Home » » PERJALANAN PENGEMBARA

PERJALANAN PENGEMBARA


TUNTUNAN YANG AJAIB

Pada waktu manusia dilahirkan, ia tidak mengetahui apa yang akan ia alami dalam hidupnya. Betapa ajaib jalan kehidupan manusia. Dalam buku ini, kita membaca tentang kehidupan seorang laki-laki, yang bernama Bunyan. Ia dilahirkan di sebuah desa kecil di Inggeris pada tahun 1628. Pada waktu ia berumur 16 tahun ibunya meninggal. Bunyan menjadi seorang tukang patri. Dari isterinya ia belajar membaca dan menulis. Dalam hidupnya ia telah menulis banyak buku dan satu diantaranya ditulis dalam penjara. Judul buku tersebut adalah: "Perjalanan Seorang Kristen." Ia ditangkap oleh karena ia menginjil dan dipenjara selama 12 tahun. Di tengah malam ia memikirkan hidupnya dan bagaimana ia diselamatkan dari kematian. Di dalam penjara ia menulis sebuah buku yang ia sebutkan sebuah mimpi. Marilah kita dengar mengenai mimpinya.


PUTUS-ASA YANG BERMANFAAT

Dalam kehidupan kita sering mengalami hal-hal yang membuat putus asa. Kita tidak melihat jalan keluar dan seakan-akan tidak ada seorangpun yang dapat memberi pertolongan. Mengapa Bunyan putus asa? Ia terkenang akan masa lalunya dan perbuatan-perbuatan yang kurang baik. Kita lihat bahwa ia berpaling dari masa lalu dan tidak mau hidup seperti dulu lagi, dimana ia hanya bermain-main dan membuat dosa-dosa baru. Awan gelap menutupi kehidupannya, sinar kilat menyesakkannya. Ia telah berdosa terhadap Tuhan. Sekarang ia melihat siapa sebenarnya dirinya: seorang berpakaian compang-camping sedang memikul beban berat, yang merupakan beban dosa yang harus dipikulnya sendiri. Ia memegang sebuah buku dan buku itu adalah Buku Tuhan! Lalu dibacanya. Apa yang ia baca? Kesalahan-kesalahan dan dosa-dosanya. Bagaimana cara untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa tersebut? Ia sangat malu pada Tuhan dan berseru: "Apa yang harus saya lakukan?" Ia tidak dapat menjawab pertanyaan ini. Tapi untunglah Tuhan memberi pertolonganNya. Laki-laki yang putus asa mendapat jawaban.


MANUSIA YANG GAGAL

Apa yang harus saya lakukan? Berapa banyak orang yang bertanya demikian? Hal ini membuktikan keadaan yang penuh kesulitan. Kita lihat seorang laki-laki masuk kedalam rumahnya. Isteri dan anak-anaknya melihat ia menangis. Mengapa ia sedih? Apa yang dideritanya? Ia berkata: "Isteriku, anak-anakku, saya telah kehilangan diriku." Sungguh aneh perkataannya itu. Mereka belum pernah mendengar ia berkata-kata seperti itu. Ia mengisahkan tentang hidupnya yang penuh dosa dan oleh karena itu Tuhan murka padanya. Isteri dan anak-anaknya tidak mengerti apa yang ia katakan. Bapak harus istirahat dulu, ia harus tidur dan melupakan hal-hal yang aneh-aneh itu. Tetapi, pada keesokan harinya mereka melihat bahwa bapaknya masih sedih. Mereka bertanya: "Bapak, bagaimana keadaanmu?" Ia menjawab: "Keadaan saya tidak baik." Lalu mereka marah dan mengejek-ejek akan kesedihannya. Mereka tidak mau lagi hidup bersama dengan dia dalam keadaan demikian. Lalu ia masuk ke kamar dan membaca Alkitab. Dengarlah apa yang ia katakan: "Apa yang harus saya lakukan untuk memperoleh keselamatan?"





JALAN TELAH DITUNJUK

Sekarang kita lihat pertemuan antara dua orang. Yang seorang telah kita kenal: ia adalah laki-laki yang memikul beban berat. Ia membaca buku lalu meninggalkan tempat dimana ia dulu mendapat kesenangan. Ia tidak dapat tinggal lebih lama lagi di tempat itu dan memang ia tidak menghendakinya. Ia mempunyai masa depan yang lain dan memikirkan tentang akhir hidupnya. Apakah ia kelak akan mendapat tempat dikota Tuhan? Bagaimana ia tiba disana dan jalan manakah harus ia lalui? Ia sedang berdiri di atas sebuah batu nisan. Banyak orang telah meninggal dunia tetapi ia masih hidup. Ia masih dapat bertanya dimana jalan yang menuju ke kota Tuhan. Beban yang dipikul terasa amat menekannya. Bagaimana selanjutnya? Lalu seorang laki-laki menghampirinya.

Ia memakai jubah, berwarna biru tua. Ia adalah, pesuruh dari kerajaan Tuhan dan menunjukkan kepada laki-laki yang sedang bingung dan sedih sebuah pintu gerbang dan jalan yang menuju ke pintu gerbang tersebut. Jalan itu melintasi rawa-rawa. Ia harus melalui rawa-rawa untuk menghindari kemurkaan Tuhan.


JALAN MELALUI RAWA

Kita semua tahu betapa besarnya bahaya di rawa-rawa yang amat dalam. Walaupun diisi dengan pasir segerobakpun tidak ada gunanya. Banyak orang ingin pergi ke kota Tuhan akan tetapi mereka tidak mau melalui rawa-rawa. Pengembara berangkat ke kota tetapi ia kurang hati-hati. Ia berjalan kesisi jalan dan jatuh kedalam rawa. Ia berusaha keluar tetapi gagal. Kedatangan Penginjil adalah suatu mujizat. Ia menarik Pengembara keluar dari rawa dan kembali ke jalan. Rawa tersebut adalah ibarat hati manusia. Hati manusia seperti rawa: penuh kotoran dan buih. Dalam rawa tersebut kita akan binasa kecuali bila kita diselamatkan oleh Penginjil. Pesan dari Injil menunjukkan jalan keluar dari rawa, betapa dalampun kita telah tenggelam dan betapa kotornya keadaan kita. Penginjil mengulurkan tangannya kepada Pengembara dan menariknya keluar dari rawa dan sekarang perjalanan dapat dilanjutkan.


PENGEMBARA DI GUNUNG SINAI

Gunung Sinai adalah sebuah gunung di negeri Arab. Gunung ini mempunyai arti yang khusus. Berabad-abad yang lalu bangsa Israel telah menerima di gunung tersebut "Sepuluh Perintah Allah". Tuhan menurunkan hukum ini dan menunjuk kepada tuntutanNya dari kehidupan setiap manusia. Apabila sebuah pemerintah membuat undang-undang, maka undang-undang ini menuntut kepatuhan dan ketaatan dari setiap warganya. Apabila terjadi pelanggaran maka yang melanggar akan dihukum. Pelanggaran terhadap undang-undang Tuhan atau FirmanNya juga akan dihukum. Tuhan adalah Pembuat Undang-undang, akan tetapi juga Pemelihara Undang-undang. Banyak orang tidak percaya akan hal ini dan merasa bahwa mereka dapat hidup tanpa undang-undang. Akan tetapi Pengembara telah membaca undang-undang dan telah melanggarnya. Ia takut sekali dan sadar bahwa ia harus dihukum dan gemetar pada waktu merasakan akibat dari pelanggarannya. Lalu Penginjil mengingatkannya akan jalan yang menuju ke pintu gerbang. Ia harus melalui pintu gerbang untuk mendapat keselamatan. Dengan cara demikianlah jalan yang menuju ke keselamatan ditunjukkan kepada pelanggar hukum.


JALAN KE PINTU GERBANG YANG SEMPIT

Manusia hanya dapat berjalan diatas satu jalan. Tetapi tidak semua orang berjalan diatas jalan yang sama. Ada jalan yang lebar yang menuju ke kebinasaan.

Ada juga jalan sempit yang menuju ke Kota Tuhan. Jalan sempit melalui pintu gerbang. Diatas pintu gerbang ini tertulis: "Barang siapa yang berdoa akan menerima; dan barang siapa yang mencari akan menemukan; dan barang siapa mengetuk akan dibukakan pintu." Kita lihat Pengembara dengan pakaian yang sobek dan beban yang berat tiba di pintu gerbang. Ia dibimbing ke pintu gerbang, lalu mengetuk beberapa kali dan berdoa agar pintu gerbang dibukakan. Ia tahu bahwa hanya melalui pintu gerbang ini ia dapat menuju ke jalan keselamatan. Ia tidak dapat membuka sendiri pintu gerbang, yang harus dibuka dari dalam. Di pintu gerbang ia ditembaki dengan panah-panah yang tajam. Itu adalah panah-panah dari iblis. Iblis berusaha untuk menjauhinya dari pintu gerbang tersebut. Pintu gerbang terbuka dan terlihatlah Tuhan Jesus.  


ANUGERAH YANG MEMELIHARA

Pengembara telah memasuki pintu gerbang. Sekarang ia tiba di suatu tempat dimana ia belajar banyak tentang jalan dari pengembara-pengembara yang benar dan tentang apa yang akan dialami oleh mereka. Ia melihat suatu pemandangan, api yang sedang menyala dan seorang yang sedang berusaha untuk memadamkan api tersebut. Beberapa ember air disiram ke api, namun api terus menyala. Ini disebabkan oleh karena, secara diam-diam, api disiram dengan minyak. Minyak lebih hebat dari pada air. Apakah pelajaran dari kejadian ini? Api menunjuk kepada anugerah yang diberikan oleh Tuhan. Air menunjuk kepada serangan-serangan dari Iblis. Iblis ingin memadamkan api anugerah, tetapi gagal. Minyak menunjuk kepada anugerah Tuhan dan karya Jesus. Api anugerah dilawan dengan penghinaan dan ejekan. Dosa berusaha untuk kembali kedalam kehidupan, tetapi Tuhan memberi anugerah dan memeliharanya. Banyak pergumulan harus dihadapi, tetapi pasti ada kemenangan.


KEINDAHAN ISTANA

Istana-istana mengingatkan kepada masa lalu. Kebanyakan istana mempunyai sejarah, dan berbeda dalam usia, keindahan dan penghuni.

Akan tetapi istana yang dilihat oleh Pengembara dalam perjalanannya jauh lebih indah, karena itu adalah istana dari Tuhan yang hidup.

Pengembara melihat banyak orang berjalan diatas atap istana tersebut. Pakaian mereka dari emas dan sangat indah. Mereka adalah anak-anak Tuhan. Bagaimana mereka masuk disana? Semua ini diperlihatkan pada kita. Seorang laki-laki sedang duduk di meja tulis. Banyak orang berkerumun didepan pintu gerbang istana, dan sepasukan tentara berdiri di pintu. Banyak orang berdiri diluar gerbang karena mereka tidak berani menghadapi pasukan tersebut. Mereka berdiri diluar istana dengan menghadap ke pintu langit. Mereka yang masuk, dicatat namanya oleh penulis yang duduk di meja, dan mereka yang telah terdaftar diberi senjata lalu berusaha untuk masuk.
Disana mereka disambut dengan gembira.
Tanpa perjuangan tiada kemenangan.


PENGHAKIMAN TERAKHIR

Hidup manusia mempunyai awal dan akhir. Ada saat kelahiran dan saat kematian.

Semua kehidupan didunia akan berakhir.

Bagaimanakah kelak akhir dari dunia ini? Banyak orang tidak mau memikirkannya. Ada yang berolok-olok tentang berakhirnya dunia ini. Bunyan melihat bagaimana akan terjadi. Ada banyak orang yang tidur lelap, mereka hidup tanpa memikirkannya, akan tetapi apabila akhir zaman tiba, semua seakan-akan seperti terbangun dari tidur. Kilat menyinari langit. Kubur-kubur terbuka. Banyak orang bersembunyi di gua-gua di gunung. Suara Tuhan memanggil semua orang untuk menghadap tahtaNya. Sebagian umat diangkat ke surga dimana mereka boleh berdiam bersama Kristus. Diatas bukit Golgota, dosa-dosa mereka telah ditebus dan diampuni. Bunyan dalam kamarnya melihat bahwa ada sebagian dari orang-orang yang berusaha menghindari penghakiman. Ia melihat suatu gulungan-buku dimana segalanya tercatat. Mereka yang tidak mengenal Tuhan dan tidak melayaniNya dilempar ke dalam lautan api.


JASA-JASA SALIB KRISTUS

Kristen mempunyai suatu pertanyaan. Ia tidak dapat menjawabnya. Pertanyaan itu adalah: "Bagaimanakah saya dilepaskan dari dosa; bagaimanakah hubungan antara Tuhan dan saya dapat diperbaharui?" Ia mendapat jawaban atas pertanyaannya. Ia dibawa kesuatu tempat dimana terdapat sebuah salib. Itu adalah tempat dimana Tuhan Jesus telah diadili, dan menjalani kematianNya di kayu salib. Kematian di kayu salib adalah penting karena Tuhan Jesus menjalani hukuman bagi mereka yang percaya padaNya. Kristen memandang kepada salib dan ia merasa bahwa beban dosa yang dipikulnya terlepas dan masuk kedalam kubur. Kristen telah bebas dari beban dosa.

Ia merasakan damai dan sejahtera. Ia melihat makhluk-makhluk surgawi dan mereka menyambutnya dengan perkataan "Damai sejahtera bagimu" Ia juga menerima gulungan-buku bermeterai, yang harus diserahkan bila ia tiba dipintu surga. Pakaian yang compang-camping dilepas dan ia diberi pakaian yang baru. Kristen mengalami kegembiraan hidup yang sesungguhnya. Ia menyanyi karena kegirangan.
Salib yang diberkati! Kubur yang diberkati!


PERTEMUAN YANG AJAIB

Dalam perjalanan hidupnya, Pengembara bertemu dengan beberapa orang didekat pantai. Tiga orang sedang tiduran dekat pantai yang ganas. Setiap saat mereka dapat ditelan oleh ombak tetapi mereka tidak tahu. Mereka istirahat dari perjalanan mereka tanpa menyadari bahaya yang mengancam mereka. Nama-nama mereka adalah: Dungu, Pemalas dan Sombong.

Didekat mereka yang sedang tidur seekor singa menyerusup dan mendekati mereka. Apa yang akan terjadi dengan mereka? Kristen mendekati dan membangunkan mereka. Ia melihat bahwa mereka di borgol dan ingin melepaskan borgolnya dan memberitahukan tentang bahaya tetapi mereka tidak mau mendengarkan perkataannya. Betapa ngerinya kalau bahaya tidak terlihat, dan betapa bodohnya kalau kita tidur terus. Tetapi berapa kalikah kita telah diperingatkan akan badai kemurkaan Tuhan yang mengancam? Apakah kita juga tidak mau diganggu pada waktu istirahat yang membahayakan?


BUKIT KESUKARAN

Sekali lagi Pengembara bertemu dengan pengembara-pengembara lain dalam perjalanannya ke Jerusalem Baru. Hal ini terjadi disebuah bukit yang harus dilewati dalam perjalanan. Dua orang laki-laki mendekati bukit tersebut.

Mereka melihat bahwa bukit ini sukar untuk didaki dan memilih jalan yang kelihatannya lebih baik dan lebih mudah ditempuh. Akan tetapi pada jalan ini mereka akan tersesat dan tidak pernah mencapai Jerusalem Baru. Nama-nama mereka adalah: Pembentuk dan Pemain Sandiwara. Yang seorang telah puas dengan bentuk adanya, dan yang lain menjalankan hidupnya seperti dalam sandiwara. Ada banyak orang yang serupa dengan mereka. Terlihat bahwa mereka tersesat dikaki bukit. Jalan yang harus ditempuh dengan mendaki bukit bagi banyak orang terlalu berat dan sukar dan mereka memilih jalan yang mudah. Perjuangan melawan dosa dan dunia, mereka hindari. Kristen tidak menghindari Bukit Kesukaran karena ia tahu bahwa jalan ini harus ditempuh. Ia diejek dan dihina karena ia memilih jalan yang sukar. Ia tidak akan tersesat.


GULUNGAN YANG HILANG DITEMUKAN

Dalam perjalanan menuju Jerusalem ada banyak bahaya yang mengancam. Oleh karena itu kira harus selalu berhati-hati dan waspada. Berapa banyak orang telah mendapat bahaya besar karena tidak waspada. Anda tahu bahwa Kristen telah mendapat gulungan-buku pada waktu ia berada didekat salib, yang ia harus perlihatkan pada pintu gerbang surga. Ditengah perjalanan ia berhenti untuk istirahat dan tertidur. Sementara ia tidur gulungan-buku itu hilang dan waktu meneruskan perjalanannya baru diketahui bahwa ia kehilangannya. Tanpa gulungan-buku ini ia tidak dapat meneruskan perjalanan. Didalam buku itu tercatat bahwa dosa-dosanya telah diampuni dan hutangnya telah lunas. Pengetahuan ini harus ia memiliki dan tidak boleh hilang. Begitupula kita manusia tidak boleh kehilangan pengetahuan tersebut. Kristen pergi mencari dan menemukan kembali gulungan-bukunya. Ia gembira, tapi ia juga sedih karena ia telah tertidur. Seharusnya ia tetap waspada. Apakah kita dalam perjalanan ke pintu gerbang kematian tidak membawa gulungan-buku? Pikirkanlah hal ini. Gulungan-buku ini tidak dapat kita peroleh. Tuhan yang memberinya kepada kita.


PERTEMPURAN DEKAT ISTANA

Diatas puncak bukit terdapat sebuah istana yang indah. Disitu para pengembara diperbolehkan menginap untuk istirahat dan diberi makanan dan minuman. Tuhan mau menerima para pengembara di istana. Di dalam dunia, ini adalah tempat untuk mendengarkan Firman Tuhan. Iblis mau menjauhkan kita dari tempat ini. Ia akan berupaya untuk menahan para pengembara.

Didekat istana jalan menjadi sangat sempit. Pengembara makin dekat ke istana. Ia mendengar dua singa mengaum dan mengancam akan menerkamnya. Bagaimana dia harus meliwati binatang-binatang buas ini? Pada waktu ia mendekati ia melihat bahwa singa-singa ini dirantai. Diantara dua singa ini ada jalan sempit yang dapat ia lalui. Begitupun Iblis juga akan mengaum apabila kita pergi ketempat untuk mendengarkan Firman Tuhan. Tapi Anda tidak perlu takut. Ia bisa mengaum tapi tidak dapat menelan Anda. Iblis telah dirantai oleh Tuhan.

              
DALAM RUANGAN PERLENGKAPAN SENJATA

Dalam istana Keindahan terdapat banyak ruangan. Salah satu ruangan adalah tempat penyimpanan senjata dimana terdapat berbagai macam senjata, yang disediakan untuk para pengembara. Mereka memerlukannya dalam perjalanan oleh karena jalan yang menuju ke Jerusalem terdapat banyak musuh dan perampok. Mereka berusaha menyergap merampok dan membunuh para pengembara. Oleh karena itu para pengembara tidak boleh mengadakan perjalanan tanpa membawa senjata. Kristen juga menerima perlengkapan senjata di istana Keindahan. Sangat ajaib: perlengkapannya cocok sekali. Ia mendapat perisai sebagai penahan panah dan sebuah helm untuk melindungi kepalanya dan juga sebuah pedang. Apabila ia diserang ia dapat membela diri. Anda dapat membaca tentang perlengkapan senjata ini di Alkitab yang diuraikan dalam Kitab Efesus. Silahkan membacanya. Tuhan mempersenjatai para pengembara. Ia tahu bahwa akan terjadi pertempuran tetapi bukan pertempuran tanpa harapan. Dunia dan iblis melawan dengan sia-sia para pengembara yang benar.


SESUDAH PERTEMPURAN DENGAN APOLLYON

Apollyon adalah iblis dan ia adalah lawan dari Tuhan. Manusia berada di pihak Tuhan atau pihak iblis. Dipihak siapakah Anda berada? Iblis menunggu dengan persenjataan lengkap pada para pengembara yang menuju ke Jerusalem. Iblis dengan sangat ganas menyerang para pengembara. Hal tersebut juga dialami oleh Bunyan dalam pertempuran antara hidup dan mati. Dalam pertempuran tersebut para pengembara dapat dilukai. Musuh mengancam bahwa mereka akan kalah. Tetapi tidak demikian halnya. Iblis berang dan mengancam, ia mengejek dan menghina, Ia mengumpat Tuhan dan pekerjaanNya. Namun Kristen menghancurkan iblis dengan pedangnya (yang adalah Firman Tuhan). Iblis harus mundur dan mengalah pada Firman Tuhan. Pada waktu pejuang tergeletak setelah mendapat serangan bertubi-tubi, maka luka-lukanya disembuhkan. Ia mendapat daun-daunan dari pohon kehidupan yang menghilangkan sakitnya. Daun-daunan itu merupakan anugerah Tuhan. Anugerah telah menghilangkan sakit dan sekarang pejuang boleh melanjutkan perjalanannya. Ia tetap waspada.


SAHABAT YANG DIBERIKAN

Jarang terdapat sahabat yang sejati. Sahabat yang baik selalu setia. Mereka mau menolong dan berusaha mengerti kesulitan dalam hidup. Manusia dapat jatuh kedalam dosa. Manusia dapat tergelincir pada jalan kehidupan. Maka beruntung sekali bila ada teman yang mau mengulurkan tangannya dan memberi pertolongan dalam waktu kesukaran. Ini dialami juga oleh pengembara dalam perjalanan ke kota Tuhan. Nama sahabatnya adalah Setia. Apabila seseorang mendapat kesulitan, banyak orang mengetahuinya. Inipun dialami oleh pengembara. Ia telah jatuh kedalam lumpur, ia tidak hati-hati dan sekarang ia tergeletak dan tidak dapat bangkit, lalu sahabatnya Setia datang dan ulurkan tangannya. Ia tidak ditinggalkan. Banyak orang memandang rendah pada orang yang telah jatuh. Tetapi sahabat akrab yang sejati tidak demikian. Tuhan memberi teman-teman seperti tersebut diatas dalam jalan kehidupan kita. Tuhan Jesus adalah teman diatas segala teman bagi pengembara yang benar.


PESTA RAKYAT YANG SIA-SIA

Dalam perjalanan Kristen dan Setia meliwati sebuah kota yang namanya Sia-Sia dimana sedang diadakan pesta rakyat. Anda tahu apakah pesta rakyat itu. Disana orang-orang mencari kesenangan dengan segala macam kegila-gilaan dan dosa. Pada waktu pengembara tiba di kota tersebut, terjadi keributan besar. Para pengunjung pesta rakyat merasa kesenangan mereka terganggu. Mereka mau hidup dalam kesenangan dan dosa dan merasa terganggu dengan hadirnya Kristen dan Setia. Mereka menghendaki agar Kristen dan Setia meninggalkan kota tersebut. Kehadiran pengembara menimbulkan rasa permusuhan. Lihatlah pada cara berpakaian mereka. Siapa yang mau berpakaian sedemikian rupa? Perhatikan akan kata-kata mereka. Bahasa Kanaan mereka tidak mengerti apalagi tingkah laku mereka. Mereka tidak mau beli apa yang dijual di pasar. Segera terdengar seruan: "Mereka harus pergi dari sini." Anak-anak Tuhan diusir. Para pengunjung pesta rakyat tidak mengerti kegembiraan dalam melayani Tuhan. Maka itu janganlah takut apabila dunia mengusirmu, apabila Anda berada pada jalan yang menuju ke surga.


HIDUP DARI BERMUKA-DUA

Dalam perjalanan para pengembara bertemu dengan banyak orang. Kadang-kadang nama mereka aneh-aneh. Salah seorang adalah yang bernama Bermuka-dua. Bermuka-dua adalah seorang dengan banyak maksud-maksud tertentu. Sulit untuk menyelaminya. Apa yang dimaksud dalam hidupnya? Apakah Anda ketahui dari mana asalnya? Ia berasal dari kota Mulut-manis. Terdapat orang-orang yang tutur katanya, tetapi hati-hatilah! Mulut mereka berlainan dengan hatinya. Ia dapat berbicara bagus mengenai hidup yang akan datang, tetapi jalan ke Jerusalem Baru ia tidak mau tempuh. Ia mempunyai jalannya sendiri. Ia tidak dapat membedakan jalan lebar dan jalan sempit. Mulut-manis mempunyai seorang kakek, yang bekerja sebagai penyeberang sungai. Ia berdayung kebelakang dan ia tidak mengenal badai dalam hidupnya. Ia tidak pernah mendayung dalam air yang berombak.

Mulut-manis hidup seperti kakeknya, ia tidak mau memikirkan hal-hal yang berada diseberang. Ia mau melayani dua tuan. Ia telah diperingatkan tentang bahaya-bahaya perjalanan hidupnya. Kita harus belajar bahwa kita tidak dapat melayani dua tuan.


TUGU PERINGATAN

Didalam kota atau desa sering kita melihat tugu peringatan yang memperingati jasa-jasa seseorang atau sejarah. Beberapa tugu peringatan mengenangkan kejadian terpuji dan ada yang didirikan sebagai suatu tanda peringatan. Dalam perjalanan, para penggembara melihat suatu tugu peringatan dari seorang wanita yang berubah menjadi tiang garam yang sangat keras. Telah berabad-abad lamanya tugu itu berada disana dan akan tinggal didunia ini selama-lamanya. Wanita tersebut pernah tinggal di kota Sodom. Dalam kota ini dosa merajalela.

Tuhan memutuskan untuk membinasakan kota yang penuh dosa ini. Api turun dari langit dan pada tempat itu terjadi lautan yang dalamnya 400 meter, yang disebut Laut Garam. Wanita ini mendengar bahwa kota tersebut akan lenyap. Ia meninggalkan kota bersama-sama dengan suami dan anak-anaknya, tetapi hatinya terus memikirkan dosa. Pada waktu kota itu terbakar ia menoleh kebelakang dan ia berubah menjadi tiang garam. Tuhan menghendaki agar kita meninggalkan tempat-tempat yang penuh dosa. Tempat-tempat penuh dosa akan musnah terbakar.


SUNGAI TUHAN

Bilamana kita berpergian ke negeri-negeri yang jauh, kita sering beristirahat, dan ini memang perlu. Kita harus makan dan minum untuk mendapat kekuatan baru. Para pengembara tiba pada sebuah sungai yang indah dan beristirahat. Letih dari perjalanan, mereka duduk ditempat tersebut, dan minum dari air yang sejuk dan bersih. Mereka memetik buah dari pohon-pohon, dan kembang-kembang yang indah menghiasi lembah ditepi sungai. Apa yang kita belajar dari kisah ini? Tuhan tidak akan meninggalkan anak-anaknya dalam perjalanan.

Tuhan memelihara mereka dan memberi kekuatan selama dalam perjalanan. Pada tempat ini mereka aman. Tidak ada seorangpun dapat mengganggu ketenangan mereka. Sesudah mereka makan dan minum mereka tidur diatas rumput penuh dengan keharuman dan keindahan. Disitu mereka tidak memikirkan dunia. Disitu iblis tidak dapat mengganggu mereka. Ada damai didalam hati dan mereka merasakan kehadiran Tuhan. Sesudah istirahat bangunlah mereka dan sebelum melanjutkan perjalanan, mereka minum air dari sungai dan memetik buah-buah dari pohon-pohon dan melanjutkan perjalanan dengan suka-cita.


PADA JALAN SAMPING

Para pengembara masih harus menempuh perjalanan yang jauh dan mula-mula meliwati sungai. Mereka melihat berkat dari Tuhan. Kemudian jalan berubah dan mereka kehilangan pemandangan ke sungai. Mereka merindukan saat-saat yang indah ditepi sungai. Jalan menjadi sukar untuk dilalui.

Mereka mengira dapat berjalan dengan cepat tapi ternyata mengalami kesulitan untuk maju karena jalan semakin sukar untuk dilalui. Mereka melihat diseberang sungai suatu jalan kecil dan mengira bahwa itulah jalan yang lebih mudah dilalui. Sebilah papan terbentang diatas sungai dan mereka melaluinya dan mengira perjalanan akan menjadi lebih cepat. Tetapi mereka telah memilih jalan yang salah. Malam tiba dan mereka tidak dapat melihat apa-apa. Mereka memutuskan untuk kembali kejalan sebelumnya.

Amat sulit untuk menemukan jalan yang semula, tetapi pada akhirnya mereka tiba kembali pada jalan yang benar. Hal ini menunjukkan bahwa manusia dapat tersesat. Tetapi kita tahu bahwa selama kita masih hidup masih ada jalan untuk kembali. Adalah penting untuk kembali dari jalan yang salah dan sesat.


BUKIT-BUKIT YANG INDAH

Dalam hidup manusia terdapat hari-hari baik dan hari-hari yang tidak baik. Demikian pula hidup para Pengembara yang menuju ke Jerusalem Baru.

Mereka tiba pada puncak gunung-gunung dan melihat pemandangan yang luar biasa indalmya. Mereka melihat gembala-gembala yang menggembalakan ternak. Gembala-gembala adalah hamba-hamba Tuhan. Mereka ditugaskan untuk mengawasi domba-domba Tuhan. Tuhan Jesus menamakan diriNya Domba yang Baik. Gunung-gunung yang indah terletak di negeri Imanuel, dekat kota Tuhan. Perjalanan hampir selesai. Sedikit lagi dan mereka akan tiba di Kerajaan Tuhan.

Kristen menanyakan apakah ini jalan ke surga. Ia menanyakan juga apakah dalam perjalanan terdapat tempat untuk para pengembara. Gembala-gembala mempunyai tugas untuk mengurus dan mengajar mereka dan ditanyakan mengenai perjalanan dan pengalaman. Pertanyaan ini dijawab dengan tepat oleh para pengembara. Mereka tahu jalan mana yang telah dilalui dan bagaimana mereka ditolong. Perjalanan hampir berakhir.
               

PANDANGAN KE PINTU SURGA

Setelah pertemuan dengan gembala-gembala maka para pengembara berkeinginan kuat untuk mencapai akhir dari perjalanan. Para gembala memberi mereka sebuah teropong dan mereka meneropong kota yang terlihat dari jauh. Mereka melihat suatu pintu gerbang dari emas murni. Teropong dituju pada iman dari para pengembara. Karena mempergunakan teropong mereka dapat melihat jauh kedepan, betapa enaknya masa depan mereka dan tercengang oleh keindahan yang begitu besar. Mereka juga melihat orang-orang yang tidak mengenal anugerah Tuhan dan jatuh kedalam jurang-jurang penuh kegelapan.

Sedikit lagi jalan yang harus ditempuh. Mereka menerima sebuah peta sebagai pemandu perjalanan, supaya tidak sesat. Mereka harus mengikuti semua petunjuk-petunjuk di peta. Begitu pula mereka menerima suatu pelajaran terakhir dari para gembala. Terlihat dengan nyata bahwa gereja yang sedang bergumul dapat menoleh pada gereja yang menang. Dengan hati yang senang mereka bangkit dan mengikuti petunjuk-petunjuk. Bagaimanakah dengan perjalanan Anda? Kehilangan jiwa berarti kehilangan segalanya.


MENUJU KE NEGERI IMANUEL

Ada waktu kelahiran, dan ada waktu kematian. Diantaranya ada waktu untuk hidup. Kita tidak tahu berapa lama waktu hidup ini berlangsung.

Kita tahu bahwa waktu kematian akan datang, dan kita harus berpisah. Kita tidak bisa membawa apa-apa yang ada di dunia. Kematian disamakan dengan sungai yang dalam dan harus dilalui. Begitu pula dengan Kristen dan Harapan, mereka juga harus mempersiapkan diri untuk meliwati sungai yang dalam tersebut.

Iblis berusaha untuk menakutkan. Bagaimana harus mencapai ke seberang?

Kristen melihat seluruh kehidupannya berlalu. Roh-roh yang jahat menyerangnya tetapi Harapan tidak melepaskan Kristen di sungai yang dalam. Dari jauh pintu surga menyambut, dan menunggu kedatangan para pengembara. Jalan melalui maut telah diamankan oleh Jesus, oleh karena itu mereka dapat melewatinya.

Ia telah berjanji pada waktu kematian akan berada disampingnya. KehadiranNya dialami oleh Kristen. Mereka menyeberang sungai dan tiba dengan selamat diseberang. Disana para malaikat telah menunggu mereka. Begitu juga kita harus melalui Sungai Kematian.


NEGERI IMANUEL

Tuhan Jesus telah mengatakan kepada rasul-rasulnya: "Dalam rumah Bapa terdapat banyak tempat. Saya akan pergi untuk menyediakan tempat bagimu." Bagi Kristen dan Harapan telah tersedia tempat. Para malaikat membawa mereka ke pintu gerbang emas. Mereka menceriterakan mengenai keindahan Jerusalem Baru. Kristen dan Harapan menerima jubah putih, yang suci dan bersih. Dosa tidak dapat mendekati dan iblis tidak dapat menakut-nakuti mereka. Disitu mereka melihat Raja Kota dengan segala kemegahannya. Lonceng surga mulai berbunyi dan sekarang mereka dapat menyerahkan gulungan-buku yang diterima mereka di dunia dimana tercantum hak mereka atas kehidupan.

Mereka telah menerima hak tersebut oleh pengorbanan Tuhan Jesus di Kayu Salib. Pemandangan lain diperlihatkan. Seorang datang pada pintu surga, namanya Kebodohan dan ia mengira bahwa dengan kekuatannya sendiri dapat masuk dalam surga. Ia telah diantar oleh penyeberang Harapan Sia-sia tapi tidak disambut oleh siapapun. Ia hidup tanpa anugerah Tuhan dan begitu pula meninggal tanpa anugerah. Biarlah ini menjadi suatu peringatan bagi kita!


*************

Begitulah rancangan dan rencana Tuhan yang begitu dasyat dan begitu luasnyanya jalan dan pengetahuan-Nya yang tak terselami oleh kita selaku manusia. menurut mata lahiriah  kita apa yang terjadi pada Jhon Bunyan adalah hal yang penuh penderitaan namun bagaimana Tuhan hendak memakai Bunyan yang sesuai dengan apa yang Tuhan maksudkan. Ia yang buta huruf akhinya dapat baca tulis dan melalui penderitaannya di dalam penjara ia beroleh kesempatan menelurkan kalimat-kalimat kebenaran Tuhan dan melalui dirinya Tuhan dipermuliakan. Dari seorang Bunyan kita dapat belajar bagaimana seharusnya kita melayani Tuhan di sepanjang hidup kita.


Sumber disadur seperlunya dari : “Perjalanan Seorang Kristen”, Karya Jhon Bunyan.




=====TUHAN MEMBERKATI=====





0 komentar:

Post a Comment

Blog Rankings

Arts Blogs - Blog Rankings