Allah memiliki
rencana yang indah bagi hidup kita, dalam hal ini kita harus meyakininya bahwa
Ia memililki rancangan yang terbaik bagi kehidupan kita. Tetapi Iblis juga
memiliki rencana bagi hidup kita, namun rencana itu bukanlah rencana yang baik.
Ia datang untuk mencuri, membunuh dan membinasakan. Iblis menyuntikan segala
macam pikiran yang salah ke dalam pikiran kita, dan berharap kita akan
mempercayai sehingga kita sepakat dengannya. Dengan cara inilah dia menipu orang dan menemukan
jalan masuk ke dalam hidup mereka.
”Pencuri datang hanya untuk mencuri dan memebunuh dan
membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam
segala kelimpahan” (Yoh. 10:10)
Permusuhan
antara Iblis dan manusia telah berlangsung sangat lama, sejak kejatuhan manusia
pertama ke dalam dosa hingga zaman akhir ini. Yang dijadikan sasaran utama
Iblis dalam menyerang manusia adalah lewat pikiran, itulah pintu gerbang awal
iblis menembus pertahanan kita.
“Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia:
“Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya,
sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati” (Kej. 2:16-17)
Perhatikanlah
tiga frasa berturut-turut pada Firman Allah sebagimana Ia berikan kepada Adam.
Pertama, ada izin. Allah memulai
dengan yang positif:
“Semua pohon
dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas”
Berikutnya
adalah larangan: “Tetapi pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya”
Terakhir, adalah
peringatan, “Pada hari engkau
memakannya, pastilah engkau mati”
Bagaimana Iblis
dapat mengaburkan perintah Allah tersebut ke dalam pikiran manusia?
“Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu:
“Sekali-sekali kamu tidak akan mati “ (Kej. 3:4). Itulah kebohongan Iblis dimana ia memakai tipu daya
yang licik dan sangat halus, kita dapat membacanya di Kejadian pasal 3 dimana
Iblis begitu cerdik dan lihai menipu manusia dangan “membumbui” pikiran manusia
dengan buai-buaian kekosongan.
Selama Adam
percaya dan taat kepada Firman Allah, kejahatan tidak dapat menyentuhnya. Tidak
ada yang dapat merebut damai sejahteranya, hidupnya atau berkatnya. Namun
begitu, ia menolak firman Allah, ini berarti ia telah memberontak kepada Allah.
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan
manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna” (Rm. 12:2).
Ayat ini dengan
jelas mengatakan kepada kita bahwa hidup kita tidak dapat berubah sebelum
pemikiran kita berubah. Jika
kita menginnginkan hidup baru, kita
harus memiliki cara berpikir baru. Allah tidak akan merubah nasib kita sebelum
kita merubah apa yang ada pada diri kita, yaitu kita diharuskan melakukan
perubahan “ahlak” dari yang tidak baik menjadi baik. Ketahuilah Allah memiliki
rencana indah bagi masing-masing kita, tetapi kita akan melihatnya terwujud
saat kita tahu pentingnya berpikir benar.
Kendalikan Pikiran kita
Ke mana pikiran pergi, manusia mengikuti. Kita bisa
memilih apa yang mau kita pikirkan atau tidak pikirkan, kita harus berhati-hati
dalam melakukan hal itu. Tentunya kita semua pernah memiliki pengalaman
berpikir untuk makan sesuatu, mungkin es krim, donat atau makanan lain yang
mengoda selera. Semakin kita memikirkannya, semakin hasrat kita bertekad untuk
mewujudkannya. Jika kita memikirkannya cukup lama, kita mungkin akan segera
naik mobil atau pun berusaha dengan beragam cara untuk mendapatkannya. Tetapi
setelah kita memakannya, barulah kita merasa menyesal telah membuang-buang
waktu dan uang untuk mendapatkannya.
Jika seseorang
berbauat salah kepada kita dan kita terus menerus memikirkan apa yang mereka
perbuat itu sehingga kita menjadi sakit hati, kita bisa marah dan jengkel secara
emosiaonil. Pikran-pikran kita mempengaruhi emosi-emosi kita dan kemudian
menjadi kata-kata yang kita ucapkan. Jika kita pada akhirnya mendapati diri ini
menjadi sangat kesal atau depresi, bertanyalah kepada diri kita, apa yang
sedang kita pikirkan. Dan akhirnya kita akan menemukan hubungan antara pikiran
dan perasaan kita.
Pikiran adalah
medan perang di mana kita berperang melawan Iblis, “Karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan
senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan
benteng-benteng. Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu
yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami
menawan segala pikiran dan menaklukannya kepada Kristus” (2Kor. 10:4-5). Ayat tersebut mengajarkan kepada setiap kita dimana
kita harus membuang pikiran dan imajinasi yang salah dan menaklukannya kepada
Yesus Kristus. Itu berarti kita harus berpikir sesuai dengan Firman Allah,
segala sesuatu yang tidak sesuai dengan pengajaran Kristus harus dikeluarkan
dari pikiran dan ditolak sebagai dusta dari Iblis. Jika musuh kita (Iblis) bisa
menguasai pikiran kita, dia bisa menguasai hidup dan takdir kita.
Pikiran Negatif
Berhati-hatilah
terhadap berbagai macam pikiran negatif, tidak ada apa pun yang negatif tentang
Allah atau rencana-Nya bagi hidup kita. Adalah lebih baik melihat gelas setengah penuh
daripada setengah kosong. Bersikap positif tidak pernah menyakiti siapa pun.
Seperti apa pun hidup kita kini, kita harus memiliki visi yang positif untuk
masa depan kita. bersepakatlah dengan Allah dan percayalah bahwa hal-hal baik
akan terjadi pada kita. sebaliknya apabila kita menjadi orang yang selalu
berpikiran negatif, percayalah bahwa kita akan selalu mengalami masalah atau
musibah.
“Hari orang
berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya selalu berpesta”
(Amsal. 15:15).
Janganlah
bersikap negatif tentang segala sesuatu, baik terhadap masa depan atau bahkan
masa lalu kita. Masa lalu kita dapat dijadikan rencana Allah secara keseluruhan
bagi hidup kita, jika kita percaya kepada Allah sepenuhnya. Semua kesalahan
yang pernah kita buat dapat menjadikan kita pribadi yang lebih baik dan lebih
bijaksanan. Kita dapat belajar dari kesalahan kita dan memutuskan untuk tidak
pernah lagi membuat kesalahan yang sama. Jangan bersikap negatif terhadap keuangan, teman-teman, keluarga,
rupa, pekerjaan yang kita miliki atau tidak kita miliki, tempat tinggal, mobil
yang kita kendarai, atau apa pun itu. kembangkanlah sikap positif, dan hal itu
akan membantu kita memiliki hidup yang positif dan kuat.
Jangan Cemas
Kecemasan dan
kegelisahan adalah dua bentuk pikiran buruk atau negatif. Kecemasan sama sekali
tidak berguna, dan kecemasan bisa sangat merugikan. Gantilah semua kecemasan
kita dengan mempercayai bahwa Allah akan menangani semua masalah kita. Kecemasan
membuat kita terlihat lebih tua daripada usia sebenarnya, memberi kita rasa
sakit kepala dan masalah dengan perut, bahkan membuat kita sulit untuk
berteman. Ini bukanlah kehendak Allah.
Untuk tidak
cemas, mungkin awalnya sulit karena sudah terbiasa mengurus diri kita sendiri
dan memikirkan apa yang akan kita kerjakan selanjutnya. Orang yang tidak
memiliki hubungan dengan Allah mungkin merasa perlu cemas, tetapi kita tidak
boleh. Allah ada di pihak kita, dan Dia berkata bahwa kita bisa menyerhkan
kekuatiran kita kepada-Nya dan Dia akan memilihara kita,
“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia
yang memelihara kamu” (1Pet. 5:7).
Kegelisahan
berarti bahwa kita melewati hari ini dengan mengkuatirkan hari esok. Yesus
melarang itu, karena tiap hari cukup dengan masalahnya sendiri. Kita akan tahu
apa yang harus dikerjakan saat waktunya tiba, tetapi mungkin kita tidak akan
tahu samapai saat itu tiba. Allah ingin agar kita belajar percaya kepada-Nya.
Dia tidak pernah terlambat, penantian ini sulit karena kita tidak terbiasa.
Namun, selang beberapa waktu, kita akan mulai menyukainya. Pikiran kita akan ringan
dan kita akan beabas sepenuhnya hidup setiap hari tanpa mencemaskan yang akan
terjadi.
“Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok,
karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah
untuk sehari” (Mat. 6:34).
Setiap kali kita
tergoda untuk merasa cemas, ingatkan
kepada Iblis bahwa kita adalah anak Allah dan Dia telah berjanji akan
memelihara kita. jalan untuk memperbaharui pikiran kita ditemukan dalam
mempelajari dan merenungkan Firman Allah. Ini adalah jalan untuk mengetahui perbedaan
pemikiran yang benar dan yang salah. Sebagai contoh, seorang mungkin berpikir
mereka akan menjadi miskin sepanjang hidup karena kemiskinan telah lama berada
di keluarga mereka, tetapi kita akan menemukan di dalam Firman Allah bahwa ini
sama sekali tidak benar. Dengan bantuan Allah dan dengan menerapkan
prinsip-prinsip-Nya untuk kehidupan finansial, kita bisa mematahkan siklus
kemiskinan dan memiliki lebih dari cukup di segala bidang dalam hidup kita. Dia
ingin agar kita sejahtera dan sehat, dan bahkan jiwa kita sejahtera.
“Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau
baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu
baik-baik saja” (3Yoh. 2).
Saat kita matang
dalam jiwa dan berjalan dalam ketaatan kepada Allah, Dia akan memberi kita hal
terbaik yang bisa kita tangani dengan baik dan gunakan dengan bijaksana. Allah
akan memenuhi semua kebutuhan kita, dan kita tidak perlu takut. Jika kita butuh
pekerjaan, kita bisa berdoa dan Dia akan menolong kita mendapatkan pekerjaan
itu. Dia akan memberi kita kasih karunia dan membuat segala yang kita sentuh
menjadi sejahtera dan berhasil.
Yesus ingin agar
kita memiliki hidup yang indah, Dia ingin agar kita menikmati hidup yang Dia
berikan lewat kematian-Nya. Dapatkan pengetahuan, pengertiaan, ketajaman dan
himat dari-Nya. Tanpa pengetahuan orang akan binasa, maka untuk itu berserulah
dengan lantang. Yesus Kristus adalah kebijaksanaan kita dari Allah (1Korintus
1:30). Mintalah kepada Dia agar hikmat di dalam diri kita timbul dan
mencerahkan pikiran kita sehingga kita berjalan di jalan-jalan-Nya. “Karena hikmat lebih berharga dari pada
permata, apapun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya” (Amsal 8:11).
0 komentar:
Post a Comment