Yer
29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku
mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan
bukan trancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan
yang penuh harapan.
Yer
29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku
mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan
bukan trancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan
yang penuh harapan.
Rencana
yang dirancang Allah lebih dulu bagi tujuan hidup umat manusia yang begitu tidak dapat
terselami oleh pikiran manusia. Allah
mempunyai rencana membebaskan manusia dari kuasa dosa ini telah ditentukan
lebih dulu oleh Tuhan. Orang dapat menerima atau menolak keputusan Allah itu
sebagai orang bebas (Filipi 2:12). Paulus sendiri terheran-heran bahwa ia telah dipilih Allah dan juga
bahwa Gereja telah dipilih, tetapi dia tidak pernah menyatakan bahwa mereka
yang tidak percaya terkutuk. Terselamikah oleh kita jalan dan pikiran Tuhan?
Apakah keselamatan telah
terpikirkan dalam pikiran kita? Jujur dalam perjalanan hidupku semua itu
sangat jauh dari alam pikiran, aku hidup jauh dari pengenalan akan tentang
Tuhan Yesus malah sikap dan hatiku mencibir akan ketuhanan Yesus sendiri,
namun aku sendiri tidak mengerti mengapa kini aku menerima Dia dengan hati
yang terbuka. Rm 9:2 bahwa aku sangat
berdukacita dan selalu bersedih hati.
Namun hakekat dari keselamatan ini pun bukan berarti
kita berpangku tangan disebabkan kita telah mendapatkan “penghapusan dosa”
dan memiliki “tiket gratis” menuju surga tanpa melakukan hal-hal untuk
kemuliaan-Nya. Lihat di
Roma 9:2, sudahkah kita memiliki hati yang berduka dan penuh kerinduan agar
orang-orang yang belum percaya menjadi percaya akan Tuhan Yesus
terlebih-lebih saudara-saudara kita.
Selain
dengan perilaku dan perkataan kita pun wajib mendoakan saudara-saudara
ataupun orang-orang di lingkungan sekitar kita agar mereka boleh percaya akan
Tuhan Yesus, “12 Dan apabila kamu berseru
dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; 13
apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan
Aku dengan segenap hati, 14 Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah
firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu
dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah
Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke
tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu. ” (Yer 29:12-14).
Perhatikan
dua prinsip:
(1)
ketika Allah ingin melakukan hal-hal besar bagi umat-Nya, Ia menggerakkan
mereka untuk berdoa secara sungguh-sungguh; dan
(2) saat
Allah menjawab doa-doa mereka sering kali terkait dengan rencana Allah bagi
umat-Nya secara keseluruhan.
|
UNTUK SIAPA KESELAMATAN
ITU?
Pernahkah dalam hati kita bertanya untuk siapakah
keselamatan itu? Dan kita menjawab untuk semua manusia, namun mengapakah
tidak semua orang menerima keselamatan itu? Bahkan empunya yang
menunggu-nunggu juruselamat juga menolak akan penawaran keselamatan ini,
mengapa?. Rm 9:13 seperti ada tertulis:
"Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau." Coba kita perhatikan ayat ini apakah memberi pengertian
bahwa Allah hanya memilih Yakub dan
keturunannya untuk menerima keselamatan kekal sedangkan Esau dan keturunannya
dipilih untuk hukuman kekal.
Sebaliknya,
ayat ini menunjukkan bahwa keturunan Yakub dipilih sebagai penyalur penyataan
dan berkat Allah bagi dunia (Mal 1:3).
Perhatikan bahwa menurut pasal Rm 9:1-11:36, sebagian besar keturunan
Yakub gagal untuk melaksanakan panggilan mereka dan demikian pada akhirnya
ditolak oleh Allah (Rm 9:27,30-33; 10:3; Rm 11:20). Lagi pula, mereka
yang tidak dikasihi (yaitu, orang bukan Yahudi) menaati Allah dengan iman dan
menjadi "anak-anak Allah yang hidup" (Rm 9:25-26). Keselamatan itu adalah
sebuah kasih karunia dari Allah bagi semua manusia sebab masalah ini telah
ada dalam hati masing-masing manusia, Rm
10:8 Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di
dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami
beritakan. Dan lihat, Ul 30:14 Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di
dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan.
Semua manusia dalam hatinya telah tertanam akan
perjanjian baru yang telah Tuhan berikan namun intinya uluran tangan dari-Nya
direspon dengan baik-kah oleh hati manusia, Tuhan telah memanggil nama setiap
manusia sejak dalam kandungan untuk datang kepada-Nya. Rm 9:18 Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang
dikehendaki-Nya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendaki-Nya.
Apakah
artinya? Allah bermaksud menunjukkan
kemurahan-Nya kepada mereka yang bertobat dan percaya kepada Yesus sebagai
Tuhan dan Juruselamat. Sedangkan mengeraskan
hati mereka yang menolak untuk bertobat dan memilih untuk tetap hidup di
dalam dosa mereka sehingga menolak keselamatan di dalam Kristus. Maksud ilahi
ini tidak berubah untuk siapa pun atau bangsa apa pun (bd. Rm 2:4-11).
Dalam hal ini kita lihat contoh di
Alkitab kepada siapa Tuhan mengeraskan dan mengapa hal itu terjadi? Kel 4:21 Firman TUHAN kepada Musa: "Pada waktu
engkau hendak kembali ini ke Mesir, ingatlah, supaya segala mujizat yang
telah Kuserahkan ke dalam tanganmu, kauperbuat di depan Firaun. Tetapi Aku
akan mengeraskan hatinya, sehingga ia tidak membiarkan bangsa itu pergi. Kel 14:4 Aku akan
mengeraskan hati Firaun, sehingga ia mengejar mereka. Dan terhadap Firaun dan
seluruh pasukannya Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku, sehingga orang Mesir
mengetahui, bahwa Akulah TUHAN." Lalu mereka berbuat demikian. Ul 2:30 Tetapi Sihon, raja
Hesybon, tidak mau memberi kita berjalan melalui daerahnya, sebab TUHAN,
Allahmu, membuat dia keras kepala dan tegar hati, dengan maksud menyerahkan
dia ke dalam tanganmu, seperti yang terjadi sekarang ini. Yos 11:20 Karena TUHAN
yang menyebabkan hati orang-orang itu menjadi keras, sehingga mereka
berperang melawan orang Israel, supaya mereka ditumpas, dan jangan
dikasihani, tetapi dipunahkan, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. Rm 11:25 Sebab,
saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar
kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai
jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.
Firaun
yang hatinya sudah menentang Allah, menerima hukuman Allah yang tepat. Ketika
Firaun menentang kehendak Allah, maka Allah
menanggapinya dengan makin mengeraskan hatinya (Kel 7:3). Jadi pengerasan hati Firaun bukan
sewenang-wenang, Allah bertindak sesuai dengan prinsip
kebenaran-Nya bahwa dikeraskan hati semua orang yang menentang-Nya (bd. Rm 1:21-32).
Keselamatan itu Tuhan berikan dengan cuma-cuma bagi
siapa yang dengan hati yang ikhlas dan taat mematuhi pangilan Tuhan dengan
Iman, yakinlah semua manusia yang memiliki telinga sudah mendengar akan
berita tentang keselamatan ini namun mengapa tidak tergerak juga hatinya dan
bangkit melawan tirani-tirani hawa nafsu yang membelenggu hati dan tubuhnya, Rm 9:32 Mengapa tidak? Karena Israel mengejarnya
bukan karena iman, tetapi karena perbuatan. Mereka tersandung
pada batu sandungan. Keadaan rohani sebagian besar orang Israel
disebabkan oleh ketidakrelaan mereka untuk tunduk pada rencana Allah untuk
memberi keselamatan oleh iman kepada Kristus (Rm 9:33). Akan tetapi,
banyak orang bukan Yahudi sudah menerima rencana Allah untuk keselamatan dan
mencapai kebenaran oleh iman (Rm 9:30).
Intinya Tuhan dengan kasih-Nya telah mengulurkan
tangan-Nya kepada setiap manusia untuk kembali kepada-Nya dengan kesungguhan
hati dan penuh ketaatan mengikuti-Nya, Rm
9:21 Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk
membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang
mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?. Hak Allah untuk memakai orang tertentu untuk mencapai
rencana penebusan-Nya tanpa harus bertanggung jawab kepada siapa pun. Hal ini
janganlah diartikan bahwa Allah tidak memiliki prinsip-prinsip moral di dalam
sifat suci-Nya ketika berurusan dengan individu dan bangsa. Dalam sifat-Nya
Allah dipengaruhi oleh kasih-Nya (Yoh
3:16), rahmat (Mzm 25:6), serta belas kasihan dan keprihatinan moral-Nya
(Mzm 116:5) dan bukan oleh kehendak manusia.
|
APAKAH KESELAMATAN ITU?
Tentang
nubuatan keselamatan ini sebenarnya di nanti-nantikan oleh bangsa Israel,
namun setelah Tuhan menggenapi akan hal ini malah membuat hati mereka menjadi
berbalik menolak. Mengapakah hal itu terjadi? Dikarenakan Israel berharap
keselamatan yang Tuhan beri adalah suatu keselamatan yang bersifat politis
dimana mereka berharap juruselamat itu membebaskan mereka dari penjajahan dan
menjadikan mereka suatu bangsa yang berkuasa di bumi ini.
Tetapi juruselamat yang Tuhan datangkan
adalah juruselamat secara rohaniah yang tidak menjanjikan kekuasaan secara
duniawi. Apakah dalam hidup ini Tuhan-kah yang harus mengerti kita ataukah
kita yang seharusnya tunduk dan patuh kepada kuasa-Nya dan peraturan-Nya.
Tuhan lebih mengetahui akan apa yang kita butuhkan dan yang lebih utama ada
pada setiap manusia, percayakan semua kehidupan kita kepada Tuhan. Apakah
dalam hal ini bangsa Israel tertutup untuk mengalami keselamatan?
Rm 11:1
Maka aku bertanya: Adakah Allah mungkin telah menolak umat-Nya? Sekali-kali
tidak! Karena aku sendiripun orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin. Ayat ini menerangkan
bahwa penolakan Allah akan Israel hanya bersifat sebagian dan sementara;
Israel akhirnya akan menerima keselamatan Allah di dalam Kristus. Rm 10:9
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya
dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati,
maka kamu akan diselamatkan.
Unsur-unsur keselamatan terangkum di sini
serta berpusat pada kepercayaan akan ketuhanan Kristus dan kebangkitan-Nya
secara jasmaniah. Iman harus ada di dalam hati, yang meliputi perasaan, akal,
dan kehendak sehingga mempengaruhi seluruh diri orang itu. Iman juga harus
meliputi penyerahan diri secara umum kepada Yesus sebagai Tuhan, baik dalam
kata maupun dalam perbuatan. Pengakuan iman yang paling awal bukanlah "Yesus
adalah Juruselamat," tetapi "Yesus adalah Tuhan" (bd. Kis 8:16; 19:5; 1Kor 12:3).
"Tuhan"
(Yun. _kyrios_) berarti memiliki kuasa, wibawa, dan hak untuk menguasai.
Mengaku "Yesus adalah Tuhan" ialah menyatakan bahwa Dia setara
dengan Allah (Rm 10:13; Yoh 20:28; Kis
2:36; Ibr 1:10), layak untuk menerima kuasa (Why 5:12), penyembahan
(Flp 2:10-11), kepercayaan (Yoh 14:1; Ibr 2:13), ketaatan (Ibr
5:9) dan doa (Kis 7:59-60; 2Kor 12:8).
Waktu
orang Kristen memanggil Yesus "Tuhan," maka hal ini bukan sekadar pengakuan
lahiriah tetapi sikap hati yang sungguh-sungguh (bd. 1Ptr 3:15). Dengan ini mereka menjadikan Kristus dan
Firman-Nya Tuhan atas seluruh kehidupan mereka (Luk 6:46-49; Yoh 15:14).
Yesus harus menjadi Tuhan atas hal-hal rohani di rumah dan di gereja, maupun
Tuhan di bidang intelektual, keuangan, pendidikan, kesenangan, dan pekerjaan,
pendeknya: semua bidang hidup (Rm 12:1-2; 1Kor 10:31).
Seorang
yang menyangkal kebangkitan Kristus dari antara orang mati secara jasmaniah
tidak mungkin secara sah menganggap dirinya orang Kristen. Dia masih
merupakan orang yang belum percaya, karena kematian dan kebangkitan Kristus
adalah peristiwa inti keselamatan (Rm
1:4; 4:25; Rm 5:10,17; 6:4-10; 8:11,34). Inilah keselamatan itu yaitu kita
mempercayai ketuhanan Yesus itu sendiri dan menjadikan Ia yang berdaulat
penuh dalam segi kehidupan, namun bagi orang yang baru percaya hal ini adalah
suatu pergumulan batiniah yang luarbiasa besarnya perjuangan untuk mencapai
keyakinan yang hakiki itu tidaklah mudah namun percayakan semuanya kepada
Tuhan sebab bagi Dia tidak ada yang mustahil. Kita buka hati kita untuk
menerima-Nya sebagai Tuhan dan janganlah berpikir secara manusia serta
berlogika secara matematis untuk mencapai hakekat dari ketuhanan Yesus maka
semua itu akan sia-sia belaka, tetapi bukalah dengan hati dan mohon
bimbingan-Nya maka Ia yang lemah-lembut akan datang dan memberikan
pengetahuan-Nya, bukankah Tuhan itu maha kuasa dan dapat berbuat seperti apa
yang Dia kehendaki? Ia tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu dan tidak
ada kesetaraan akan Dia.
|
JANGAN MENUNGGU LAGI!
Ingatlah kejadian bangsa
Yahudi dimasa lalu karena kekerasan hatinya maka mendatangkan kehangatanmurka
dari Allah, raih uluran tangan dari Tuhan dan ikuti panggilan-Nya dengan hati
yang taat.
Rm 11:20 Baiklah! Mereka dipatahkan karena
ketidakpercayaan mereka, dan kamu tegak tercacak karena iman. Janganlah kamu
sombong, tetapi takutlah!
Kunci masa depan Israel bukanlah keputusan Allah yang sewenang-wenang,
tetapi ketidakpercayaan dan penolakan mereka terhadap kasih karunia Allah di
dalam Kristus.
1Kor 10:12 Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa
ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh! 2Kor 1:24 Bukan karena
kami mau memerintahkan apa yang harus kamu percayai, karena kamu berdiri
teguh dalam imanmu. Sebaliknya, kami mau turut bekerja untuk sukacitamu.
Orang Israel, sebagai umat
pilihan Allah, menyangka bahwa tak apa-apa jika mereka bermain-main dengan
dosa, penyembahan berhala, dan kebejatan; namun mereka menerima hukuman.
Demikian pula orang Korintus yang percaya bahwa mereka dapat dengan aman
hidup dalam kesenangan duniawi, harus menyadari bahwa hukuman menunggu mereka
juga.
Rm 11:25 Sebab, saudara-saudara, supaya kamu
jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini:
Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari
bangsa-bangsa lain telah masuk.
Haruskah kita mempertahankan
kesombongan hati kita hingga tak ada waktu lagi untuk kembali kepada Tuhan,
Alkitab mengisahkan bagaimana Allah memberikan waktu kepada kaum Nuh untuk
kembali kepada-Nya dengan memberikan kepada Nuh mandat membuat bahtera
sebagai sarana “keselamatan” yang Allah tawarkan kepada kaum Nuh sebab bumi
akan dimusnahkan oleh Allah.
Tetapi mereka malah “meledek”
Nuh karena membuat bahtera begitu besar untuk sarana “keselamatan” yang Allah
perintahkan, tetapi sampai 120 tahun air bah itu tidak terjadi. Masa 120 tahun
adalah masa yang lama bagi sebuah penantian, Tuhan begitu panjang sabar
menanti umat-Nya kembali kejalan-Nya namun hakekatnya hati dan telinga
manusia-lah yang sudah kebal akan panggilan “keselamatan” dari Allah.
Rm 11:22 Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah
dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi
atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika
tidak, kamupun akan dipotong juga.
Allah dan juga kekerasan-Nya,
yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu
kemurahan-Nya, yaitu jika kita tetap (1Kor 15:2;
Kol 1:23; Ibr 3:6) dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kitapun akan dipotong juga (Yoh 15:2). Bagi kita
orang yang sudah percaya dan menerima “keselamatan” tetap harus berpegang
teguh dengan iman dan berusaha sebaik-baiknya mengikuti kelakuan Rasuli Perjanjian
Baru, janganlah kita menolak jalan Allah dan mengikuti jalan dunia tetapi
takulah akan Tuhan.
Rm 11:29 Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia
dan panggilan-Nya. Renungkan kembali dalam hati kita adakah
kerinduan yang mendalam di dasr hati akan sukacita dan damaisejahtera yang
hakiki? Adakah kerinduan hati yang hingga kini belum terjawab? Dengarkanlah
panggilan hati itu dengan seksama datanglah kepada Tuhan dan bersimpuhlah di
kehadirat-Nya, datangilah Dia dengan hati penuh kedamaian dan mintakan untuk
mengganti hati yang tak dapat berdamai dengan hati yang taat serta tunduk
dalam kerendahan kepada Allah.
Allah ‘memanggil’ kepada manusia
terus berlanjut dalam jemaat rasuli (Gal
1:15), untuk suatu kehidupan baru
dalam Kristus (1Kor 1:26), Panggilan Allah. Meskipun semua
orang dipanggil dalam kesetaraan untuk bersama-sama ambil bagian dalam
kehidupan Kristen, namun beberapa di antaranya dipanggil untuk maksud-maksud
tertentu, seperti pada kasus Matias (Kis
1:24) dan Paulus (Gal 1:15). Temukan
panggilan itu dalam kehidupan kita dan jangan menunda hingga akhirnya ‘bunga’ itu kuncup dan layu hingga akhirnya di
buang karena sudah tak lagi sedap di pandang bahkan telah menampakan bau,
ikuti saja suara hati dengan sikap yang lemah lembut dan rasakan keindahan
bersama-Nya yang tak dapat di ungkapan dengan kata-kata. Ia
menginkan agar hidup kita mempunyai arti dan makna dan Ia ingin kita menjadi
anak-anak-Nya yang menerangi bumi ini serta menjadi garam bagi dunia ini.
|
========TUHAN MEMBERKATI========
BY: ARSY IMANUEL, March 2013
0 komentar:
Post a Comment