Jaman dahulu kala orang Indian Amerik tidak tahu bagaimana membuat api, tapi mereka
tahu api itu ada karena mereka pernah melihat asap membumbung dari pulau yang dihuni
suku cerpelai. Di pulau ini kilat menyambar dan membakar pohon.
Sayangngya, suku Indian tidak bias berenang
sampai ke pulau, tapi kelinci dating untuk
membantu mereka. Ia menawarkan diri untuk pergi dan mencuri api itu.
“Aku bisa berlari lebih cepat daripada
mereka,” kata kelinci itu. “Aku akan mencuri api dan cerpelai tidak dapat
menangkapku”.
Lalu kelinci menutupi kepalanya dengan
buah pinus dan berangkat.
Para cerpelai sedang pesta ketika ia
sampai di pulau itu, dan mengundangnya mengikuti
tarian keramat mengelilingi api. Ini memang yang diharapkan kelinci itu! Ketika
menari, ia bergerak semakin dekat ke api, sampai akhirnya buah pinus di
kepalanya terbakar. Lalu ia pun kabur dengan cepat.
Cerpelai segera menyadari mereka tidak
bisa menangkapnya, jadi mereka memanggil roh hujan untuk memadamkan api di
kepala pencuri itu. Roh itu mendengar doa mereka dan menjawab, tapi kelinci itu
bersembunyi di pohon berlubang dan tidak keluar sampai hujan berhenti. Ia kembali
ke perkemahan teman-temannya, suku Indian, dan menyerahkan api pada mereka yang
masih menyala sejak hari itu sampai sekarang.
0 komentar:
Post a Comment