Coba kita lempar sebutir kerikil ke dalam
telaga yang tenang. Berpusat dari tempat jatuhnya kerikil itu akan tercipta
sebuah riak gelombang yang mengalun ke penjuru telaga. Kini, bisakah anda
menghentikan laju riak gelombang itu? Mungkin kita mencoba dengan memasukkan
telapak tangan ke dalam air. Atau.
menghadangnya dengan ke dua belah kaki kita.
Namun
yang terjadi adalah semakin banyak kita melakukan sesuatu pada permukaan
telaga, semakin banyak riak gelombang baru bermunculan. Satu-satunya cara
menghentikan laju riak gelombang itu hanyalah dengan membiarkannya berhenti
sendiri.
Demikian pula dengan ketenangan dan pikiran. Semakin
keras anda melakukan sesuatu pada pikiran anda. semakin sulit anda mencapai
ketenangan itu. Amati saja. Jangan tolak atau menghentikan riak pikiran kita.
Biarkan pikiran berangsur-angsur tenang. Ketenangan diri dimulai dari
ketenangan pikiran; sedangkan ketenangan pikiran bermula dari ketenangan
bernafas. Dalam nafas yang tenang temukan jiwa yang tenang.
0 komentar:
Post a Comment