologi, geografi, geologi, fisika, anatomi, physiologi, dan hampir tiap karyanya dikenal di masa Yunani purba. Hasil karya ilmiahnya, merupakan, sebagiannya, kumpulan ilmu pengetahuan yang diperolehnya dari para asisten yang spesial digaji untuk menghimpun data-data untuknya, sedangkan sebagian lagi merupakan hasil dari serentetan pengamatannya sendiri.

Untuk menjadi seorang ahli paling jempolan dalam tiap cabang ilmu tentu kemustahilan yang ajaib dan tak ada duplikat seseorang di masa sesudahnya. Tetapi apa yang sudah dicapai oleh Aristoteles malah lebih dari itu. Dia filosof orisinal, dia penyumbang utama dalam tiap bidang penting falsafah spekulatif, dia menulis tentang etika dan metafisika, psikologi, ekonomi, teologi, politik, retorika, keindahan, pendidikan, puisi, adat-istiadat orang terbelakang dan konstitusi Athena. Salah satu proyek penyelidikannya adalah koleksi pelbagai negeri yang digunakannya untuk studi bandingan.

Mungkin sekali, yang paling penting dari sekian banyak hasil karyanya adalah penyelidikannya tentang teori logika, dan Aristoteles dipandang selaku pendiri cabang filosofi yang penting ini. Hal ini sebetulnya berkat sifat logis dari cara berfikir Aristoteles yang memungkinkannya mampu mempersembahkan begitu banyak bidang ilmu. Dia punya bakat mengatur cara berfikir, merumuskan kaidah dan jenis-jenisnya yang kemudian jadi dasar berpikir di banyak bidang ilmu pengetahuan. Aristoteles tak pernah kejeblos ke dalam rawa-rawa mistik ataupun ekstrim. Aristoteles senantiasa bersiteguh mengutarakan pendapat-pendapat praktis. Sudah barang tentu, manusia namanya, dia juga berbuat kesalahan. Tetapi, sungguh menakjubkan sekali betapa sedikitnya kesalahan yang dia bikin dalam ensiklopedi yang begitu luas.

Pengaruh Aristoteles terhadap cara berpikir Barat di belakang hari sungguh mendalam. Di jaman dulu dan jaman pertengahan, hasil karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Latin, Arab, Itali, Perancis, Ibrani, Jerman dan Inggris. Penulis-penulis Yunani yang muncul kemudian, begitu pula filosof-filosof Byzantium mempelajari karyanya dan menaruh kekaguman yang sangat. Perlu juga dicatat, buah pikirannya banyak membawa pengaruh pada filosof Islam dan berabad-abad lamanya tulisan-tulisannya mendominir cara berpikir Barat. Ibnu Rusyd (Averroes), mungkin filosof Arab yang paling terkemuka, mencoba merumuskan suatu perpaduan antara teologi Islam dengan rasionalismenya Aristoteles. Maimomides, pemikir paling terkemuka Yahudi abad tengah berhasil mencapai sintesa dengan Yudaisme. Tetapi, hasil kerja paling gemilang dari perbuatan macam itu adalah Summa Theologia-nya cendikiawan Nasrani St. Thomas Aquinas. Di luar daftar ini masih sangat banyak kaum cerdik pandai abad tengah yang terpengaruh demikian dalamnya oleh pikiran Aristoteles.

Kekaguman orang kepada Aristoteles menjadi begitu melonjak di akhir abad tengah tatkala keadaan sudah mengarah pada penyembahan berhala. Dalam keadaan itu tulisan-tulisan Aristoteles lebih merupakan semacam bungkus intelek yang jitu tempat mempertanyakan problem lebih lanjut daripada semacam lampu penerang jalan. Aristoteles yang gemar meneliti dan memikirkan ihwal dirinya tak salah lagi kurang sepakat dengan sanjungan membabi buta dari generasi berikutnya terhadap tulisan-tulisannya.
Beberapa ide Aristoteles kelihatan reaksioner diukur dengan kacamata sekarang. Misalnya, dia mendukung perbudakan karena dianggapnya sejalan dengan garis hukum alam. Dan dia percaya kerendahan martabat wanita ketimbang laki-laki. Kedua ide ini-tentu saja –mencerminkan pandangan yang berlaku pada jaman itu. Tetapi, tak kurang pula banyaknya buah pikiran Aristoteles yang mencengangkan modernnya, misalnya kalimatnya, “Kemiskinan adalah bapaknya revolusi dan kejahatan,” dan kalimat “Barangsiapa yang sudah merenungi dalam-dalam seni memerintah manusia pasti yakin bahwa nasib sesuatu emperium tergantung pada pendidikan anak-anak mudanya.” (Tentu saja, waktu itu belum ada sekolah seperti yang kita kenal sekarang).

ALBERT EINSTEIN


Siapakah yang tak mengenal penemu teori Relativitas, hamper dipastikan orang-orang diseluruh dunia akan mengenal dengan Albert Einstein, tak salah lagi, seorang ilmuwan terhebat abad ke-20. Cendekiawan tak ada tandingannya sepanjang jaman. Sebenarnya teori ini merupakan dua teori yang bertautan satu sama lain: teori khusus “relativitas” yang dirumuskannya tahun 1905 dan teori umum “relativitas” yang dirumuskannya tahun 1915, lebih terkenal dengan hukum gaya berat Einstein. Sebelum Einstein, umumnya orang senantiasa percaya bahwa dibalik kesan subyektif terdapat ruang dan waktu yang absolut yang bisa diukur dengan peralatan secara obyektif. Teori Einstein menjungkir-balikkan secara revolusioner pemikiran ilmiah dengan cara menolak adanya sang waktu yang absolut.

Einstein lahir tahun 1879, di kota Ulm, Jerman. Dia memasuki perguruan tinggi di Swiss dan menjadi warganegara Swiss tahun 1900. Di tahun 1905 dia mendapat gelar Doktor dari Universitas Zurich tetapi (anehnya) tak bisa meraih posisi akademis pada saat itu. Di tahun itu pula dia menerbitkan kertas kerja perihal “relatif khusus,” perihal efek foto elektrik, dan tentang teori gerak Brown. Hanya dalam beberapa tahun saja kertas-kertas kerja ini, terutama yang menyangkut relativitas, telah mengangkatnya menjadi salah seorang ilmuwan paling cemerlang dan paling orisinal di dunia. Teori-teorinya sangat kontroversial. Tak ada ilmuwan dunia kecuali Darwin yang pernah menciptakan situasi kontroversial seperti Einstein. Akibat itu, di tahun 1913 dia diangkat sebagai mahaguru di Universitas Berlin dan pada saat berbarengan menjadi Direktur Lembaga Fisika “Kaisar Wilhelm” serta menjadi anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Prusia. Jabatan-jabatan ini tidak mengikatnya untuk sebebas-bebasnya mengabdikan sepenuh waktu melakukan penyelidikan-penyelidikan, kapan saja dia suka.

Pemerintah Jerman tidak menyesal menyiram Einstein dengan sebarisan panjang kedudukan yang istimewa itu karena persis dua tahun kemudian Einstein berhasil merumuskan “teori umum relativitas,” dan tahun 1921 dia memperoleh Hadiah Nobel. Sepanjang paruhan terakhir dari kehidupannya, Einstein menjadi buah bibir dunia, dan hampir dapat dipastikan dialah ilmuwan yang masyhur yang pernah lahir ke dunia.

Karena Einstein seorang Yahudi, kehidupannya di Jerman menjadi tak aman begitu Hitler naik berkuasa. Di tahun 1933 dia hijrah ke Princeton, New Jersey, Amerika Serikat, bekerja di Lembaga Studi Lanjutan Tinggi dan di tahun 1940 menjadi warga negara Amerika Serikat. Perkawinan pertama Einstein berujung dengan perceraian, hanya perkawinannya yang kedua tampaknya baru bahagia. Punya dua anak, keduanya laki-laki. Einstein meninggal dunia tahun 1955 di Princeton.

“Teori relativitas khusus” mengundang beda pendapat yang hangat, tetapi dalam satu segi semua sepakat, teori itu merupakan pemikiran yang paling meragukan yang pernah dirumuskan manusia. Tetapi, tiap orang ternyata terkecoh karena “teori relativitas umum” Einstein merupakan titik tolak pikiran lain bahwa pengaruh gaya berat bukanlah lantaran kekuatan fisik dalam makna yang biasa, melainkan akibat dari bentuk lengkung angkasa luar sendiri, suatu pendapat yang amat mencengangkan!

Tampaknya merupakan kedahsyatan teoritis, dan memang bertahun-tahun orang menjauhi “teori relativitas” bagaikan menjauhi hipotesa “menara gading,” seolah-olah teori itu tak punya arti penting samasekali. Tak seorang pun –tentu saja tidak– membuat kekeliruan hingga tahun 1945 tatkala bom atom menyapu Hiroshima dan Nagasaki. Salah satu kesimpulan “teori relativitas” Einstein adalah benda dan energi berada dalam arti yang berimbangan dan hubungan antara keduanya dirumuskan sebagai E = mc2. E menunjukkan energi dan m menunjukkan massa benda, sedangkan c merupakan kecepatan cahaya. Nah, karena c adalah sama dengan 180.000 kilometer per detik (artinya merupakan jumlah angka amat besar) dengan sendirinya c2 (yang artinya c x c) karuan saja tak tepermanai besar jumlahnya. Dengan demikian berarti, meskipun pengubahan sebagian kecil dari benda mampu mengeluarkan jumlah energi luar biasa besarnya.

Orang karuan saja tak bakal bisa membikin sebuah bom atom atau pusat tenaga nuklir semata-mata berpegang pada rumus E = mc2. Haruslah dikaji pula dalam-dalam, banyak orang memainkan peranan penting dalam proses pembangkitan energi atom. Namun, bagaimanapun juga, sumbangan pikiran Einstein tidaklah meragukan lagi. Tak ada yang cekcok dalam soal ini. Lebih jauh dari itu, tak lain dari Einstein orangnya yang menulis surat kepada Presiden Roosevelt di tahun 1939, menunjukkan terbukanya kemungkinan membikin senjata atom dan sekaligus menekankan arti penting bagi Amerika Serikat selekas-lekasnya membikin senjata itu sebelum didahului Jerman. Gagasan itulah kemudian mewujudkan “Proyek Manhattan” yang akhirnya bisa menciptakan bom atom pertama.

Einstein bukan sekedar mengembangkan secara teoritis, melainkan dituangkannya ke dalam rumusan matematik yang jernih dan jelas sehingga orang bisa melakukan ramalan yang nyata dan hipotesanya bisa diuji. Pengamatan berikutnya –dan ini yang paling cemerlang karena dilakukan tatkala gerhana matahari total– telah berulang kali diyakini kebenarannya karena bersamaan benar dengan apa yang dikatakan Einstein.

Teori umum tentang relativitas berdiri terpisah dalam beberapa hal dengan semua hukum-hukum ilmiah. Pertama, Einstein merumuskan teorinya tidak atas dasar percobaan-percobaan, melainkan atas dasar-dasar kehalusan simetri dan matematik. Pendeknya berpijak diatas dasar rasional seperti lazimnya kebiasaan para filosof Yunani dan para cendekiawan abad tengah perbuat. Ini berarti, Einstein berbeda cara dengan metode ilmuwan modern yang berpandangan empiris. Tetapi, bedanya ada juga: pemikir Yunani dalam hal pendambaan keindahan dan simetri tak pernah berhasil mengelola dan menemukan teori yang mekanik yang mampu bertahan menghadapi percobaan pengujian yang rumit-rumit, sedangkan Einstein dapat bertahan dengan sukses terhadap tiap-tiap percobaan. Salah satu hasil dari pendekatan Einstein adalah bahwa teori umum relativitasnya dianggap suatu yang amat indah, bergaya, teguh dan secara intelektual memuaskan semua teori ilmiah.

Teori relativitas umum juga dalam beberapa hal berdiri secara terpisah. Kebanyakan hukum-hukum ilmiah lain hanya kira-kira saja berlaku. Ada yang kena dalam banyak hal, tetapi tidak semua. Sedangkan mengenai teori umum relativitas, sepanjang pengetahuan, sepenuhnya diterima tanpa kecuali. Tak ada keadaan yang tak diketahui, baik dalam kaitan teoritis atau percobaan praktek yang menunjukkan bahwa ramalan-ramalan teori umum relativitas hanya berlaku secara kira-kira. Bisa saja percobaan-percobaan di masa depan merusak nama baik hasil sempurna yang pernah dicapai oleh sesuatu teori, tetapi sepanjang menyangkut teori umum relativitas, jelas tetap merupakan pendekatan yang paling diandalkan bagi setiap ilmuwan dalam usahanya menuju kebenaran terakhir.

Meskipun Einstein teramat terkenal dengan “teori relativitas”-nya, keberhasilan karyanya di bidang ilmiah lain juga membuatnya tersohor selaku ilmuwan dalam setiap segi. Nyatanya, Einstein peroleh Hadiah Nobel untuk bidang fisika terutama lantaran buah pikiran tertulisnya membeberkan efek-efek foto elektrik, sebuah fenomena penting yang sebelumnya merupakan teka-teki para cerdik pandai. Dalam karya tulisan ilmiah itu Einstein membuktikan eksistensi photon, atau partikel cahaya.

Anggapan lama lewat percobaan yang tersendat-sendat mengatakan bahwa cahaya itu terdiri dari gelombang elektro magnit, dan gelombang serta partikel merupakan konsep yang berlawanan. Sedangkan hipotesa Einstein menunjukkan suatu perbedaan yang radikal dan amat bertentangan dengan teori-teori klasik. Bukan saja hukum foto elektriknya terbukti punya arti penting dalam penggunaan, tetapi hipotesanya tentang photon punya pengaruh besar dalam perkembangan teori kuantum (hipotesa bahwa dalam radiasi, energi elektron dikeluarkan tidak kontinyu melainkan dalam jumlah tertentu) yang saat ini merupakan bagian tak terpisahkan dari teori itu.

Sumber            : www.tokohdunia.com , www.wikepedia.org

HATI YANG KERDIL



Add caption
Aku tak mengerti dalam menjalani kehidupan ini kini kurasakan kehampaan dan kekosongan hinggap dalam perjalanan hidupku. Aku tak percaya apakah ini sebuah mimpi? Mengapa semua seperti ini? jiwaku terasa hampa dan pikiranku terasa sempit. Kemanakah kawanku dimanakah para sahabat? Hanya kesedihan dan gundah gulana yang menggelayuti relung batin. Semua sahabatku telah pergi bagai embun pagi yang menguap, tak satupun yang nampak hadir menemani masa dukaku. Ah….mengapa duka begitu cepat hadir, mengapa nestapa merangsak begitu cepat, bagaikan petir yang menyambar di siang bolong…aku kini dalam kesendirian melawan kepedihan ini.

Kutelusuri jalan setapak menuju danau kesunyian, berharap sang waktu datang menghampiri dan membawaku kembali pada satu masa dimana duka tak rajin menjamah. Bertemankan terang cahaya rembulan kumenerobos pekatnya malam untuk sekedar membuang penat dalam pikiranku. Dalam setiap langkah alam pikirku bercerita tentang kegundahan anak dan istriku, tentang hidup dan kehidupannya, tentang bagaimana mereka akan tercukupi hajat hidupnya…tentang…dan…tentang…ah…nafasku terengah kala ku lihat wajah ceria mereka, akankah aku dapat bertahan dalam himpitan kehidupan ini? ataukah aku akan kalah oleh rasa keputusasaan ini?

Takterasa akhirnya aku tiba juga di danau kesunyiaan ini, mataku berbinar mankala kulihat rembulan yang begitu bercahaya menerangi malam yang pekat. Cahayanya menimbulkan percikan perak keindahan yang membuat hati takjub manakala memandangnya. Dari kejauhan nampaklah oleh mataku seorang pria yang sedang asyik memancing diketepian, begitu khusyuknya ia dengan alat pancingnya hingga tak menghiraukan dinginya malam ini. Manakala cahaya rembulan menembus dedaunan pohon yang rindang yang berada tak jauh dari kiri pandanganku tampak jelas kulihat sepasang muda-mudi yang tampak sedang asyik memadu kasih. Ternyata malam yang hening ini tak menyimpan kesunyian, ia masih menyinpan keceriaan didalamnya.

Aku memilih diam dalam keheningan dan membenamkan diri di kedalaman alam perenungan dan berharap tersambungkan pada benang-benang kisah kehidupanku serta mencari apa penyebab dari kesuraman ini. Ditengah ketidak mengertian, aku merasakan keheranan mengapa pada saat bahagia hatiku merasakan kebahagiaan. Dikala sedih hatiku merasakan duka yang dalam dan manakala kegagalan demi kegagalan datang menerkam, hatiku merasakan keputusasaan. Apakah aku terlahir untuk selalu mengalami kegagalan? Mengapa kah nasib selalu mempermainkan hidupku? Aku tak mengerti dengan jalan hidupku, apabila kumelihat orang-orang besar beroleh kesuksesan hatiku berdecak penuh kekaguman, mengapa mereka bisa dan mengapa aku selalu gagal?. Aku telusuri relung jiwaku untuk beroleh hikmat dari kegagalan demi kegagalan dalam hidupku, dan ku bandingkan dengan sebuah keberhasilan seorang Thomas Alfa Edison yang telah menerangi bumi di malam gelap dengan penemuan bola lampunya. Dan aku berandai-andai, apabilakah ia berhenti pada percobaannya yang ke 999 pastilah ia tidak akan pernah dapat menerangi bumi di malam yang gelap. Apa yang kulihat darinya? Ia memiliki hati yang kokoh untuk terus melangkah mewujudkan mimpinya. Dan ku lihat dalam diriku? Betapa kerdilnya hatiku, hanya karena mimpiku terpotong oleh kisah kegagalan, lantas aku terjatuh dalam jurang kepasrahan yang fatalisme tanpa mampu menumbuh bangkitkan hasrat jiwa meraih impian menjadi kenyataan. Sungguh, aku telah memiliki hati seluas daun talas dan sedalam air dalam tempayan, padahal seharusnya aku memiliki hati seluas bumi dan sedalam lautan, bahkan seharusnya tanpa batas.      

Malam semakin larut dan dinginya malam telah semakin menyelimuti setubuhku, aku pun bangkit dan memutuskan untuk kembali ke rumah. Kutelusuri jalan raya yang kini telah benar-benar sunyi senyap, pertokoan dan kios-kios kecilpun telah menutup kerajaan bisnisnya. Namun pada pinggiran toko aku melihat begitu banyak orang-orang yang tidur begitu pulasnya padahal tak berselimutkan kain, hanya terbungkus karung-karung bekas beras entah karung bekas pembungkus terigu aku tak memahaminya.Orang-orang menyebut mereka kaum tunawisma ataupun kaum yang terpinggirkan. Namun yang aku pahami hanyalah kesedihan yang mendalam di dalam hatiku, tak terasa airmataku berlinang dan aku berkata kepada hatiku, lihatlah betapa hebatnya mereka berjuang untuk mempertahankan kehidupannya walau tak memiliki tempat berteduh namun lihat! Wajah-wajah mereka masih menyimpan sukacita dan kedamaiaan, lihatlah air muka kebahagiaan mereka. Aku seakan terbangunkan dalam mimpi panjangku, betapa aku harus lebih bersyukur masih memiliki tempat berteduh walaupun kini harus mengontrak dan tak lagi memiliki tempat sendiri. Mengapakah aku masih menengok kebelakang pada masa “kejayaanku” dimana dalam kenyamaan hidupku dimasa itu tak terasa aku telah terjatuh dalam lembah “kesombongan” dan “keangkuhan” dimanakah hati seorang hamba berada disaat itu?...betapa hati dan jiwaku kerdil hanya melihat pada masalah tanpa melihat pada siapa yang empunya langit dan bumi ini….   


Blog Rankings

Arts Blogs - Blog Rankings