“Ketika
orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu
bungkam, berkumpullah mereka dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat,
bertanya untuk mencobai Dia: "Guru, hukum manakah yang terutama dalam
hukum Taurat?" Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama
dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para
nabi."” (Mat 22:34-40)
Ketika
orang-orang Farisi yang terkenal ahli dalam hukum Taurat hendak mencobai Yesus
dengan pernyataan mengenai hukum yang terutama, Yesus merujuk pada; Ul 6:5 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Im 19:18 Janganlah engkau
menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu,
melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.
Pada
kedua hukum itu adalah intisari dari hukum Taurat dan hukum-hukum para nabi,
orang Farisi sendiri mereka dalam hal melaksanakan hukum Taurat tidak semuanya
mereka jalankan dengan benar. Dalam hal hukum yang terutama
ini terdapat dua hubungan yang tak dapat dipisahkan yaitu berhubungan dengan
Tuhan dan Manusia atau suatu hubungan secara vertikal dan horisontal yang
keduanya termaktub dalam hukum ini. Dalam melaksanakan hukum
kasih ini harus menggunakan tiga hal yang tidak dapat terpisahkan yaitu; segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap
akal budimu,
yang artinya secara total kita melakukan semua itu adalah karena kasih kita
kepada Tuhan.
Yang diminta oleh Allah dari
semua orang yang percaya kepada Kristus dan menerima keselamatan-Nya ialah
kasih yang setia;
1) Kasih
ini menuntut sikap HATI yang begitu menghormati dan menghargai Allah sehingga
kita sungguh-sungguh merindukan persekutuan dengan-Nya, berusaha untuk menaati
Dia di atas muka bumi ini, dan benar-benar memperdulikan kehormatan dan
kehendak-Nya di dunia. Mereka yang sungguh-sungguh mengasihi Allah akan ingin
mengambil bagian dalam penderitaan-Nya (Flp 3:10 Yang kukehendaki ialah
mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam
penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,), memperluas kerajaan-Nya (1Kor 9:23 Segala sesuatu ini aku
lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.), dan hidup bagi kemuliaan-Nya dan standar-Nya yang benar
di bumi ini (Mat 6:9-10,33 Mat 6:9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa
kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, Mat 6:10 datanglah Kerajaan-Mu,
jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Mat 6:33 Tetapi carilah dahulu
Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu).
2) Kasih
kita kepada Allah haruslah kasih yang sepenuh hati dan yang menguasai seluruh
diri kita, kasih yang dibangkitkan oleh kasih-Nya kepada kita yang menyebabkan
Dia mengutus Anak-Nya untuk kepentingan kita.
(Yoh 3:16; Rm 8:32; Yoh 3:16 Karena begitu
besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal. Rm 8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri,
tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak
mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?). Kasih kita hendaknya merupakan kasih seperti terungkap
dalam Rm 12:1-2; 1Kor 6:20; 10:31; 2Kor 9:15; Ef 4:30; 5:1-2; Kol 3:12-17 Rm 12:1 Karena itu,
saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang
berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Rm 12:2 Janganlah kamu
menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,
sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang
berkenan kepada Allah dan yang sempurna. 1Kor 6:20 Sebab kamu telah dibeli dan
harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! 1Kor
10:31 Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau
melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. Ef
4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan
kamu menjelang hari penyelamatan. Ef 5:1 Sebab itu jadilah penurut-penurut
Allah, seperti anak-anak yang kekasihEf 5:2 dan hiduplah di dalam kasih,
sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan
diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah. Kol
3:12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan
dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati,
kelemahlembutan dan kesabaran. Kol 3:13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang
lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam
terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat
jugalah demikian. Kol 3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai
pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Kol 3:15 Hendaklah damai
sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah
dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Kol 3:16 Hendaklah perkataan
Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan
segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil
menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur
kepada Allah di dalam hatimu. Kol 3:17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan
dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan
Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.).
3) Kasih
kepada Allah meliputi:
(a)
kesetiaan dan keterikatan pribadi terhadap Dia;
(b) iman
sebagai sarana pengikat yang kokoh dengan Dia yang dipersatukan dengan kita
oleh hubungan Bapak dengan anak;
(c)
kesetiaan kepada penyerahan kita kepada-Nya;
(d)
ketaatan yang sungguh-sungguh, yang dinyatakan dalam pengabdian kita kepada
standar-Nya yang benar di tengah-tengah dunia yang menolak Allah; dan
(e)
kerinduan akan kehadiran dan persekutuan-Nya.
Anak-anak Allah dituntut
untuk mengasihi semua orang (bd. Gal
6:10; 1Tes 3:12 Gal 6:10 Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita,
marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada
kawan-kawan kita seiman. 1Tes 3:12 Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu
bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan
terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu.), termasuk orang yang memusuhi mereka (Mat 5:44 Tetapi Aku berkata
kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.).
Mereka juga diperintahkan untuk
mengasihi semua orang Kristen yang telah lahir baru secara khusus (Yoh 13:34; Gal 6:10; bd. 1Tes 3:12; 1Yoh
3:11; Yoh 13:34 Aku
memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama
seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Gal
6:10 Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat
baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman. 1Tes
3:12 Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam
kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami
juga mengasihi kamu. 1Yoh 3:11 Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari
mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi; ).
1) Kasih
orang percaya terhadap sesama saudara seiman, sesama manusia dan musuhnya harus
tunduk kepada, dan diatur serta dikendalikan oleh kasih dan pengabdian mereka
kepada Allah.
2) Kasih
kepada Allah merupakan "hukum yang terutama" (ayat Mat 22:37-38).
Oleh karena itu, ketika menyatakan kasih terhadap semua orang, kita sama sekali
tak boleh berkompromi mengenai kekudusan Allah, keinginan-Nya akan kemurnian,
kehendak dan standar-Nya sebagaimana terdapat dalam Alkitab.
Dalam
hal menjalankan hukum kasih itu ada tiga unsur yang terkait dan menjadi alat
yang pokok bagi kita yaitu; hati, jiwa dan akal budi. Seperti halnya Tuhan
sebelum menjadikan bumi mempersiapkan dahulu sarana dan prasarana,
“Berfirmanlah Allah:
"Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang
itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.” (Kej 1:3-4).
Mengapakah
hal tersebut yang pertama Tuhan ciptakan? Ini adalah suatu gambaran dari Tuhan
kepada kita agar dalam menjalankan kehidupan ini harus mengutamakan dahulu
hal-hal yang bersifat kekal bukan yang fana. Mengenai makan, minum dan
pakaian adalah hal-hal yang akan habis namun apabila kita mengejar yang
keutamaan maka hal-hal yang bersifat fana tersebut akan mengikuti kita. Bagaimanakah kita mempersiapkan hati, jiwa dan akal budi yang berkenan
bagi Tuhan?.
Hati
[Kamus Browning]
1) Sering
kali digunakan, baik dalam PL maupun PB, namun jarang dalam arti fisiologis;
karena, orang Ibrani tidak menyadari fungsinya. Namun, diakui bahwa hati itu
penting, dan karena itu, ‘hati yang suci’ (Mzm 51:10; Yeh 36:26)
memperoleh makna metaforis untuk sesuatu yang paling berharga dan paling baik.
Hati juga dianggap sebagai tempat kedudukan emosi (1Raj 8:38), ingatan (1Raj
4:29), dan kebijaksanaan (1Raj 3:12; NRSV memilih mind’,’pikiran’,
daripada ‘hati’). Perjanjian baru akan dituliskan dalam hati umat Allah (Yer
31:31-34).Demikian juga halnya dalam PB di mana dikatakan bahwa Yesus itu
‘lemah lembut dan rendah hati’ (Mat 11:29). ‘Orang yang suci hati-Nya’ (Mat
5:8) adalah yang kata hatinya tidak menyalahkan, karena ‘Allah menyelidiki
hati’ (Rom 8:27), dan ‘hati yang terharu’ merupakan awal pertobatan (Kis
2:37). Dalam analisis Paulus mengenai hakikat manusia, hati itu netral,
mungkin jahat (TB Rom 1:21), tetapi mungkin pula baik (2Kor 1:22).
2)
Dipandang sebagai pusat kehidupan (Ams 7:23). Hati adalah bagian dari
binatang korban yang dibakar (Kel 29:13). Di Babel hati digunakan untuk
mendapatkan petunjuk ilahi (TB Yeh 21:21).
Hati adalah
sumber kehidupan dari manusia, dan yang dimaksud hati disini bukanlah hati
(liver) namun adalah jantung, karena dari hati-lah terpancar kehidupan,
perjanjian baru itu sendiri Tuhan tanam dalam hati kita. Ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa jantung adalah alat yang paling
vital dalam tubuh manusia. Untuk itulah hati memegang
peranan utama dalam kehidupan kita karena awal yang terpancar dari tubuh kita
berawal dari hati, untuk itulah kita harus menjaga hati kita agar senantiasa
peka terhadap kehendak Tuhan. Karena hati mempunyai peranan
yang vital dalam kehidupan kita maka ia juga adalah titik kelemahan dan titik
penyerangan awal dari musuh utama manusia yaitu iblis. “Kej 3:6 Perempuan itu melihat, bahwa
buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu
menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan
dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia,
dan suaminyapun memakannya”.
Inilah
pengajaran dari Tuhan tentang bagaimana hati manusia itu sendiri yang mudah di
ombang-ambingkan oleh pengetahuan yang bukan dari Tuhan, padahal mereka telah
mengetahui bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah suatu pelanggaran dan yang
mengakibatkan mereka langsung mati secara
rohani dan moral,
“Yoh 17:3 Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka
mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang
telah Engkau utus”.
Kematian moral merupakan
kematian hidup Allah di dalam diri mereka dan tabiat mereka menjadi penuh dosa;
kematian rohani berarti bahwa hubungan mereka dengan Allah sebelumnya sudah
hancur.
Bagaimanakah kita dapat menjaga hati agar senantiasa menjadi tempat Tuhan
bertahta? Jika kita lihat, “Sesungguhnya,
akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian
baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah
Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk
membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari,
meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN.”
(Yer 31:31-32).
Tuhan
menanamkan Perjanjian Baru dalam hati kita, namun tentunya tanpa kemauan dari
kita untuk mau diajar dan belajar maka hal itu tidak akan pernah menjadi sumber
terang bagi jalan kita. Alkitab mengajarkan bagaimana Yesus
mentransformasikan bagaimana kuasa dari Firman sangat besar dan efektif dalam
menghadapi pencobaan (Mat. 4:1-11) pagarilah kehidupan
kita dengan, doa, Firman dan puasa.
Jiwa
Kamus
Gering
(nyawa).
Menurut paham Ibrani, manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu tubuh, jiwa, dan
roh. Yang pertama dijadikan dari tanah liat, yang kedua ialah
kehidupannya (nyawa), sedang yang ketiga ialah roh yang dapat merasa,
mendengar, melihat, memikirkan dsbnya 1Tes 5:23; Kej 2:17; Bil 16:22.
Kamus
Browning
Digunakan
dalam PL sebagai asas kehidupan, seperti pada waktu Allah menghembuskan napas ke dalam Adam (Kej 2:7). Dengan demikian,
‘jiwa’ itu menunjuk pada keseluruhan manusia. Kemudian Kitab Kebijaksanaan
Salomo (Kej 9:15*) memasukkan pandangan Yunani, yang membedakan tubuh
dari jiwa yang kekal. Dalam PB ‘jiwa’ berarti ‘hidup’. Maka, ‘jiwamu diambil’ (Luk
12:20*) sama dengan ‘mati’ (BIS). Pengertian Yunani tentang jiwa yang kekal
berbeda dari tubuh, masuk ke dalam PB’ dalam 1Pet 1:9 dan mendapat
tempat da lam teologi Kristen. Perkataan Paulus dalam 1Tes 5:23 mengenai
‘roh, jiwa dan tubuh’ tidak berarti ada tiga bagian manusia; ‘jiwa dan tubuh’
berarti tubuh yang hidup,‘ bukan yang mati.
Keseluruhan
hidup kita harus kita berikan untuk kemuliaan Tuhan, menyenangkan hati-Nya dan
apapun yang kita perbuat adalah sesuatu yang mengikuti apa kehendak-Nya. Dalam hal ini mengasihi Tuhan dengan segenap jiwa berarti memberikan
seluruh kehidupan dan kematian kita hanya untuk kemulian-Nya. Dapatkah kita mempersiapkan segala kehidupan kita untuk dipersembahkan
kepada Tuhan, apapun dari mulai hobi sampai pekerjaan dan hal-hal lain dalam
segi kehidupan kita?
Akal budi
2 Tawarikh 2:12 Lalu Huram
melanjutkan: "Terpujilah TUHAN, Allah orang Israel, yang menjadikan langit
dan bumi, karena Ia telah memberikan kepada raja Daud seorang anak yang
bijaksana, penuh akal budi dan pengertian, yang akan mendirikan suatu rumah
bagi TUHAN dan suatu istana kerajaan bagi dirinya sendiri! Ayub 28:28 tetapi
kepada manusia Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan
menjauhi kejahatan itulah akal budi."
Dalam
mengasihi Tuhan pakailah akal budi dengan sebaik-baiknya, pengertian yang benar
tentang hakekat Tuhan menciptakan kita dan mengerti betul peran kita di bumi
ini. Ibarat seorang aktor yang hebat ia senantiasa mengikuti
arahan dari sutradaranya sehingga hasil perannya bagus dan ia tentunya akan
senantiasa dipakai oleh sutradara.
Namun
kebalikannya jika akal budi si aktor tidak baik dan berlaku sombong dengan
tidak mengikuti arahan sutradara maka hasilnya buruk dan yakinlah ia tidak akan
dipakai lagi oleh sutradara. Dalam hal ini akal budi
mempunyai peranan dalam menilai kebaikan dan keburukan yang akan terjadi, dan
pada akhirnya untuk mengasihi Tuhan itu kita harus secara totalitas mengerahkan
semua yang telah Tuhan berikan kepada kita.
Studi Alkitab:
“25
Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya:
"Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
26 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang
kaubaca di sana?"
27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal
budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." 28 Kata
Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan
hidup." 29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada
Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?" 30 Jawab Yesus: "Adalah
seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun
yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang
sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. 31 Kebetulan ada seorang imam
turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari
seberang jalan. 32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia
melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. 33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang
dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah
hatinya oleh belas kasihan. 34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya,
sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang
itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan
dan merawatnya. 35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik
penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini,
aku akan menggantinya, waktu aku kembali. 36 Siapakah di antara ketiga orang
ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan
penyamun itu?" 37 Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan
belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan
perbuatlah demikian!"” (Luk 10:25-37)
Seorang
ahli Taurat datang untuk mencobai Yesus dengan pertanyaan yang tadinya adalah
pertanyaan menjebak, “Guru, apa yang harus
kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Sang Juruselamat yang mempunyai
otoritas Perjanjian Lama tidak menghakimi jawaban pertanyaan dengan langsung
menjawab secara terbuka namun Ia membalikan jawaban dengan pertanyaan "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang
kaubaca di sana?", ahli Taurat pun menjawab "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal
budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Jawaban si ahli Taurat
merupakan perpaduan dari dua ayat Ul 6:5 dan Im 19:18. Yang pertama merupakan
bagian dari Sheena, atau kredo (pengakuan iman), yang
umumnya diucapkan pada saat kebaktian di sinagoge. Hati (Yunani: kardia)
adalah kehidupan batiniah, tidak harus perasaan saja. Jiwa (Yunani: psyche-)
adalah kepribadian, bagian kesadaran seseorang. Kekuatan (Yunani: ischui)
adalah kekuatan jasmaniah. Akal budi (Yunani: dianoia) ialah
kemampuan untuk berpikir. Ahli Taurat sadar bahwa pertanyaan yang tadinya untuk menjebak Yesus
ternyata malah menjadi sandungan baginya Yesus dengan tepat berkata ayat 28 Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar;
perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." Suatu jawaban yang merupakan sindiran
hebat bagi ahli Taurat yang menjalankan hukum taurat sebagian tidak semuanya di
kerjakan, maka untuk membenarkan dirinya ia mulai berdalih tentang definisi dan
kembali bertanya kepada Yesus "Dan
siapakah sesamaku manusia?".
Yesus
menjawab hal ini dengan perumpamaan ayat 30
Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia
jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan,
tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah
mati”.(Kamus Browning: Secara harfiah memang benar, sebab
Yerusalem terletak 2.600 kaki di atas permukaan laut, dan Yerikho hampir 1.300
kaki di bawah permukaan laut. Jelasnya berbelok-belok dan sempit, melingkar
turun sepanjang jalan berbatu yang banyak jurang, di mana para perampok dapat
bersembunyi dengan mudah).
Kebetulan
lewat seorang imam dan orang Lewi namun keduanya enggan untuk menolong, mungkin
mereka tidak ingin mengotori tangan mereka ataupun mereka jijik untuk turun
tangan berbelas kasihan namun yang pasti kedua orang tersebut tidak memeliki
hati yang berbelas kasih. Ayat 33
Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan
ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Orang Samaria
dihina oleh orang Yahudi sebab mereka merupakan keturunan dari orang bukan
Yahudi dan karena cara beribadat mereka berbeda dengan Cara beribadat orang
Yahudi ortodoks. Mereka beribadah di Gunung Gerizim dan bukan di Yerusalem,
serta memiliki keimanan tersendiri. Sekelompok kecil dari mereka masih tetap
ada di Desa Nablus,
dekat lokasi Sikhem kuno.
(Kamus Browning: Ibu kota kerajaan
Utara yang terpisah sejak zaman Omri (k.l. 870 sM; lRaj. 16:24) sampai tahun
722 sM pada waktu Asyur merebutnya. Kota
ini sangat diperkuat dan beberapa penduduknya sangat mewah (Am 6:4-6).
Daerah perbukitan sekitar Samaria diduduki suku-suku Yusuf pada waktu awal mula
pendudukan, tetapi setelah ditaklukkan Asyur, sebagian besar penduduk setempat
dikeluarkan (2Raj 17:6) dan diganti dengan pendatang asing sekitar tahun
720 sM. Ini adalah penjelasan orang Yahudi tentang perasaan benci di antara
Yehuda dan Samaria
yang makin memburuk dengan dibangunnya kembali Yerusalem, setelah masa
pembuangan (Ezr 4:8-24). Di lain pihak, permusuhan orang Yahudi setelah
pembuangan itu yang mungkin menghasilkan catatan permusuhan mengenai asal-usul
orang Samaria.
Pada waktu zaman Helenis (325-363 sM) ada gangguan lebih lanjut dan orang Samaria membangun kembali kota di Sikhem dan Bait Suci untuk Yahweh di
Gunung Gerizim. Pada zaman Makabe daerah ini dikuasai Yudea. Pemerintah Roma
memberikannya kepada Herodes Agung pada tahun 30 sM dan dilanjutkan kepada
Arkhelaus (4sM-6M). Sebagai daerah pemerintahan, Samaria disebut dalam PB (Mat 10:5; Kis
8:4-25).
Dan
apakah yang selanjutnya orang Samaria lakukan? Mereka menolong dengan segenap
hati, jiwa dan akal budi mereka rawat orang tersebut tanpa peduli dia
sebangsanya atau bukan, namun mereka tetap lakukan untuk menolong orang
tersebut.
Padahal mereka
pun harus mempertaruhkan nyawa apabila para penyamun masih mengintai selain itu
mereka juga harus berkorban akan harta tapi mereka tetap memberikan
pertolongan. Dan perumpamaan ini jelas membuat ahli Taurat menjadi malu sebab
ia harus mengakui bahwa sesama itu adalah orang Samaria yang mereka hina dalam
kehidupan kerohaniannya, namun jelas kerohanian mereka lebih baik dibandingkan
orang ahli Taurat karena berbuah dalam kehidupan mereka. Tidak seperti mereka yang
pandai dalam berteori namun dalam prakteknya mereka hanya sebagian mentaati
hukum Taurat.
Perumpamaan ini menekankan
bahwa dalam iman dan ketaatan yang menyelamatkan terkandung belas kasihan bagi
mereka yang membutuhkan. Panggilan untuk mengasihi Allah adalah panggilan untuk
mengasihi orang lain.
1) Hidup
baru dan kasih karunia yang Kristus karuniakan bagi mereka yang menerima Dia
akan menghasilkan kasih, rahmat, dan belas kasihan bagi mereka yang tertekan
dan menderita. Semua orang percaya bertanggung jawab untuk bertindak menurut
kasih Roh Kudus yang ada di dalam mereka dan tidak mengeraskan hati mereka.
2) Mereka
yang menyebut dirinya Kristen, namun hatinya tidak peka terhadap penderitaan
dan keperluan orang lain, menyatakan dengan jelas bahwa di dalam diri mereka
tidak terdapat hidup kekal (ayat Luk 10:25-28,31-37; bd. Mat
25:41-46; 1Yoh 3:16-20).
Kehidupan sehari-hari:
John adalah
seorang karyawan yang berprestasi, berdedikasi, loyal pada perusahaan dan
memiliki sifat yang jujur. Suatu hari ia dipanggil oleh
bos ke ruang kerjanya, “John, tahukah mengapa anda saya panggil kemari?”, John
menjawab ”Saya tidak tahu apa yang menyebabkan saya di panggil ke ruangan bos”
jawab john dengan polos. “John sudah berapa lama kamu bekerja
di perusahaan ini?’ lanjut si bos bertanya, “Hampir 12 tahun, bos!” jawab John. “Baiklah John, saya memanggil anda kemari adalah untuk memberikan anda
suatu tanggung jawab besar di perusahaan ini. Saya menilai anda
berdedikasi, jujur dan loyalitas kepada perusahaan dan tidak ada cela serta
nilai buruk dari catatan kerja anda, pertanyaannya maukah anda menerima sebuah
tugas besar kepundak anda?”. “Maksud bos tanggung jawab
seperti apa? Apapun tugas yang bos tunjukkan kepada saya tentu dilaksanakan
dengan tanggung jawab” jawab john tegas. “Baiklah john, anda saya tugaskan untuk memimpin
perusahaan ini. Namun dengan catatan anda harus membuat catatan ganda untuk
laporan perusahaan, maukah anda melakukan itu dengan tanggung jawab seperti
yang telah anda katakan” pinta si bos. John mendengar kabar baik bahwa ia di
promosikan untuk memimpin perusahan ini sungguh luar biasa senangnya namun
kabar buruknya ia harus melakukan praktek curang dengan membuat catatan ganda,
tentunya apabila ia ikuti hal itu maka sama saja ia tidak mengasihi Tuhan
tetapi jika tidak ia ikuti maka akibatnya ia kehilangan pekerjaannya dan
bagaimana nasib anak dan istrinya kelak?. Dalam kecamuknya situasi itu ia harus
cepat mengambil keputusan yang tepat dan benar yang tentunya benar menurut
kebenaran Tuhan, namun dari dua jawaban yang akan ia kemukakan keduanya
memiliki resiko ada harga yang harus di bayar olehnya. Jika ia jawab ya untuk
menerima posisi berarti ia tidak kehilangan pekerjaan dan pikirnya kehidupannya
dan keluarganya akan bertambah baik, namun ia harus kehilangan kemuliaan Tuhan.
Tapi bila ia jawab tidak mau menerima posisi itu dengan syarat kecurangan maka
ia akan kehilangan pekerjaan dan segala fasilitas yang ia peroleh.
John akhirnya
memilih jawaban dengan mempertimbangkan segala resiko yang akan diperolehnya,
“Bos sebelumnya saya mohon maaf dan saya berterimakasih kepada Tuhan Yesus
karena kasih-Nya kepada saya telah berikan kesempatan bekerja hingga akhirnya
kini saya mendapatkan kesempatan promosi ke posisi yang tinggi, namun karena
saya mengasihi-Nya maka saya tidak mau membuat hati-Nya bersedih karena saya
melukai-Nya dengan berbuat melakukan dosa. Jadi saya dengan segala hormat dan
menghargai semua kebaikan bos selama ini, namun mohon maaf saya tidak dapat
menerima tawaran bos dengan syarat seperti itu dan saya menerima segala
konsekuensinya”. “John, anda sungguh naif tidakkah engkau lihat di sekelilingmu
bagaimana dunia sekarang berkehendak?. Ada perkataan pancing ikan dengan umpan
dan pancing uang dengan uang artinya pakailah suap untuk melancarkan bisnis.
Dan pakailah catatan ganda dalam laporan perusahaan maka membuat kita semakin
kaya, tidakkah anda berpikir dengan pikiran yang sehat? Jika anda menolak hal
ini tentu sudah tahu apa resikonya bukan?’ jawab si bos. John menjawab “Saya
telah pikirkan resiko tersebut dan saya yakin bersama-Nya adalah suatu
kebenaran sebab, Rm 12:2 Janganlah kamu
menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,
sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang
berkenan kepada Allah dan yang sempurna”. Dan “Jawab Yesus
kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Inilah prinsip hidup saya mengasihi
Dia dengan seluruh hidup saya”.
“Luarbiasa
John, inilah jawaban yang saya tunggu-tunggu dan anda memang pantas untuk
menempati posisi sebagai pemimpin perusahaan ini. Roh Tuhan telah membimbing
saya menemukan orang yang tepat, selamat John! Anda kini yang memimpin
perusahaan ini tetaplah menjadi John seperti sekarang sampai selamanya” kata si
bos. John begitu terharu mendengar berita itu dia yakin bahwa Yesus yang ia
kasihi tak akan menjauhakan kasih-Nya dari diri John, walaupun semisal ia harus
di pecat karena menolak ia tetap yakin bahwa Yesus adalah setia dan yang
terutama adalah apapun bentuk penindasan, kesengsaraan dan penderitaan tak akan
dapat memisahkan John dari kasih Yesus. Haleluya! Penerepan kasih kepada-Nya
dan juga sesama senantiasa kita jumpai dalam market palace di setiap segi
kehidupan kita, dan disisi lain untuk menerapkan kasih yang sesuai dengan apa
yang Yesus kehendaki pasti akan menemui suatu cobaan apakah kita akan selamat
dari si pencoba ataukah malah kita jatuh dalam pelukan si pencoba. Teruslah
belajar kepada Yesus karena Ia adalah suatu jalan, kebenaran dan kehidupan bagi
setiap kita orang-orang percaya berikan waktu terbaik kita untuk-Nya dan
berikan segala sesuatu yang terbaik untuk-Nya.
BY: ARSY IMANUEL
0 komentar:
Post a Comment