Skisah kehidupanetiap kita ingin
memperoleh sebanyak mungkin kebahagiaan, kesuksesan, dan kepuasan dalam hidup.
Kita sibuk mencarinya di mana-mana, bahkan beragam cara dilakukan untuk
memperoleh semua itu. Namun banyak diantara kita akhirnya mendapatkan kekecewaan
karena pada akhirnya mendapati hidup kita dalam titik stagnan dan kejenuhan.
Semua hal yang terjadi
dalam kehidupan kita semuanya berawal dari pabrik pikiran, yang memproduksi
pikiran bahagia atau tidak bahagia. Pikiranlah awal dari suatu proses yang akan
terjadi dalam hidup ini berawal, dimana kita “berpikir” bahwa apa yang akan
kita lakukan akan membawa kebahagian maka kebahagianlah yang akan kita peroleh.
Namun sebaliknya, apabila kita mengawali pikiran ini dengan hal-hal yang buruk
dan mendatangkan ketidak bahagiaan maka, hal buruk dan ketidak bahagiaanlah
yang akan terjadi.
Dalam hal ini bagaimana
kita memproses suatu “kejadian” dengan di awali hal-hal positif maka akan
melahirkan hal-hal yang positif pula. Ibarat suatu pohon, ia akan disebut
karena buahnya. Jadi dalam hal ini, pikiran adalah memerankan peranan penting
dalam hidup kita. Pikiran bagaikan sebuah ruang “produksi” dalam kehidupan kita
yang akan menghasilkan suatu “nilai” dimana semua tergantung pada “operatornya”
yaitu diri kita sendiri dalam memproses setiap “masalah” yang boleh terjadi
dalam ruang lingkup kehidupan kita.
Apapun yang Tuhan berikan
kepada kita semua tergantung pada “sikap dan mental” kita dalam memproses semua
itu. Tuhan telah menyediakan 1.000.000
kail mental untuk kita dalam menghadapi kehidupan ini, dan Dia tidak melihat
pada hasil akhir, namun Dia lebih melihat dan memperhatikan pada proses kita
dalam menyelesaikan suatu tugas yang Dia berikan.
Mulailah dari sekarang
untuk memliki sikap dan mental yang baik dalam melaksanakan tugas di kehidupan
ini. Jadilah diri sendiri jangan mangharap menjadi orang lain, sebab setiap
orang telah Tuhan jadikan dengan “keunikan” tersendiri yang sesuai dengan tugas
dan panggilan hidup yang telah Dia berikan kepada kita. Mungkin pada saat kita
meraih bintang, kita tidak berhasil mendapatkan satu pun, tetapi yakinlah kita
tidak akan pulang dengan tangan hampa.
Jatuh bangun dalam proses
kehidupan adalah suatu hal yang biasa dalam hidup, karena hidup ini adalah
bagaikan sebuah “universitas” yang menghadapkan kepada kita serangkaian
ujian-ujian kehidupan agar kita “naik tingkat” ke tingkatan yang lebih baik .
Mulailah kita BELAJAR tentang: mencintai
pekerjaan kita, mencintai pasangan kita, anak dan atasan kita. dan mulailah
untuk BERSYUKUR: atas segala nikmat dan kesempatan yang telah Tuhan
berikan. Saat bahagia tetap bersyukur
dan saat mengalami penderitaan kita lebih bersyukur boleh mengalaminya, karena
apa pun yang Tuhan ciptakan untuk kita adalah semuanya baik dan untuk kebaikan
kita.
Yang terutama adalah kita harus memiliki suatu sikap mental yang tidak
mudah untuk berputus asa, ibarat berlayar dengan sebuah perahu layar, kita
tidak dapat mengubah arah mata angin, tetapi kita dapat mengatur layar perahu.
Percayalah pada diri sendiri, hargai diri kita, bukan dengan keangkuhan
melainkan dengan kerendahan hati, rasa percaya diri yang realitas. Berhentilah
memikirkan masa lalu, jangan terus menerus mengingat-ingatnya. Jalani hidup
kita dengan antusias!. Mulailah sekarang juga, berusahalah sebaik mungkin.
Kerahkan seluruh daya upaya maka kita akan berkelimpahan.
Untuk mendatangkan kebahagiaan dalam hidup mulailah dari sekarang untuk
BERPIKIR – BERTANYA – BERTINDAK, ketiga hal ini merupakan suatu pondasi dasar
dalam mencapai kebahagiaan hidup.
Berpikir itu penting sekali artinya dalam meraih kebahagian terbesar.
Berpikir juga merupakan tugas yang sangat berat. Tentunya kita juga dapat
melihat bagaimana hasil kerja dari “olah berpikir” dimana seorang Bill Gates
dapat berhasil ke puncak kesuksesan oleh karena pikirannya. Penting juga yang
harus kita waspadai dalam “berpikir” adalah sikap kita. Benak kita dapat berpikir
positif dan negatif. Jika kita ingin menangani masalah, peluang, dan pelbagai
peristiwa yang boleh hadir dalam kehidupan, kita harus berada dalam suasana
hati yang positif. Hanya diri kita sendirilah yang dapat membuat diri ini
berada dalam suasana hati yang positif.
Bertanyalah dan selalu bertanya pada diri kita sudahkah kita menggunakan
“karunia waktu” dengan hal-hal yang baik. Ataukah malah sebaliknya “waktu” kita
terpenuhi dengan hal-hal keburukan. Jangan pernah “bertanya” mengapa orang
dapat berbuat kesalahan namun tanyakan dalam hati kita “mengapa” kita melakukan
hal-hal yang buruk, walaupun bagi mata kita hal itu adalah sesuatu yang biasa.
Merenungkan kembali setiap “detik” waktu dalam sehari yang telah kita pakai
akan mendatangkan pada perubahan sikap kita di kemudian hari. Mulailah dari
sekarang untuk meluangkan waktu disela-sela istirahat kita, untuk merenungkan
kembali perjalanan hidup yang telah kita lalui di hari ini. satukan hati dan
pikiran kita di dalam keheningan malam maka yakinlah kita akan beroleh sebuah
bohlam mental kecil dengan kecepatan kilat. Tangkaplah apa yang diberikan oleh
“cahaya” bohlam mental tersebut dan mulailah untuk menata ulang kembali sikap
dan perilaku diri kita. Dalam keheningan dan kejernihan udara di sepertiga malam
akan mendatangkan “keajaiban” yang membawa pembaharuan dalam kehidupan
kita.
Bertindaklah dengan sikap yang tenang dan redam segala emosi, kemarahan
dan terutama ke-egoisan diri kita. Sangatlah penting apabila kita ingin
mencapai kebahagiaan hidup, kita memiliki sikap yang penuh ketenangan dalam
bertindak. Tanggapilah setiap permasalahan dengan respon yang baik bukan dengan
“reaksi”. Ibarat sebatang korek api memang memiliki kepala tetapi ia tidak
memiliki otak. Karenanya, setiap kali terjadi gesekan kecil, korek
api itu langsung terbakar. Tetapi diri kita memiliki kepala dan otak. Oleh
karena itu, janganlah kita bereaksi berdasarkan “impuls”…TERSENYUMLAH….semua
pasti akan berlalu. Haruslah selalu diingat KEMARAHAN dapat berkembang menjadi
bahaya.
Dengan sikap yang penuh ketenangan akan mendatangkan
damai sejahtera yang hakiki dan pada periode berikutnya akan membuahkan suatu
buah yang dinamakan kebahagiaan. Sikap diri kita yang selalu membawa kedamaiaan
akan mendatangkan kebahagiaan bukan saja untuk diri sendiri tetapi juga untuk
orang-orang disekitar kita. Ibarat sebuah pelita ia akan memberikan cahaya di
malam yang gelap dan bukankah pelita itu ditaruh di atas kaki dian bukan di
bawah gantang?.
0 komentar:
Post a Comment