Home » » BERILAH TANGGAPAN, BUKAN REAKSI

BERILAH TANGGAPAN, BUKAN REAKSI



“13 Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, 14  karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas. 15  Ia lebih berharga dari pada permata; apapun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya.” (Ams 3:13-15)


Kita tidak berkuasa atas apa yang telah terjadi. Apa yang terjadi kemudian ditentukan oleh reaksi kita. Hasil yang baik berasal dari proses yang baik, dan proses yang baik berawal dari respon yang benar.


Apabila kita mengutuk dan dengan kasar membentak putra/putri kita hanya karena telah menjatuhkan secangkir kopi. Apa yang terjadi kepada mereka setelah kita berbuat demikian? Lihatlah mereka terhenyak, hati mereka terluka dan mereka pun menangis, adakah kita dapat menyelami bagaimana keadaan HATI mereka? Bahkan kita biasanya tidak akan merasa puas dengan hal ini, dan kita pun beralih ke pasangan kita serta mengecamnya karena ulahnya yang menyimpan cangkir terlalu dekat dengan tepi meja.


Apa yang terjadi selanjutnya? Perang mulut pasti terjadi! Masing-masing pihak saling menyerang dan mempertahankan argumennya. Namun sebetulnya mereka berdua sedang memperlihatkan EGO masing-masing tanpa memperhatikan dampak selanjutnya yang akan terjadi baik bagi mereka maupun anak-anak mereka. Yakinlah dari hal yang kecil ini akan menjadi awal dari keretakan hubungan rumah tangga. Dan pastinya semua anggota keluarga hatinya terluka, apa yang dapat menyembuhkan hati yang terluka? Sakit batuk atau flu dengan mudah di obati dan penyakit tersebut dapat dengan cepat berlalu. Namun untuk HATI yang terluka membutuhkan waktu yang lama dalam proses penyembuhannya.


Kita tidak dapat berbuat apa-apa atas apa yang terjadi dengan kopi kita. REAKSI sepuluh detik pertama yang di tanggapi dengan RESPON yang buruk akan membuat hasil yang buruk di kemudian hari. Sepuluh detik pertama yang di tanggapi dengan respon yang baik dan benar akan membuat hasil yang baik dan berbuah kebahagiaan di kemudian hari. Seharusnya kita bersikap BIJAKSANA dalam mengatasi hal tersebut, dapatkah bila kita berkata dengan lembut, “Tidak apa-apa, sayang, lain kali kamu harus lebih berhati-hati”.


v     Hadapi setiap masalah dengan HATI yang baik dan respon yang benar, apabila kita menghendaki kebahagiaan di masa kini dan masa yang akan datang.

v     Sebelum bertindak cobalah kita mengubah posisi kita untuk menjadi orang yang akan kita HAKIMI, apa yang kita rasakan? Asah terus rasa empati kita dan tumbuhkan kasih dalam hati.

v     Tanggapi setiap masalah dengan BIJAK bukan memberikan reaksi terhadap masalah, lihatlah bagaimana seekor domba ataupun binatang memamah biak dalam memproses makanannya. Makanan tersebut di proses dengan benar-benar menghasilkan sari makanan yang lembut dan tidak melukai usus mereka. Seperti itulah seharusnya kita, apabila kita memproses suatu masalah harus menghasilkan kebahagiaan untuk kedua belah pihak.

0 komentar:

Post a Comment

Blog Rankings

Arts Blogs - Blog Rankings