https://drive.google.com/file/d/0B_lAXLkPAqTeMWRyQ3RFQURlX00/edit?usp=sharing
APLIKASI IMAN KRISTEN
Posted by Unknown
Posted on Tuesday, January 07, 2014
with No comments
https://drive.google.com/file/d/0B_lAXLkPAqTeWVl0dmczNVRnYms/edit?usp=sharing
ANEKA MASAKAN DAERAH
Posted by Unknown
Posted on Tuesday, January 07, 2014
with 1 comment
https://drive.google.com/file/d/0B_lAXLkPAqTeaEh2dExydXRlUlU/edit?usp=sharing
MENGHEMAT BAHAN BAKAR
Posted by Unknown
Posted on Tuesday, January 07, 2014
with No comments
https://drive.google.com/file/d/0B_lAXLkPAqTeMWRyQ3RFQURlX00/edit?usp=sharing
PANDUAN PRAKTIS HEMAT BBM
PANDUAN PRAKTIS HEMAT BBM
TIPS MENULIS
Posted by Unknown
Posted on Tuesday, January 07, 2014
with No comments
https://drive.google.com/file/d/0B_lAXLkPAqTeMWRyQ3RFQURlX00/edit?usp=sharing
JUDUL BUKU : TIPS MENULIS
PENULIS : YONS AHMAD, http://penakayu.blogspot.com
JENIS BUKU : PANDUAN UMUM
FORMAT : PDF FILE
HARGA : Rp. 0
Isi Buku :
Buku yang berisi tentang
tips dalam kepenulisan, bagaimana mengatasi kemacetan dalam menulis dan mencari
sumber ide dalam menulis. Buku singkat ini dapat dijadikan sebagai singkat bagi kita dalam menghadapi berbagai
kendala dalam menulis. Sebuah tulisan ringkas, padat dan jelas. Bagi Anda yang
ingin mengenal lebih jauh tentang penulis dapat menghubunginya langsung melalui
penakayu.blogspot.com
EFEKTIF BERBAHASA INDONESIA
Posted by Unknown
Posted on Tuesday, January 07, 2014
with No comments
UNTUK SIAPA AKU HIDUP?
Posted by Unknown
Posted on Tuesday, January 07, 2014
with 1 comment
Telah berapa lamakah aku hidup di bumi yang bukan punyaku? Apakah
aku hidup
karena sebuah kebetulan? Mengapa jalan kehidupanku seperti tak
sesuai dengan apa yang aku harapkan?,
banyak sudah beragam pertanyaan hinggap dalam alam pikir setelah melihat bagaimana sebuah perjalanan hidup telah terlalui.
Pe-Mazmur berkata :
”Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan
jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan
kebanggaannya adalah kesukaran dan
penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap” (Mzm. 90:10).
Lebih banyak pertanyaan muncul: tentang identitas, siapakah aku?
aku memakai
topeng, aku memainkan peran; bagaimana, ditengah semua itu, aku
dapat mengenali, dan mengidentifikasi
diri aku yang sebenarnya? Sekali lagi, ada pertanyaan tentang tujuan-tujuan.
Apakah hidup mempunyai maksud?
Jika ya, jalan mana yang harus di tempuh untuk memenuhinya?
Itu membangkitkan
pertanyaan tentang nasib. Untuk apa aku disini?
Apa yang dapat
aku harapkan?
Isyarat-isyarat keabadian datang kepada kita semua; orang ateis berketetapan membungkamnya; beranikah kita
mempercayainya?
Jika ya, maka kemudian kita harus bertanya apakah yang akan kita lakukan sekarang akan
mempengaruhi apa yang akan kita alami
kemudian. Bagaimana juga, kita semua harus mati pada suatu hari, dan itu
memunculkan pertanyaan apakah kematian akan
menyia-nyiakan hidupku?.
“Jika aku melihat langit-Mu, buatan
jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang
Kautempatkan: apakah manusia, sehingga
Engkau mengingatnya? Apakah manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?” (Mzm. 8:4-5).
Siapakah manusia?
Merupakan pertanyaan yang tak terelakkan yang tak seorangpun
yang berpikir dapat menghindari bertanya tentang dirinya sendiri.
Kita dapat mundur dari diri kita,
melihat diri kita, menilai diri kita dan terlebih lagi kita melakukan hal-hal
ini. Pertanyaan itu menanyai
diri sendiri, tanpa diminta; mau tak mau, orang mendapati diri bertanya-tanya
apa arti hidup, apa makna yang Ia buat, apa tujuan aku berada
disini. Apakah aku seorang pahlawan, seorang korban, atau hanya orang tak dikenal di dunia yang
kusadari aku menjadi bagiannya.
Yoh.
8:12 “Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya:’Akulah terang
dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia
tidak
akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup”
Bagaimana seharusnya aku menilai diriku?
Bagaimana seharusnya aku membuat keputusankeputusan
pada titik kehancuran dalam hidup?
Apakah frustasi dan
kesia-siaan akhir dari hidup terdiri
dari fakta yang semuanya tampak tidak penting sebenarnya berarti sesuatu?
Apakah hidup,
bagaimanapun juga, merupakan sebuah dongeng yang diceritakan oleh seorang
idiot, penuh dengan bunyi dan kemarahan, tanpa arti
apa-apa? Sekali lagi aku bertanya: siapakah manusia?.
“Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku
sendiri yang hidup, melainkan Kristus
yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang
kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang mengasihi aku dan menyerahkan
diri-Nya untuk aku” (Gal.2:20),
“Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk
Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan.
Jadi baik hidup atau mati, kita adalah
milik Tuhan” (Rm. 14:8).
Apakah benar apa yang ada pada diri kita adalah milik kita?
Semua ‘kebendaan’ yang
ada pada kita adalah semua hasil kerja keras kita bukan ‘pemberian’ dari
siapapun?
Benarkah Tuhan tak campur tangan dalam hal ini?
Karena dalam hal ini pribadi lepas pribadilah yang ada, sebab kerja keras maka kita berhasil,
berkat kepintaran dan keuletan kita semua dapat kita peroleh, benarkah itu?.
Jika semua yang ada pada kita semua adalah berkat usaha diri sendiri, dapatkah kita pertahankan setubuh ini tetap
sehat, tak pernah mengalami ketuaan, dalam
arti selalu berjaya dan umur pun tak ada batasnya?. Tuhan tidak
mengharamkan untuk kita menjadi
kaya, malah Tuhan sudah menjadikan kita yang berkuasa dan menjadi Raja dan Imam
di bumi ini, namun Tuhan meminta kepada setiap kita
agar setiap kita memberikan pula waktu yang terbaik untuk-Nya dan membesarkan nama-Nya serta memuliakan-Nya.
Namun itulah kita senantiasa
egosentris dalam kehidupan hampir setiap kita mempunyai sifat ke aku-an,
padahal hidup yang telah Kristus teladani kepada kita adalah
sebuah hidup pelayanan total pada setiap
apapun dan hidup penuh Kasih. Dapatkah kita hidup dan mati seperti
yang rasul Paulus katakan pada
jemaat Galatia dan Roma?, jemaat Roma yang notabene adalah negeri yang menjajah Yerusalem dan yang mempunyai ‘andil’ dalam
penyaliban Yesus yang kata ‘penjahat’ namun mereka mempunyai sikap seperti yang rasul Paulus katakan.
Benarkah kita telah mengasihi Tuhan kita dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi
kita? Namun mengapa masih
berpikir untung rugi dalam melaksanakan panggilan yang Tuhan perintahkan kepada
kita, kita masih berat hati untuk setia secara totalitas
kepada Tuhan. Kala dirudung susah kita giat untuk mendatangi Tuhan walau hujan sekalipun namun kala badai
kehidupan berlalu di hadapan kita
lalu mulailah di kepala kita keluar ‘tanduknya’, kita enggan mendatangi Tuhan
dan dengan berbagai dalih karena sibuk tak
ada waktu lagi, bahkan yang tadinya rajin doa dan baca Alkitab serta merenungkannya kini tak lagi di lakukan dan
Alkitab pun kembali ke habitatnya menjadi “hiasan lemari”. Bahkan ada pula yang lebih ekstrim dia mau
mendatangi Tuhan, taat dan setia tapi dengan embel-embel harus diberkati jika tidak yah ‘nggak’
dengan mengambil ‘trademarknya’ pak ogah ‘cepek dulu baru mau’ kata Tuhan capek
dah!
“Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi
sarangnya, melayang-layang di atas
anak-anaknya, mengembangkan sayapnya,
menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya” (Ul. 32:11)
Ada apakah Tuhan membuat perumpamaan lewat rajawali?
Apa yang istimewa dengan
rajawali?.
Alam dengan segenap isinya adalah tanda baca bagi kita, sebagai
obyek olahan
pengetahuan yang Allah berikan kepada manusia maka untuk itulah
manusia dibekali Tuhan akal pikiran.
Rajawali adalah salah satu hewan jenis unggas dari bangsa burung yang mempunyai ketajaman penglihatan delapan kali lebih tajam dari
manusia, mempunyai paruh yang tajam bagai pisau dan juga cakar yang kuat. Namun bukan hal itu yang
ingin Tuhan agar manusia mengambil
pelajaran dari rajawali tersebut.
Tuhan menginginkan kita hidup seperti rajawali yang tak mengenal lelah kala berburu mangsanya, ia pun
tak pernah bersarang di tempat yang rendah tapi ia bersarang di tempat yang tinggi dan dalam hal kesetiaan
rajawali adalah hewan yang setia hanya pada satu pasangan.
Apabila ia telah mepunyai anak, maka saat anak-anaknya berusia 3-4
minggu sang induk mulai bertingkah ‘aneh’ ia koyak sedikit demi
sedikit sarangnya sehingga angin
pun masuk menerpa badan anak-anaknya yang masih lemah, apakah pekerjaan itu kejam? Ternyata apa yang dilakukan sang induk dengan
mengoyak sarangnya dan angin menerpa anakanaknya, malah menjadi stimultan bagi setubuh anaknya hingga mempercepat
proses tumbuh
bulu-bulu kasar. Selanjutnya pada saat anak-anaknya berumur 6-7
minggu maka digoyanggoyanglah sarang
tersebut sehingga anaknya ada yang terjatuh, saat anaknya mengepakngepakan sayap dan belum berhasil untuk terbang dengan sigap
sang induk menangkapnya dan mendukungnya
diatas kepaknya. Dan semua itu dilakukan sang induk hingga anak-anaknya dapat terbang sendiri.
Apa yang dapat kita petik
dari pengetahuan Allah yang ajaib ini?
2012
Pertama, kita diharapkan untuk setia pada Tuhan dan latihan
kesetiaan itu ada pada yang nampak
yaitu pasangan hidup kita masing-masing, bagaimana kita akan setia pada yang
tidak kelihatan apabila pada yang kelihatan kita sudah
tidak setia.
Kedua, jangan ‘cengeng’ dalam menghadapi badai kehidupan
sebesar apapun badai itu ingat ia akan berlalu apabila kita hadapi bersama Tuhan, apapun ‘uji &
coba’ ia tidak akan melebihi batas
kemampuan kita.
Ketiga, apa yang Allah ijinkan terjadi pada kehidupan kita
semua adalah baik buat kita, syukuri apa yang ada dan nikmati hidup dengan kasih, sukacita dan damai
sejahtera, jangan pernah bersungut-sungut
atas apa yang terjadi pada kehidupan kita. Responlah yang baik jangan pernah berburuk sangka, sebab apa yang dilihat dalam
pandangan manusia baik belum tentu baik bagi Tuhan dan apa yang dilihat buruk dalam pandangan manusia belum
tentu buruk bagi Tuhan, lihatlah
anak rajawali adakah mereka berburuk sangka terhadap induk mereka yang telah
mengkoyak sarang mereka padahal mereka masih lemah? Tapi ternyata
di balik semua itu, hal tersebut
adalah suatu cara agar mereka bertumbuh.
Keempat, jangan pernah putus asa dikala sedang menghadapi
keterpurukan apalagi karena ‘pusingnya’
sudah melebihi penyakit vertigo langsung minum obat “Anti Hidup” alias racun
atau gantung diri, lihatlah bagaimana anak rajawali ‘berlatih
terbang’ dengan paksa karena sarangnya digoyang induknya , ia terjatuh dan sayapnya masih lemah apakah
induknya berdiam diri melihat
anaknya terjatuh? Tidak-kan, induknya dengan sigap menolongnya, apalagi Tuhan
yang penuh Kasih Setia, Ia tidak akan membiarkan anaknya
terjatuh pasti Ia akan lebih sigap menolong kita.
Temukan Ketenangan
Posted by Unknown
Posted on Sunday, January 05, 2014
with No comments
Coba kita
lempar sebutir kerikil ke dalam telaga yang tenang. Berpusat dari tempat
jatuhnya kerikil itu akan tercipta sebuah riak gelombang yang mengalun ke
penjuru telaga. Kini, bisakah anda menghentikan laju riak gelombang itu?
Mungkin kita mencoba dengan memasukkan telapak tangan ke dalam air. Atau. menghadangnya dengan ke
dua belah kaki kita.
Namun yang terjadi adalah semakin
banyak kita melakukan sesuatu pada permukaan telaga, semakin banyak riak
gelombang baru bermunculan. Satu-satunya cara menghentikan laju riak gelombang
itu hanyalah dengan membiarkannya berhenti sendiri.
Demikian pula dengan ketenangan dan pikiran. Semakin
keras anda melakukan sesuatu pada pikiran anda. semakin sulit anda mencapai
ketenangan itu. Amati saja. Jangan tolak atau menghentikan riak pikiran kita.
Biarkan pikiran berangsur-angsur tenang. Ketenangan diri dimulai dari
ketenangan pikiran; sedangkan ketenangan pikiran bermula dari ketenangan
bernafas. Dalam nafas yang tenang temukan jiwa yang tenang.
Orang-orang yang melontarkan kritik bagi kita pada
hakikatnya adalah pengawal jiwa kita, yang
bekerja tanpa bayaran.
(Corrie Ten Boom)
Berani Mencoba
Posted by Unknown
Posted on Sunday, January 05, 2014
with No comments
Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam
yang sedang dibuatnya.
"Hai jam,
apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104.000 kali selama
setahun?"
"Ha?," kata jam terperanjat,
"Mana sanggup saya?"
"Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?"
"Delapan
puluh ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti
ini?" jawab jam
penuh keraguan.
"Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?"
"Dalam
satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu" tetap saja jam
ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.
Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara
kepada si jam.
"Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali
setiap detik?"
"Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!" kata jam
dengan penuh antusias.
Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu
kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu
sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak
tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali.
Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas
pekerjaan yang begitu terasa berat. Namun sebenarnya kalau kita sudah
menjalankannya, kita ternyata mampu. Bahkan yang semula kita anggap TIDAK MUNGKIN untuk dilakukan
sekalipun. Jangan berkata "TIDAK"
sebelum kitaa pernah mencobanya.
Orang-orang yang gagal dibagi menjadi dua; yaitu mereka
yang berpikir gagal padahal tidak pernah melakukannya,
dan mereka yang melakukan kegagalan dan tak
pernah memikirkannya.
(John Charles Salak)
CAKAP KOMUNIKASI DALAM BAHASA INDONESIA
Posted by Unknown
Posted on Sunday, January 05, 2014
with No comments
DAERAH DALAM ANGKA PROVINSI SUMBAR
Posted by Unknown
Posted on Saturday, January 04, 2014
with No comments
https://drive.google.com/file/d/0B_lAXLkPAqTeRmJTSENYRi05R1U/edit?usp=sharing
DAERAH DALAM ANGKA PROVINSI PAPUA-2008
Posted by Unknown
Posted on Saturday, January 04, 2014
with No comments
BAGIMANA MANUSIA MENEMUKAN API
Posted by Unknown
Posted on Saturday, January 04, 2014
with No comments
Jaman dahulu kala orang Indian Amerik tidak tahu bagaimana membuat api, tapi mereka
tahu api itu ada karena mereka pernah melihat asap membumbung dari pulau yang dihuni
suku cerpelai. Di pulau ini kilat menyambar dan membakar pohon.
Sayangngya, suku Indian tidak bias berenang
sampai ke pulau, tapi kelinci dating untuk
membantu mereka. Ia menawarkan diri untuk pergi dan mencuri api itu.
“Aku bisa berlari lebih cepat daripada
mereka,” kata kelinci itu. “Aku akan mencuri api dan cerpelai tidak dapat
menangkapku”.
Lalu kelinci menutupi kepalanya dengan
buah pinus dan berangkat.
Para cerpelai sedang pesta ketika ia
sampai di pulau itu, dan mengundangnya mengikuti
tarian keramat mengelilingi api. Ini memang yang diharapkan kelinci itu! Ketika
menari, ia bergerak semakin dekat ke api, sampai akhirnya buah pinus di
kepalanya terbakar. Lalu ia pun kabur dengan cepat.
Cerpelai segera menyadari mereka tidak
bisa menangkapnya, jadi mereka memanggil roh hujan untuk memadamkan api di
kepala pencuri itu. Roh itu mendengar doa mereka dan menjawab, tapi kelinci itu
bersembunyi di pohon berlubang dan tidak keluar sampai hujan berhenti. Ia kembali
ke perkemahan teman-temannya, suku Indian, dan menyerahkan api pada mereka yang
masih menyala sejak hari itu sampai sekarang.